Januari 2015,
"Kak, bangun!" Alya mendorong-mendorong badan gue yang masih nempel sama guling dan kasur.
"Iyeeee" Gue langsung terbangun tetapi masih menguap dulu di kasur.
"Kenapa sih?" Tanya gue masih setengah sadar.
"Eh Kak, disuruh mama anter aku. Kan aku ada acara di kampus hari ini!" Bilang dia masih dengan mendorong-dorong badan gue.
"Hah acara apaan?"
"Adalah acara kampus gitu...."
"Hoo yaudah kamu nyetir aja sendiri gih.... Udah bisa kan?"
"LAGI MAGER BAWA MOBIL SENDIRI KAK!"
Alya langsung turun ke bawah dan keliatannya mengadu ke nyokap. Kebetulan hari Rabu ini memang sudah memasuki masa-masa libur kuliah. Gue memang tidak ada acara apapun ke kuliah, namun Alya lagi banyak kesibukan mengingat dia jadi panitia acara di jurusan dan fakultasnya. Sambil gue membangunkan diri gue, tiba-tiba terdengar teriakan lantang samar-samar dari lantai bawah.
"RAMA ANTERIN ALYA KE KAMPUS SEKARANG!
Suara yang begitu menggetarkan seisi rumah, siapalagi kalau bukan nyokap. Kalau sabda nyokap sudah berkemundangkan, selesailah.
"Iyaaaa maaa ini cuci muka dulu" seru gue dari kamar mandi.
Setelah semuanya beres meski tanpa mandi dan ganti sempak, gue langsung berangkat anter Alya ke UI pukul 7 pagi. Seperti biasa, jalan tol cukup macet mengingat sudah ada beberapa sekolah yang masuk ke semester genap.
"Terus kamu pulangnya gimana nanti?" Tanya gue sambil setengah sadar
"Gampanglah..." jawab Alya sambil menggambar alis ke cermin kecil di kursinya
"Ohiya kak!" tiba-tiba Alya menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke gue. "Kak Gina masih ngobrol-ngobrol sama kakak?"
"Masihlah dek!"
"Masih sanggup LDR?"
"Well..... sanggup-sanggupin aja"
Jujur itu pertanyaan yang berat. Gina dan gue sempat ragu bulan lalu soal ini. Semakin lama, intensitas chat gue dengannya mulai berkurang. Gue selalu berpikir positif kalau dia sedang sibuk atau dia memang mengurusi Mama Ria. Namun yang namanya intuisi biasanya tidak bisa dibohongi. Meski gue cuek dan kalem, gue adalah orang yang perasa.
Pernah gue melihat di instagram-nya, dia memposting foto berdua dengan cowo bule. Pas gue liat akunnya, cowo tersebut bernama Jason dari Kanada yang juga kuliah di sana. Ganteng orangnya, dan melihat feed IG nya sih keliatan cowo yang cerdas dan classy. Namun selama kami berdua chat atau telfonan, tidak sekalipun gue berani nanya tentang si Jason ini. Gue takut nanti gue terbakar api cemburu.
Gina pun tidak cerita banyak tentang teman-temannya di sana.
"Terus, kamu gimana Al? ada nih sekarang yang deketin?" gue lanjut bertanya kepada Alya
"Adalah! tapi belum deket-deket amat sih dan cowok ganteng gitu. Tapi engga se-fakultas"
"Lah anak mana?" Tanya gue keheranan
"Dia FT kak, kenal lama sih dari jaman aku SMA"
"Hooo siapa namanya?"
"Adalah..."
"Namanya si 'adalah'?"
"Kak....."
Gue hanya tertawa kecil agar suasana tidak garing.
YOU ARE READING
Psycholove
Mystery / ThrillerApabila ada dendam yang disampaikan dalam perasaan kasih sayang, mungkin itu menjadi mengerikan. Alya merasa mendapatkan pasangan yang diimpikan, namun ada dendam yang berdampak pada hubungan mereka. Sayangnya, semua ini menyangkut keluarganya Gina