"Maaf, (y/n). Hubungan kita sampai sini aja ya? Aku... Menyukai orang lain.." Ucapnya dengan nada merasa bersalah.
Aku yang kaget hanya bisa terdiam dan tersenyum, "Baiklah, tapi.. kita masih bisa berteman kan?"
"Iya, aku akan tetap menjadi temanmu, tenang saja."
"Okelah, semoga kau langgeng dengan orang yang kau sukai itu ya, hehe"
"Sekali lagi aku minta maaf (y/n)..."
Aku tersenyum, dan mulai beranjak meninggalkannya.
.
.
.
."(Y/n)! Kau mendengarkanku tidak sih?"
"Ah? Apa? Maaf aku melamun, hehe"
"Uuhhh.. dasar kau, ngapain masih mikirin Samuel yang sudah mencampakkanmu itu sih?"
"Sudahlah Yerin, maklum saja. Samuel itu kan cinta pertamanya, wajar saja kalau dia begitu," bela Mingyu
"Hei, (Y/n). Bagaimana kalau besok kau ikut kami jalan-jalan? Sekalian membantumu untuk melupakan mantanmu itu. Kau mau?" Tawar Mingyu setelah hening beberapa saat.
"Sepertinya tidak. Nanti malah aku menjadi nyamuk lagi untuk yang kesekian kalinya:')" Tolakku.
Yah karena terakhir kali aku diajak mereka jalan-jalan, pada akhirnya aku diacuhkan oleh mereka yang malah bermesraan didepanku.(fyi, Yerin dan Mingyu itu pacaran)
"Kali ini, kujamin tidak akan terulang! Karena aku akan membawa teman mainku. Ayolaahhhh" pintanya.
"Haah.... Terserah kau saja lah." Jawabku pasrah ketika Yerin dan Mingyu menatapku penuh harap.
Dasar mereka ini...
.
.
.
-Esok hari, jam 11 siang-"Hei (Y/n) cepat keluar! Kami sudah di depan rumahmu!" Ucap Mingyu di telepon.
"Lah janjiannya kan jam setengah dua belas?" Jawabku balik sambil melihat jendela. Ah, benar, mereka ada di depan pagar.. tunggu, Mingyu benar-benar membawa temannya?
"Kami percepat, hehe. Sudahlah buruan ganti baju!" Timpal Yerin.
Sebenarnya aku masih penasaran dengan wajah teman Mingyu, tapi wajahnya tertutup masker.. ah sudahlah, nanti juga terlihat.
Aku segera mematikan telepon dan berganti baju. Tentu saja aku sudah mandi.
Ku poles wajahku dengan bedak tipis, dan lipbalm agar bibirku tak kering. Setelah siap aku segera memakai maskerku lalu mengambil tas dan beranjak keluar.
"Maaf sudah menunggu lama.." ujarku lalu naik ke atas motor yang dikendarai oleh Yerin.
"Hei hei! Yerin pergi bersamaku! Kau bisa menumpang ke motor temanku." Mingyu menyuruhku turun dari motor Yerin.
Selang beberapa detik, aku bertatapan dengan teman Mingyu,
"Lee Chan." Ia melepas maskernya, dan mengulurkan tangannya.
"Ah.. (Y/n).." aku pun menyambut uluran tangannya.
"Kau bisa memanggilku Dino," Ujarnya dan tersenyum.Manis....
"Ba-baiklah, Dino. Anu.. bolehkah aku menumpang motormu? Temanmu si dekil ini tidak memperbolehkan ku untuk menumpang bersama temanku.."
"Hei! Siapa yang kau bilang dekil hah?" Ujar Mingyu tidak terima.
"Haha, santai saja. Naiklah," katanya dan meberiku helm.
"Um... Tapi.. apa tidak akan ada yang marah? Pacarmu misal?" Tanyanya ketika aku sudah diatas motor.
Aku pun menggeleng, "Aku tidak punya pacar."