BAB 6.2

2.8K 97 0
                                    

Typo bertebaran, awas !!!

Flashback On

Tepat ketika usia Bryan menginjak 10 tahun, kedua orang tuanya mengalami kecelakaan tragis hingga merenggut nyawa kedua nya. Membuat Bryan kecil kehilangan pusat dunia nya. Dan semenjak itu, semua orang yang dekat dengan Bryan seolah tak mengenali Bryan lagi.

Dia berubah. Menjadi pendiam, dingin, tak tersentuh, dan tempramental, semua perkataan nya harus dan wajib dituruti. Bryan benar benar menarik dirinya dari dunia luar dan hanya akan berdiam diri dirumah. Tidak pernah lagi keluar untuk bermain dengan anak anak di kompleks mereka saat sore hari tiba.

Bahkan sang kakek Joseph Jasper pun -yang merupakan satu satunya keluarga yang dimiliki Bryan- kehabisan akal untuk mengembalikan cucunya agar seperti dulu. Kakek Bryan. Joseph. maklum dengan segala perubahan yang ditunjukkan Bryan. Diusia nya yang masih kecil, yang masih membutuhkan bimbingan dari kedua orang tuanya, Bryan justru harus kehilangan orang tua nya. Tidak memiliki kakak ataupun adik. Dan hanya memiliki dirinya. Tetapi ini sudah lewat lima tahun. Bryan sudah menginjak umur 15 tahun. Tetapi tak ada tanda tanda Bryan akan kembali menghangat, justru kini semakin mendingin.

Hingga di suatu pagi, sang kakek berusaha mengajak Bryan untuk keluar rumah. Dia akan mengajak Bryan ke sebuah panti asuhan untuk mendonasikan sebagian harta kekayaan nya. Dan sang kakek berharap kali ini dia beruntung. Tidak di tolak seperti biasanya. Walaupun Bryan beberapa kali mau ia ajak pergi keluar rumah. Tetapi lebih banyak penolakan yang ia dapat. Melangkahkan kakinya ke arah ruang tamu untuk menghampiri Bryan.

“Bryan, ayo ikut kakek.” Bryan yang sedang menatap kosong televisi didepan nya yang sedang menyiarkan film kartun kesukaan nya pun menolehkan kepalanya ke arah sang kakek yang berdiri di belakang tempat Bryan duduk. Menatap sang kakek tanpa minat.

“Kemana?” Bahkan dengan Kakeknya pun Bryan berbicara singkat bahkan terkesan dingin. Dulu Bryan bukanlah seseorang yang irit berbicara. Selalu terlihat antusias ketika berbicara dengan siapapun. Sekali lagi, itu dulu!

“Kakek akan mengunjungi sebuah Panti Asuhan.” Jawab Kakek Jo pada Bryan sambil mengelus puncak kepala Bryan sayang. Jauh dilubuk hatinya Kakek Jo pun sedih juga miris melihat cucu kesayangan nya seperti ini. Jika dia bisa membangkitkan Menantu beserta anak nya untuk hidup kembali, maka akan ia lakukan agar cucunya kembali menjadi dirinya yang dulu.

“Kali ini kakek tidak menerima penolakan. Kau harus ikut kakek. Kakek merindukan bisa pergi denganmu Bryan.” Kakek Jo tidak memberikan kesempatan pada cucunya itu untuk menjawab. Karna dia sudah tau jawaban nya dengan hanya melihat raut wajah Bryan yang sama sekali tanpa minat mendengar ajakan nya.

Mendengar itu Bryan menghela nafas pasrah. Menganggukkan kepalanya dengan malas, lalu beranjak pergi menuju kamarnya di lantai atas untuk berganti pakaian. Dan kakek Jo tersenyum melihat Bryan mau menuruti permintaan nya walau dengan wajah tak ikhlas nya.

5 menit kakek Jo menunggu Bryan berganti pakaian. Dan kakek Jo segera bangkit dari duduknya begitu melihat Bryan menuruni anak tangga menuju ketempatnya sekarang berdiri.

“Sudah?” tanya kakek Jo pada Bryan untuk memastikan. Dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Bryan. Membuat kakek Jo meringis.

“Tuan, mobil nya sudah siap.” Bryan dan Kakek Jo menoleh pada Stuart yang merupakan supir pribadi Kakek Jo. Stuart membungkuk kan badanya memberi hormat pada tuan nya dan juga cucu tuan nya.

“Ayo kita berangkat!” mendengar seruan kakeknya, Bryan bergegas menuju mobil yang sudah terpakir tepat di depan pintu utama Mansion nya. Tidak memperdulikan kakenya yang masih tertinggal di belakang dan hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan cucu nya.

Angela Aurora [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang