#Vote setelah membaca yaa,,krisar selalu diterima ^^#
Note: bahasa baku dan tidak baku bercampur.
.
.
.
.
.Aku dan Seungkwan sudah bersama sejak tujuh tahun yang lalu, ketika Mama mengenalkan ku pada temannya yang baru saja pindah ke sebelah rumahku.
Dari hari pertama kita saling mengenal, Seungkwan sangat aktif dan terus mengajakku bermain.
Semakin lama aku mengenalnya, semakin banyak pula yang kuketahui tentangnya.
Seungkwan adalah pria yang lucu, aktif, dan selalu bahagia. Dia tahu kapanpun aku sedih, dan dia akan menghiburku dengan leluconnya yang- ah.. aku tidak pernah bosan mendengarnya.
Dia pandai bernyanyi. Suaranya benar-benar merdu. Terkadang, waktu kita menginap bersama, dia suka menyanyikan lagu tidur untukku.
Begitupun paginya, saat aku telat bangun, dia akan membangunkan ku dengan nyanyiannya yang menggelegar. Orang orang rumah sudah maklum. Kadang kesal sih, tapi lama lama aku sudah terbiasa.
Tak jarang pula dia pergi ke rumahku hanya untuk mengambil stok persediaan snackku, lalu ia kembali pulang kerumahnya. Menyebalkan.
.
.
.Left and right left and right rip it rip it~
Telfonku berdering tanda ada telfon masuk.
Seungkwan? Ngapain dia?
"Halo?"
"Hei pemalas! Ayo bangun! Pergi ke rumahku. Seungcheol and the genk sedang di rumahku. Ayo gabung!"
Dih sok Inggris.
"Mager. Pengen tidur."
"Yakin? Mereka membawa banyak sekali makanan loh."
"Ok. Bentar mau mandi."
"Idih. Dipancing makanan baru mau. Udah lah gausah mandi, biasanya juga ga mandi. Langsung kesini saja."
"Yaudah tunggu. Bye"
Tut.
Aku menutup telfon dan segera siap siap. Jika saja tidak dipancing makanan, aku tidak akan datang. Kebetulan lagi lapar sih,
Aku berganti baju dengan T-shirt hitam, dan celana jeans sebetis. Untuk rambut aku mengikatnya menjadi ponytail, yah rambutku agak panjang sih.
Aku memoles bedak tipis dan mengenakan lipbalm. Yah, biar ga kucel kucel amat. Lagipula disana banyak cogan, hehe.
.
.Sesampainya di rumah Seungkwan -yang hanya berjarak lima langkah- aku melihat pintu rumahnya terbuka dan banyak motor yang terparkir.
Aku masuk ke dalam rumahnya, dan menemukan tiga belas kaum Adam yang -ekhem- tidak nampak ada keburiqan di wajahnya.