BAB 5

3.2K 123 0
                                    

Hati hati, typo !!!

Dini hari masih berada dipelukan Bryan, Aurora terbangun karena merasakan kehadiran Angela yang seharian ini tidak dirasakannya.
Aurora melepaskan lilitan tangan Bryan pada perutnya tanpa membangunkan nya. Lalu beranjak kekamar mandi.
Berdiri didepan cermin yang ada di dalam kamar mandi, menatap dirinya sendiri didalam cermin.

"Kau bisa kembali menguasai tubuh ini Angela. Dan aku akan beristirahat. Aku lelah. Bryan benar benar membuat emosi ku meladak seharian ini." Aurora berkata sambil terus menatap cermin didepan nya. Selanjutnya, Aurora memejamkan mata. Membiarkan Angela mengambil alih. Menggantikan posisi Aurora.

Satu menit berikutnya Angela membuka matanya. Ya, Angel kembali menguasi tubuh ini. Sedikit terhuyung, Angel mencengkram pinggiran wastafel. Merasakan pusing dikepalanya.
Menatap kembali ke cermin, Ia merasakan Aurora tengah menyeringai padanya.

"Apa yang kau lakukan selama kau menguasai tubuh ini Rora?" tanya Angela sambil memicingkan matanya ke cermin.

Kau ingat perempuan jalang yang ada di kantor Bryan?

Angel mengernyitkan dahinya, mencoba mengingat. "Ya, aku mengingatnya Rora." Aurora bisa merasakan kesedihan di dalam suara Angel. Aurora mendesah.

Well, kau tidak usah bersedih lagi Angel. Aku sudah menyingkirkan wanita itu. Namanya Christina.

Angel bisa merasakan Aurora tertawa di sana. Disudut tergelapnya. Sedang duduk dengan melipat kedua tanganya didada.

"Apa yang kau lakukan padanya, Rora?" Angel terlihat begitu penasaran, walaupun ia tau pasti bahwa apa yang dilakukan Aurora pada Christina bukanlah sesuatu yang baik. Angel merasakan Aurora tersenyum kemenangan.

Tentu saja aku memberinya pelajaran. Mengingatkan nya tentang siapa dirinya dan posisinya. Ah ya, dan aku memberikan nya sebuah tamparan. Aku keren kan!!!

Angel meringis medengar penuturan Aurora, dan membayangkan Christina mendapatkan sebuah tamparan dari Aurora tiba tiba saja membuat perutnya mulas. Pasti sakit!

"Haruskah kau menamparnya Rora?" tanya Angel, masih dengan wajah meringisnya. Mengusap pipinya sendiri, seolah dia juga mendapatkan tamparan maut dari Aurora. Well, tidak ada yang meragukan betapa dasyat nya tamparan seorang Aurora!!

Dia menginginkan Bryan Angela!! Dia juga berani menyebutku jalang. Apa kau pikir aku akan diam saja?!

Angel bisa merasakan tatapan tajam Aurora yang ditujukan padanya.
"Kalau begitu, Christina memang pantas mendapatkan itu." kali ini Angel setuju dengan tindakan Aurora. Siapa wanita itu hingga berani merebut Bryan darinya dan menyebutnya jalang?!

Sudahlah, aku ingin beristirahat.

"Baiklah, aku akan kembali tidur. Aku menyayangi mu Rora." dan pernyataan Angel pun hanya dibalas dengan deheman oleh Aurora.

••••••

Angela POV

Aku turun menuju ruang makan dengan aku yang sudah berseragam bersiap untuk menuntut ilmu disekolah.

"Pagi Ian." aku menyapanya sambil mengecup pipi sebelah kanan Bryan. ketika memasuki ruang makan aku mendapati dia sudah siap dengan setelan kantornya duduk sambil memegang roti.

"Pagi sayang. Duduklah dan makan." aku menuruti perintah Bryan, duduk dengan tenang disebelah nya. Didepan ku sudah ada piring dengan roti berselai kacang diatasnya.

"Makanlah sayang." Bryan kembali berkata ketika aku tak kunjung memakan roti yang sudah tersedia di depan ku. Aku tidak menurutinya, lalu mendorong piring didepanku. Menjauh dariku. Kulihat kening Bryan mengerut.
Aku tersenyum melihatnya.

"Sejak kapan aku suka selai kacang, Ian?" bukan nya menjawab pertanyaanku Bryan justru malah memeluk ku sambil mencium keningku beberapa kali.

"Oh Angela sayang, aku merindukanmu. aku pikir ini Aurora. Karna itu aku menyiapkan mu roti dengan selai kacang." aku merasakan Aurora tersenyum dikegelapan. Aku bahagia dengan segala perhatian yang Bryan berikan padaku maupun Aurora. Dia tau bahwa Aurora menyuka selai kacang sedangkan aku menyukai selai cokelat.

"Sejak kapan kau kembali menguasai tubuh ini Angel?" tanya Bryan melirik ku. Kedua tangan nya sedang sibuk membuat ulang roti dengan selai cokelat. Padahal aku bisa membuatnya sendiri. Tapi yeah, Bryan adalah Bryan. Tidak ingin ditentang.

"Sejak semalam. Tepatnya ketika aku tiba tiba terbangun dini hari dipelukan mu." setelah mengatakan itu, aku melahap dengan semangat roti dengan selai cokelatku. Ohh, sudahkan aku mengatakan betapa aku menyukai selai cokelat?!

"Aurora memintaku untuk menggantikan nya karna dia bilang dia lelah dan ingin istirahat." lanjutku ketika aku melihat isyarat yang Bryan berikan padaku untuk melanjutkan penjelasanku.

"Ya, sudah pasti dia lelah. Selama dia menguasai tubuhmu dia tidak ada hentinya membuat masalah dan bertengkar denganku." aku tersenyum mendengar perkataan Bryan.
"Kau pantas mendapatkan itu Ian." jawabku. Tersenyum kemenangan, melihat betapa frustasinya dia menghadapi Aurora.

"Yeah, maafkan aku sayang." Bryan berkata sambil mengecup punggung tanganku. Sebenarnya aku sudah tidak marah pada Bryan, karna toh Aurora sudah membalas Bryan.

"Apa saja yang dilakukan Rora hingga kau sangat frustasi seperti itu, Ian?" tanya ku sambil mengelus rahang tegas milik Bryan. Bryan memejamkan mata, menikmati sentuhan tanganku dirahangnya.

"Dia membakar apartemenku." Bryan berkata dengan bibir mengerucut lucu. Dia sedang kesal rupanya. Dan jujur aku cukup terkejut dengan apa yang Bryan katakan. Wow, Aurora!! Kau yang terhebat! Batinku.

Yes I am!!!

Aku tersenyum mendengar jawaban Aurora yang tentu saja hanya aku yang bisa mendengarnya. Aku merasakan Aurora menyeringai dikegelapan.

"Jadi kau lebih peduli dengan apartemenmu dibandingkan Aurora, Ian?" tanya ku sambil mengangkat alisku sebelah.

"Demi Tuhan, tidak sayang. Tentu saja aku lebih merasa kawatir pada Aurora. Aku bisa membeli 10 apartemen dalam 1 hari jika aku mau Angel. Aku hanya tidak ingin kehilangan kalian. Aku bahkan merasa nyaris mati saat pihak apartemen memberi tahu kalau apartemenku terbakar. Karna aku berfikir Aurora terjebak disana sayang." Bryan terlihat tersiksa saat mengatakan nya. Oh Bryan ku!!

"Kau tahu Ian, aku sangat mencintaimu." kataku lalu mengecup singkat bibirnya. Dan wajah nya langsung berbinar bahagia. Aku bahagia karna akulah alasan nya bahagia.

"Kau pasti tau aku begitu mencintai dan memuja kalian kan." ya aku sangat tau dia mencintai kami. Aku juga selalu melihat tatapan memujanya yang ditujukan untuk ku. Well, untuk kalian para wanita yang berusaha merebut Bryan dariku, usaha kalian akan sia sia karna dia hanya mencintai diriku seorang.

"Ya, aku tau Ian." aku memberikan nya sebuah kecupan lagi untuknya karna membuatku bahagia di pagi hari.
"Aku harus berangkat." aku melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tanganku sebelah kiri. Saat nya bersekolah!! Batinku berteriak.

Aku beranjak dari kursi makanku, lalu melangkah meninggal kan ruang makan.
"Bye Ian." teriak ku pada Bryan sambil melambaikan tanganku padanya. Kulihat dia masih duduk di ruang makan menghadap padaku.
"Hati-hati sayang." Bryan berkata sambil melambaikan tanganya padaku. Tak lupa dengan senyumnya yang teramat manis itu. Aku rasa ini akan menjadi hari yang baik untuk ku.






TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak ya :) terimakasih

Angela Aurora [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang