04: Aneh

540 149 237
                                    

"Jangan ngaco deh lu Niel." timpal Guanlin tidak setuju dengan pendapat Daniel.

Daniel mengeryitkan dahi nya. "Terus? Yang kita liat di depan kita ini apa?" gumam Daniel lagi. Kedua matanya beralih melirik Jihoon.

"Ya Jihoon lah, masa bopak sih." sahut Woojin pelan.

Jihoon menghela nafas panjang, dia berdiri lalu melangkah menuju koper nya, tangan kiri nya memegang koper tersebut. "Yaudah kalo kalian masih belum bisa nerima gua, gak apa-apa kok." ujar Jihoon pelan, tatapan nya sayu.

Perasaan nya kecewa karena tidak ada satu pun dari mereka yang mencegat nya seolah mereka memang menginginkan Jihoon pergi.

"Apa yang bisa bikin kita semua percaya sama lu?" kata Daehwi tiba-tiba. Jihoon melirik Daehwi lalu dia mengeleng pelan. "Gak ada." jawab Jihoon langsung. Dia merasa putus asa sekarang.

"Kalo pun gua kasih penjelasan, kalian tetap gak akan percaya sama gua. Jadi lebih baik gua pergi aja dari sini." timpal Jihoon lagi sambil menunduk, tidak kuat dengan tatapan yang mereka semua berikan.

Jinyoung menaikkan sebelah alis nya sambil menatap sinis Jihoon. "Yaudah sana lu pergi." ucap Jinyoung acuh, Jihoon mendorong koper nya.

Ketika dia melangkah menuju ke ambang pintu, suara milik Jisung tiba-tiba menghentikan nya.

"Jihoon, tunggu." ucap Jisung pelan.

Mereka spontan melirik Jisung dengan tatapan bingung. Jisung berdiri lalu menghampiri Jihoon di ambang pintu.

Jisung menatap sorot mata Jihoon yang sangat sendu. "Lu mau kemana?"

Jihoon tak menjawab nya dia hanya menunduk.

"Gua percaya sama lu. Lu bukan Jihoon yang kemarin." kata Jisung dengan senyuman yang menghiasi wajah nya.

"Lu bisa tinggal sama kita. Sekarang lu bawa koper lu ke dalem okey?" perintah Jisung yang di jawab anggukan oleh Jihoon. Jihoon sedikit senang sekarang, setidaknya ada satu orang yang mempercayai dia.

"Hyun, lu bantu Jihoon ya." kata Jisung pada Minhyun. Minhyun menoleh ragu lalu dia mengangguk pelan.

"Siniin koper lu Hoon." kata Minhyun yang ingin membawakan koper Jihoon.

"Jisung lu apa-apaan sih!? Kok semudah ini lu ngeijinin dia tinggal bareng kita? Kalo terjadi apa-apa lagi gimana!?" teriak Sungwoon jengkel. Alis nya mengkerut, kedua mata memerah menatap Jisung yang begitu mempercayai perkataan Jihoon yang bisa saja bohong.

"Udah lah Woon. Kita kan sudah mengecek nya kan? Kedua tanda itu gak ada. Setidaknya kita hargain dulu kedatangan Jihoon, kasian dia jauh-jauh dari Canada." tutur Jisung pelan. Dia sama sekali tidak terbawa emosi sekarang.

Tiba-tiba Guanlin tersenyum rendah. "Dan ngebiarin biang masalah datang lagi?" sarkas Guanlin.

"Hyung mau kalau satu per satu kita mati karena dia mau balas dendam sama kita?" lanjut Guanlin yang di angguki oleh Woojin.

"Kalo dia sampe tinggal lagi sama kita. Lebih baik gua balik aja ke rumah emak gua." tambah Woojin juga.

Tetapi Jisung tidak mengubris ocehan dari mereka. Dia yakin jika ini bukan Jihoon kemarin.

"Kalo sampe terjadi apa-apa setelah dia tinggal bareng kita, gua gak mau tanggung jawab!" kata Sungwoon memperingati dengan nada suara sedikit berteriak, dia berdiri setelah itu dia melangkah pergi dari ruang tamu.

Satu per satu dari mereka juga melangkah pergi dari ruang tamu meninggalkan, Jisung, Minhyun, Daehwi, Daniel dan Jihoon yang masih berdiam tak bersuara.

[2] ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang