Namanya Jeon Wonwoo. Dia hanya memperlihatkan senyumannya kepada orang yang disukainya.
Dan kau, sudah bertepuk sebelah tangan padanya selama dua tahun.
.
"Aku ingin mengakhiri hubungan ini."
Kau tidak sengaja mendengar pembicaraan Wonwoo dan Mina, kekasihnya.
Setelah mengucapkan kalimat itu, Mina segera pergi meninggalkan Wonwoo yang msih berdiri mematung ditempat yang sama.
"Sedang apa kau? Menguping?" Tanya Wonwoo tiba-tiba. Ya, dia sudah tau kau berdiri di balik tiang koridor sekolah.
"Eh? Ah tidak.. tadi aku hanya melewat...." Jawabmu gagap. Ia tidak menjawab melainkan hanya menatapmu datar.
Apa dia marah? Kenapa wajahnya datar sekali???? Gumammu.
Tak lama kemudian, tiba-tiba ia mencubit pipimu.
"Hakit woey!"(sakit woy)
"Bodo." Katanya, lalu pergi begitu saja.
.
.
"Bego! Itu kesempatanmu untuk mendekatinya kan?!" Kau mendapat hadiah jitakan dari sohibmu- Seungkwan ketika kau menceritakan masalah kemarin siang.
"Aku tahu, tapi dia kan baru saja putus. Aneh rasanya jika langsung kudekati." Kau menghela nafas berat.
"Hei bodoh, memang mau sampai kapan bertepuk sebelah tangan? Betah banget.."
"Bacot ah,"
"Hei! Itu ada Wonwoo! Sana hampiri" Seungkwan tiba-tiba mendorongmu tepat kearah Wonwoo. Hampir aku menabrak punggungnya.
Sepertinya Wonwoo tidak menyadari bahwa ada kau dibelakangnya. Dia terus melihat kedepan. Karena kau penasaran, kau mengikuti arah pandang Wonwoo.
Mina, mantan kekasihnya sedang berjalan kearah kalian, dan yang membuatmu terkejut ialah,
Yeoja itu... ia merangkul tangan laki-laki dan berjalan dengan mesra.
Gila.. cepet banget ganti cowok? Ujarmu dalam hati.
"Wonwoo, sebaiknya jangan dilihat," Tegurmu sembari menarik kemeja belakang Wonwoo.
Ia tersentak, menyadari ada orang di belakangnya. "(y/n)?"
"Uh... hai?" Sapamu.
Wonwoo tidak menjawab sapaanmu, melainkan ketika Mina dan kekasih barunya mendekat, tanganmu ditarik, dan kau dirangkulnya secara tiba-tiba.
.
.
.
.
.
"Dia sudah memiliki kekasih ya.." Gumamnya ketika sudah di atap.
Setelah berakting menjadi kekasih Wonwoo dan melihat wajah terkejut Mina, kalian segera pergi menuju atap sekolah.
"Wonwoo.."
"Aku menyedihkan ya?"
Puk puk
Kau berjinjit dan menepuk kepalanya untuk menghiburnya.
"(Y/n).."
"Hm?"
"Boleh.. aku memelukmu?"
Mungkin jika keadaannya tidak seperti ini, kau sudah terbang entah ke langit yang keberapa..
"Silahkan." Jawabmu, lalu kau merentangkan tanganmu.
Perlahan, ia merengkuh tubuhmu.
Hening selama beberapa menit. Kau tahu bahwa ia menangis dalam diam.(jadi ngebayangin wonu nangis beneran :'( )
Beberapa saat kemudian ia melepaskan pelukannya.
"Terima kasih,"
"Ya," Jawabmu.
"Ingin pulang bersama?"
.
.
.
Beberapa minggu sejak hari itu, kau pun memutuskan untuk menyatakan perasaanmu padanya.
"Wonwoo... bisa kita bicara sebentar?" Tanyamu hati-hati.
Sebagai jawaban, ia langsung berjalan keluar kelas.
Saat kau hendak menyatakan perasaanmu, Mina datang dan menghampiri kalian-lebih tepatnya Wonwoo.
"Wonwoo-ya.. aku ingin bicara." Katanya.
Dapat kau lihat Wonwoo melirikmu sejenak lalu mengangguk, "Baik, tapi tidak disini."
Mina tersenyum meremehkan kearahmu, dan mengikuti Wonwoo yang sudah berjalan duluan.
Hancur. Itu yang kau rasakan. Tanpa sadar air matamu menetes.
Kau berdiri diam sejenak, lalu menghapus air matamu di pipi.
Ketika kau ingin beranjak dari tempat itu, tanganmu ditahan oleh seseorang.
"Wonwoo?" Ujarmu heran ketika melihat orang yang menahan tanganmu.
"Padahal tadi dia mengajakku balikan.." Ujarnya terputus.
"Lalu kenapa kau tolak?" Tanyamu, berusaha menyembunyikan air matamu.
"Tapi yang ada di kepalaku hanya kamu. Gimana dong?"
Demi mendengar pengakuannya, kamu cengo.
"Maksudmu?" Tanyamu memastikan.
Wonwoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal kemudian menjawab, "Aku sepertinya mulai menyukaimu..." Katanya dengan wajah memerah.
Setelah hening selama beberapa saat, kau pun tertawa. Tertawa lega.
"Hei, apa yang lucu?"
"Ahirnya.. perasaanku selama 2 tahun terbalaskan!!" Serumu, lalu melompat kegirangan.
"Hah? Jadi kau sudah menyukaiku sejak kelas 1 ?!" Ujar Wonwoo tak percaya.
"Iya," Jawabmu.
...
...
"Hahaha! Dasar bodoh!" Wonwoo tertawa. Untuk yang pertama kalinya.
Dan itu adalah tawa yang selalu kau harapkan.
THE END