Awas typo!
Bryan tak langsung membawa Aurora pulang ke rumah, tetapi ke perusahaan nya. Membuat Aurora mengernyitkan kening, tidak biasanya Bryan membawa nya ke kantor.
"Kenapa kita ke kantormu?". Tanya Aurora, ketika mobil yang ditumpangi nya memasuki area perkantoran.
"Mengambil beberapa berkas, sayang". Jawab Bryan, tersenyum lembut sambil mengelus puncak kepala Aurora sayang.
Mereka berdua kemudian keluar dari dalam mobil. Bryan kembali memasang wajah dingin nya. Bergandengan tangan, berjalan beriringan memasuki gedung megah milik Bryan.
Seluruh karyawan menatap pasangan itu penuh minat. Walaupun ini bukan pertama kalinya bagi Angel menginjak kan kaki di perusahaan Bryan. Menatap penuh ingin tau kepada Angel yang mampu meluluh kan hati CEO mereka yang dingin itu. Seluruh karyawan yang mereka lewati menunduk hormat. Dan di balas anggukan singkat oleh Bryan.Ting...
Suara lift terbuka, Aurora dan Bryan lalu masuk ke lift kusus untuk Bryan.
"Ian, kenapa mereka ngeliatin aku kayak gitu?". Tanya Aurora. Membuka perbincangan di dalam lift yang sunyi. Ya di isi hanya mereka berdua.Bukannya menjawab, Bryan malah mencium genggaman tangan mereka berdua yang masih saling bertaut.
"Karna kamu cantik". Jawab Bryan lalu mencuri satu ciuman dari pipi Aurora. Membuat Aurora mendengus.
"Jangan cium cium". Kata Aurora. Membuat Bryan tertawa kecil."Kayaknya susah banget ya, bikin pipi kamu ini memerah karna ciuman aku. Kalo Angela pasti udah ada semu merahnya". Kata Bryan, sambil mengelus pipi mulus Aurora. Dan ditepis oleh Aurora.
"Aku Aurora, bukan Angel. Kita satu tubuh, tapi kita punya sifat yang beda". Jawab Aurora kesal.
Mendengar jawaban Aurora, Bryan kemudian memeluk tubuh Aurora. Membuat Aurora tenggelam dalam kehangatan dada bidang Bryan.
"Iya, aku tau kok kamu Aurora. Itu gak masalah buat aku. Aku sayang dan cinta sama kalian berdua. Gak peduli seperti apa sifat kalian". Jelas Bryan, di akhiri memberi kecupan di puncak kepala Aurora.
"Makasih Ian, I love you". Aurora tersenyum bahagia di dekapan hangat Bryan setelah mengatakan itu.
"I love you too, sayang". Balas Bryan.Ting...
Lift terbuka, Bryan dan Aurora keluar dan menuju ke ruangan Bryan.
"Duduk sayang". Suruh Bryan pada Aurora. Aurora lalu duduk, menyamankan diri nya di sofa empuk didalam ruangan Bryan. Sedangkan Bryan sudah berkutat mencari berkas yang dia butuh di laci meja nya.
"Ian, Kakek kapan pulang?". Tanya Aurora. Tiba tiba teringat kakeknya. Kakek Bryan."Lusa kakek pulang sayang". Jawab Bryan sambil terus mencari berkasnya.
"Jangan lama lama Ian. Aku udah ngantuk". Kata Aurora sembari menguap, lalu membaringkan tubuh nya di sofa sambil menunggu Bryan."Sayang ayo pulang, berkas aku udah ketemu". Merasa heran karna tak mendapatkan jawaban, Bryan mendekati sofa dan mendapati Aurora yang tengah tertidur.
Kesempatan itu tak di sia siakan, Bryan lalu berjongkok didekat sofa untuk menyamakan tingginya dengan Aurora yang tengah tertidur lalu menciumi seluruh wajah Aurora. Membuat Aurora mengerang risih.Membuka mata, Aurora melihat Bryan tengah tersenyum hangat padanya. Aurora ikut tersenyum.
"Angel... ". Bryan berkata dengan tangan kanan nya mengelus dahi Angel dan tangan kirinya memegang berkas yang dia cari tadi.
"Aurora lagi tidur". Jawab Angel, Bryan terkekeh mendengar ucapan Angel.
"Ya udah, ayo pulang". Ajak Bryan, mengulurkan tangan kanan nya pada Angel, dan disambut dengan senang hati oleh Angel. Lalu mereka berjalan beriringan keluar kantor, lalu pulang.🍂🍂🍂
Bryan memasuki kamar Angela tanpa mengetuk pintu. Bryan tidak menemukan Angel, tetapi dia mendengar suara gemericik air di kamar mandi.
Sambil menunggu Angel mandi, Bryan merebahkan tubuhnya di kasur milik Angel. Mencium aroma khas Angel dibantal yang dia pakai, membuatnya tanpa sadar mulai menyelami dunia mimpi."Ian... Bangun". Angel mengelus rahang Bryan yang mulai ditumbuhi bulu bulu yang terasa tajam ditangan nya. Angel akan mengingatkan Bryan untuk bercukur nanti.
"Ian, bangun". Angel menciumi pipi Bryan, karna Bryan tak kunjung bangun dari tidurnya.
Bryan mulai terusik dalam tidurnya, membuka mata, Bryan melihat wajah Angel yang begitu dekat dengan nya. Lalu menarik tengkuk Angel, dan menyatukan bibirnya dengan bibir Angel. Saling melumat, saling mencecap. Ketika pasokan oksigen terasa semakin menipis, Bryan melepaskan pagutan nya. Tersenyum kecil ketika melihat bibir Angel yang sedikit bengkak dan mengkilat.
"Makan Malam, sayang". Kata Bryan sambil menggenggam tangan Angel, mengajaknya menuju ruang makan.Begitu mereka sampai diruang makan, Bryan dan Angel duduk berdampingan. Bryan lalu mengambilkan Angel nasi dan lauk pauk ke piring Angel.
"Ian, aku bisa melakukan nya sendiri. Dan bukan kah seharusnya aku yang melakukan itu untuk mu?". Ucap Angel dengan sebal."Aku tidak masalah melakukan nya untuk mu, sayang". Jawab Bryan, membuat Angel mendengus namun juga ada perasaan hangat yang menyusup ke hati nya.
"Well, siapa yang memasak kali ini?". Tanya Angel dengan heran, ketika melihat ada tomat di makanan kesukaan nya. Semua pelayan tau Angel tidak menyukai tomat.
"Pelayan!". Suara tinggi Bryan membuat pelayan yang memasak hari ini tergopoh gopoh memasuki ruang makan."Iya tuan". Pelayan itu hanya bisa menunduk ketakutan, melihat wajah dingin tuan nya.
"Apa kau tidak membaca peraturan dalam memasak di rumah ini? ". Perkataan Bryan membuat Angel mendelik kan matanya pada Bryan. Tetapi tak di anggap oleh Bryan.
"Membaca tuan". Jawab pelayan itu dengan suara ketakutan.
"Kenapa ada tomat disini, hah!" sentak Bryan, membuat pelayan itu semakin menunduk kan kepala nya. Angel memutar bola matanya jengah."Maaf tuan". Pelayan itu hanya bisa meminta maaf pada tuan nya atas kesalahan yang menurutnya sepele itu, tapi tidak untuk tuan nya.
"Jangan sampai terulang" Kata Bryan, sambil mengibaskan tanganya. Mengusir pelayan itu. Tergesa gesa pelayan itu pergi dari hadapan tuan nya."Kau keterlaluan, Ian". Angel membuka pembicaraan, setelah pelayan tidak beruntung tadi pergi. Siapa yang ingin menghadapi Bryan, dalam kondisi marah? Tidak ada.
Bryan hanya mengangkat bahu nya acuh. "Aku membayarnya bukan untuk melakukan kesalahan, sayang". Jawab Bryan dengan enteng. Yang di balas Angel dengan tatapan tajam nya."Oke, fine. Aku gak bakal gitu lagi". Kata Bryan menyerah, mendapat tatapan seperti itu. Tidak ingin gadisnya marah.
"Kemana Bibi Maria?" tanya Angel, sambil mulai memakan makan malamnya. Bibi Maria adalah Kepala Pelayan dirumah Bryan.
Bryan dengan sigap memakan setiap tomat yang Angel singkirkan dipiringnya.
"Sedang cuti, menemani anaknya yang baru melahirkan". Jawab Bryan.
"Makan Ian". Perintah Angel, pada Bryan yang belum juga memakan makan malam nya, dan fokus pada tomat tomat yang Angel singkirkan.
"Oke, baby girl". Jawab Bryan, ketika tomat tomat yang ada dipiring Angel sudah habis di makan olehnya.Kritik dan Saranya :) terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Angela Aurora [On Hold]
General FictionBryan Jasper. seorang CEO di perusahaan milik keluarganya sendiri. Berumur 25 tahun, kaya raya yang kekayaan nya tidak akan habis bahkan sampai sepuluh turunan sekalipun. Tampan. Dingin kepada siapapun dan hanya akan bersikap hangat kepada gadisnya...