BAB 1

6.9K 244 1
                                    

Angela POV

Kurasakan kasur yang aku tiduri bergerak. Aku bisa merasakan seseorang duduk didekatku.

"Baby girl... bangun. Kamu harus sekolah". Lalu suara merdu itu mengalun indah memasuki telingaku. Bukanya membuatku bangun tetapi malah membuatku semakin nyenyak dalam tidurku. Lalu kurasakan sebuah usapan lembut dipuncak kepalaku.

"Bangun baby, nanti kamu telat". Aku menepis tangannya yang masih mengelus puncak kepalaku. Seakan tak menyerah tangan besar itu kembali mengelus puncak kepalaku.

"Lima menit lagi, oke". Aku menjawab dengan mata tertutup. Jangan salahkan aku, salahkanlah mata ini yang seperti ada lem nya. Salahkan juga PR Fisika yang membuatku begadang untuk menyelesaikan nya.

"Bangun sekarang, atau aku gak akan ngerjain PR kamu lagi". Mendengar kata katanya, aku langsung membuka mataku. Jengkel rasanya mendengar kata katanya. Dan Ketika aku membuka mataku, yang kulihat hanyalah wajah tampanya yang seolah tidak mempunyai dosa itu tengah tersenyum lembut padaku, dan aku balas dengan sinis.

"Well, Ian. Aku bahkan ngerjain PR Fisika aku sampai dini hari sendirian tanpa kamu". Jawabku sinis tanpa menatapnya. Ku dengar Ian Menghela nafas.

"Maafin aku, oke. Tadi malem ada kerjaan di kantor yang gak bisa aku tinggal sayang". Ian menjelaskan alasan kenapa dia pulang terlambat tadi malam dan tidak bisa mengerjakan PR ku. Tatapan nya begitu menusuk tapi lembut di saat yang bersamaan. Matanya adalah salah satu yang aku suka selain lesung pipinya. Jika aku sedang tidak kesal padanya, sudah bisa dipastikan aku sudah mencium kedua matanya yang indah itu.

"Hemm.. Sekarang pergilah, aku mau mandi". Setalah mengatakan itu pada Ian, aku lalu beranjak dari tempat tidurku yang seolah memiliki magnet yang kuat untuk manarik ku kembali dan bergelung nyaman di dalam selimut hangat itu. Kulirik Ian dari ekor mataku ketika aku berjalan menuju kamar mandi, Ian terlihat pasrah ketika aku marah padanya.

"Aku tunggu di meja makan, sayang". Kata Ian, sebelum aku benar benar menutup pintu kamar mandi ku.

🍂🍂🍂

Bryan POV

Aku menunggu gadisku dengan tidak sabar. Ini sudah lewat dari 20 menit. Apakah semua wanita menghabiskan waktu selama ini hanya untuk mandi dan berdandan?

"Aku mau selai coklat" suara Angela yang sudah duduk disampingku dengan selembar roti dipiringnya menyentak ku dari lamunanku. Aku mendesah lega, karna aku tau dia tak lagi marah padaku.

"Aku mau selai coklat, Ian". Ulangnya lagi dengan suara gemas karna aku tak kunjung memberikan apa yang dia mau.
Tanpa berpikir lama dan semakin membuat gadisku marah padaku, aku mengambil piring nya dan mengoleskan selai coklat kesukaan nya pada roti itu. Itu adalah salah satu dari sekian banyak kebiasaaan yang sering dia lakukan saat bersama ku. Aku suka dia bergantung padaku

"Makanlah". Kuberikan piring dan roti itu padanya. Dan dengan semangatnya dia melahap roti dengan selai coklat itu. Melihatnya seperti itu membuatku tersenyum. Beruntung sekali aku memiliki nya.

"Aku berangkat, Rossie sudah menungguku didepan". Dia terlihat terburu buru. Dia bahkan tidak menghabiskan rotinya

"Habiskan dulu rotimu". Dia tak menggubris perkataanku, menyempatkan mengecup Pipiku. Lalu beranjak dari ruang makan.

"Angela, ingat. Jangan dekat dekat dengan lelaki yang ada di sekolah". Kataku sambil menahan sebelah tanganya sebelum dia benar benar pergi. Dia kemudian tersenyum.

"Tenang saja Bryan". Jawabnya seraya tersenyum. Senyum tulus yang begitu menenangkan. Dia tau, Ketika aku menyebut namanya bukan dengan panggilan sayangku, itu artinya aku tengah serius. Aku balas tersenyum padanya, dan tak lupa mengecup bibir merahnya singkat. Setelah itu aku biarkan dia untuk pergi ke sekolah. Meninggalkan aku yang berdiri diruang makan seorang diri.

"Angela ku. Milik ku".










Menerima Kritik dan saran yang membagun :)

30 Juni 2018

Angela Aurora [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang