14: Them

139 32 19
                                    

"GUANLIN?! LU KENAPAA?!!" pekik Jisung heboh sekaligus panik.

"G-gua gak tau..." Guanlin mendesis nyeri. "Tadi tuh gua mau ngambil sepatu disana.." Guanlin menunjuk ke arah atas lemari.

Guanlin kembali meringis. "Pas gua naik ke atas kasur... g-gua kaget karena ngeliat ada cewek duduk disana.. karena itu gua gak sengaja jatuhin kotak sepatu itu dan ngenai bibir gua.."

Mereka semua bungkam.

Sedikit tidak masuk akal.

"Tapi kenapa luka di bibir lu sampe gitu amat?! Kalo kena kotak sepatu palingan lecet dikit!" seru Daniel.

"Nah itu..." timpal Guanlin.

"Udah, udah, jangan panik. Yang lain tolong ambilan kotak P3K. Kita obatin luka bibir Guanlin dulu." titah Minhyun.

Jinyoung dan Sungwoon bergegas pergi. Mereka berdua mencari kotak tersebut. Ketika sudah menemukan kotak itu, mereka berdua kembali ke atas.

Daehwi sudah mengambilkan air bersih dan kain untuk membersihkan luka Guanlin.

"Guan, tahan, ya?" ujar Minhyun sebelum mengelap darah di bibir Guanlin.

"A–ah! Sa-sakit!" desis Guanlin.

Guanlin mencengkram kasur karena menahan rasa sakit sekaligus nyeri pada bibirnya.

"Kok bisa sampe bengkak segininya, sih?" jengah Minhyun.

"Parah banget gak? Kalo iya, mendingan kita bawa ke rumah sakit aja." ujar Sungwoon cemas. "Takut kenapa-napa."

"Kita liat aja nanti, kalo makin parah kita bawa Guanlin ke rumah sakit." sahut Jisung.

"Oke."





-

"AWASSS! ADA LACUR MAU LEWATT! HAHAHAHA."

"Gak usah pasang muka sedih lu anjing! Kita gak akan luluh dengan muka jelek lu itu! Hahaha."

Salah satu dari mereka dengan sengaja melemparkan bekas kaleng ke arah orang yang sedang mereka olok-olok.

"Dirayu dikit aja langsung open! Dasar murahan! AHAHAHAHA."

"Betul, tuh. Kayaknya temen gua harus berterima kasih sama gua karena gua udah berhasil ngebujuk nih orang untuk open ke dia. HAHAHAHA."

"Kira-kira, lu masih open gak? Kalo iya, gua mau booking, nih! HAHAHAHA."

-

Dug!

Daniel terbangun dari mimpinya dengan keringat yang bercucuran di sekitar dahinya.

Daniel menetralkan deru nafasnya seraya mengerjap beberapa kali untuk mengembalikan kesadarannya.

"Kenapa..." desis Daniel nyaris tak bersuara.

Kedua telapak tangannya menjadi basah karena gugup sekaligus takut.

Detak jantungnya berdegub dengan cepat seiring dengan berputarnya memori kelam yang tidak ingin Daniel ingat lagi.

Tok! Tok!

Suara ketukan itu membuat Daniel menoleh dengan kaget.

"Siapa?" tanya Daniel dari dalam.

"Ini gua, Jinyoung."

[2] ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang