"Telfon sekarang gih Reno." Kata Om Bambang yang sudah siap mendengarkan percakapan Reno, gue , dan Dion lewat telfon.
Sudah tiga puluh menit berlalu, semua timnya Om Bambang sudah berada di sekitar kami semua. Ada yang siap mencatat, ada yang siap merekam pembicaraan, ada yang mencoba melacak GPS di mana lokasi Dion saat ini.
Reno langsung mengambil handphone-nya, mencari kontak Dion, dan segera menelfonnya.
"Jangan lupa di-speaker." Kata gue berbisik ke dia.
"Oh iya." Dia langsung mencari menu loud speaker agar kita semua bisa mendengarkan.
Tuuut.. tuuuut..
"Halo?" Suara Dion langsung muncul dari speaker handphone-nya Reno
"Dion? Ini gue Reno"
"Oh ya Ren, kenapa?"
"Lo dimana?"
"Di lokasi yang waktu itu Ren."
"Hoo bagus. Gimana Alya?" Reno sambil mengecek dan melirik ke belakang apakah salah satu anak buahnya bisa mendapatkan lokasi yang mereka harapkan melalui GPS.
"Masih, sampai gue bisa nemuin si kakaknya." Jawab Dion dengan nada tegas dan penuh kekejian.
"Hooo, nah kebetulan nih ada yang mau ngomong sama lo."
"Siapa?"
Kemudian gantian gue yang harus berbicara ke Dion. Gue sebenarnya deg-degan setengah mati karena bingung mau bicara apa.
Konsentrasi gue harus dijaga agar tidak cepat emosi
"Kalem aja oke." Kata Reno sambil nepuk pundak gue.
Dan pembicaraan paling menegangkan dalam sejarah hidup gue pun dimulai
"Halo?" gue menyapa Dion duluan
"Halo. Ini siapa?"
"Ayo tebak ini siapa..." gue mencoba bermain-main dengan Dion, yang tentu Reno langsung melihat gue keheranan.
"Gatau. Ini siapa?"
"Cupu."
Rasanya sangat mengasyikan bisa merendahkan derajat orang dengan satu kata saja, apalagi kalau orang ini sudah bertindak di luar batas.
Reno hanya bisa menggelengkan kepala dan tersenyum kecil. Begitu juga dengan Om Bambang, namun beliau memberikan isyarat untuk tetap fokus dan kembali serius.
"Anjing lo! Siapa sih lo?" Emosi dia sepertinya mulai meledak
"Alaaah payah lo!"
"WOY LO GABISA MAIN-MAIN SAMA GUE YA!"
Gue hanya tertawa kecil. Om Bambang cuma kasih jempol gue sambil mengangguk kecil. Reno malah memberikan jari telunjuk di depan bibirnya dan juga memberikan kode untuk tetap tenang
"Nih, gue adalah orang yang lo incar detik ini.."
"Ohhhhhh ternyata si Mas Rama. Gimana rasanya kebahagiaan lo direnggut? Gimana hah?!"
"Mau lo apa sih? Apa salah Alya?"
"Salah Alya?! Lo mau tau salah Alya dan salahnya lo? Kalian deket sama cewek yang bapaknya bunuh ayah gue! Kesalahan mahal itu membuat Gina harus melihat lo dan Alya mati ditangan gue! Atau kalau mau lo berdua selamat, serahin Gina ke gue!"
YOU ARE READING
Psycholove
Mystery / ThrillerApabila ada dendam yang disampaikan dalam perasaan kasih sayang, mungkin itu menjadi mengerikan. Alya merasa mendapatkan pasangan yang diimpikan, namun ada dendam yang berdampak pada hubungan mereka. Sayangnya, semua ini menyangkut keluarganya Gina