Dion telah meninggal.
Dia rela meninggal demi menuntaskan dendam yang sudah mendarah daging di dirinya. Satu sisi, dia mungkin merasa akan bertemu dengan ayahnya di alam lain. Di sisi lain, permasalahan ini tidak tuntas.
Bagaimana dengan ayahnya Gina?
Ketika gue dan Reno turun, beberapa polisi pun berjalan berlawanan ke arah gedung. Ada juga beberapa orang yang melihat dan saling berbisik mengetahui siapa gue sambil mengambil gambar menggunakan telfon genggam milik mereka. Tentu beberapa polisi dengan sopan meminta untuk tidak merekam atau mengambil gambar kea rah tempat kejadian perkara, dan juga wajah gue serta Reno dari dekat.
Dari kejauhan, Om Rico dan Om Wahyu berjalan menghampiri kami berdua.
"Sudah tak apa. Paling tidak kamu sukses menyelamatkan Alya. Itu yang lebih penting kan?" kata Om Rico sambil menepuk pundak gue
Gue hanya tersenyum meski gue tahu gue tidak menyembunyikan kesedihan dan kelelahan mental yang melanda diri gue.
Kemudian kami berempat duduk sejenak di halaman luar Batavia Café, namun mendadak penasaran di mana Alya saat ini.
"Eh iya, Alya mana?" tanya gue kepada Om Rico dan Om Wahyu sambil duduk santai dan melepaskan rompi anti peluru ini.
"Dia sedang menuju rumah sakit di Bintaro dengan ambulans milik kepolisian." Jawab Om Wahyu sambil memberikan botol berisi air mineral serta handuk kecil kepada kami berdua.
"Loh kenapa?"
"Dia mengalami dehidrasi dan trauma, jadi sepertinya harus kita bawa ke rumah sakit."
Gue hanya bisa mengangguk pelan sambil meneguk air mineral tersebut.
Benar-benar melelahkan.
"Ram,tolong bilang ke Gina kalau semua masalah ini biar saya yang tanggung. Jangan sampai dia kepikiran dan merasa bersalah." Kata Reno sambil duduk santai dan mengelap wajahnya yang penuh dengan keringat.
"Siap."
Otak gue masih butuh beberapa menit untuk bisa menerima kenyataan bahwa ada yang tega membunuh dirinya sendiri di depan mata gue.
Shit really happens
"Kamu udah boleh pulang kok, nanti dianterin sama anak buahnya Pak Bambang ke rumah ya." Kata Om Rico
Gue pun langsung berdiri, tidak sabar untuk segera pulang.
"Baik om, terima kasih sekali ya." gue sekalian pamit dan menyalami Om Rico serta Om Wahyu, yang tentu saja masih harus menyelesaikan berkas-berkas untuk mencari titik terangnya.
Reno kemudian juga ikut berdiri dan mendorong kursinya ke belakang.
"Ikut saya juga kan?" tanya gue ke Reno
"Tidak, saya di sini bersama mereka dulu." Kata Reno dengan cara bicara yang karismatik
"Lho kenapa?"
Reno hanya tersenyum kecil.
"Banyak yang anda tidak ketahui tentang kasus ini Ram. Ini adalah satu persepuluh dari keseluruhan cerita. Maafkan saya kalau membuat anda harus terlibat. Ini di luar dugaan kami...."
Dugaan kami?
"Maksudnya?"
Reno kemudian mengambil sesuatu dari balik celananya, dan memperlihatkan sesuatu.
YOU ARE READING
Psycholove
Mystery / ThrillerApabila ada dendam yang disampaikan dalam perasaan kasih sayang, mungkin itu menjadi mengerikan. Alya merasa mendapatkan pasangan yang diimpikan, namun ada dendam yang berdampak pada hubungan mereka. Sayangnya, semua ini menyangkut keluarganya Gina