12

7 0 0
                                    

Hari ini, adik Fira yang bernama Naya sedang berulang tahun. Ulang tahunnya yang ke-13 tahun. Fira sudah merencanakan pesta kecil-kecilan​ untuk adiknya itu. Rencana yang ia susun berdua bersama sang ibunda.

Mulai dari pagi saat bangun tidur tadi Fira dan ibunya tidak menegur Naya sedikitpun. Memang begitu rencananya, seharian ini Naya harus merasa benar-benar diacuhkan. Ibu dan kakaknya seakan lupa dengan hari berharganya itu. Tapi, ia salah. Itu hanya sebuah skenario.

Kok pada diam semua sih? Gak biasanya kayak gini. Ibu dan kakak... Apa jangan-jangan ibu dan kakak masih marah ya sama aku karena aku telat pulang kemaren? Memang sih, aku udah buat kakak menunggu lama dan membuat ibu cemas karena lupa memberi kabar.

Aku kan udah minta maaf. Dan mereka bilang, mereka juga udah maafin aku kok. Tapi kok masih diam begini? Sepertinya mereka masih kesal padaku. Hm.

Padahal ini ulang tahunku, hari berhargaku. Masa iya harus kulalui dengan rasa tidak nyaman begini? Dimana kata orang-orang bahwa ulang tahun itu spesial dan menyenangkan?

Begitulah gumaman seorang Naya. Saat di meja makan ia hanya bergumam seorang diri. Karena ibu dan kakaknya itu lebih memilih diam kali ini. Tanpa ia sadari ibu dan kakaknya itu saling melirikkan mata dan tersenyum singkat. Rencana pertama selesai. Saatnya rencana berikut.

Setelah sarapan, dua kakak beradik itu menyalami ibunya sebelum berangkat ke sekolah. Setelah mengucapkan salam, mereka berlalu meninggalkan ibu mereka.

Via langsung bersiap-siap​ berkerja. Pagi ini ia harus berangkat lebih awal agar nanti bisa pulang lebih awal juga. Karena​ nanti, ia harus membuat kue dan mempersiapkan segala sesuatu yang tercatat di kepalanya.

Sungguh beruntung mereka, disaat mereka hidup tanpa sosok seorang ayah dan suami. Mereka masih bisa hidup dengan berkecukupan. Tuhan tidak menyia-nyiakan usaha mereka.

Via, seorang wanita nan tangguh. Demi putri-putrinya ia rela berjuang sekuat tenaga. Dengan menjadi asisten pedagang di pasar, Via bisa mengumpulkan rupiah untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya.

***

Saat bel istirahat, teman-teman​ sekelas Naya mengucapakan selamat ulang tahun padanya. Rasa sedih Naya sedikit terobati. Tapi ia tetap kecewa, karena keluarganya tidak mengingat hari jadinya itu. Justru teman-teman sekelasnya yang ingat.

Seperti biasa, saat jam istirahat Naya pergi ke perpus sekolah. Disana ia akan membaca buku dan bercerita dengan kakaknya. Yah, itung-itung untuk refleksi sejenak karena lelah belajar.

Naya melangkahkan kakinya memasuki perpustakaan. Sunyi, itulah yang didapatkan. Karena memang didalam perpustakaan kita dilarang untuk berisik bukan?

Naya celingak-celinguk mencari kakaknya, Fira. Tapi tumben Fira tidak ada. Kemana Fira?

Loh, kok kakak gak ada sih? Biasanya juga dia yang duluan sampai. Oh, mungkin kakak lambat keluar. Yaudah, aku tunggu dulu aja.

Naya mulai menjelajahi setiap rak untuk mencari buku yang menarik sebagai sumber ilmunya. Biasanya ia lebih membaca komik atau buku cerita anak-anak dan cerita daerah. Tapi kali ini ia merasa tertarik dengan sebuah novel remaja berjudul 'First Love'.

Naya mengambil buku itu dan membawanya ke meja untuk membaca isinya. Sambil menunggu Fira juga tentunya.

Tak terasa waktu empat puluh menit berlalu cepat, dan bel pun berbunyi. Itu pertanda semua siswa harus kembali ke kelasnya, termasuk juga Naya. Ia harus balik ke kelas sekarang.

Pain of Fira (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang