BAB 2

6K 207 4
                                    

Maaf jika ada typo!

Angela POV

Bruukk...

Didepan ku, Ada seorang siswi yang jatuh tepat di depan kaki ku. Di lorong sekolahan. Menghentikan langkah ku dan kedua sahabatku menuju ke kelas. Aku melihat ke bawah, dan siswi yang aku tak tau namanya juga tengah melihat ke atas, ke mataku dengan wajah memohon. Memohon pertolongan. Sepertinya dia adik kelas dan juga korban bullying.

"Bangunlah". Aku mengulurkan tanganku kepadanya dan langsung disambutnya dengan binar bahagia.

"Tolongin aku kak". Dia berkata dengan wajah yang nyaris menangis sambil mengatupkan kedua tangan nya didepan wajahnya. Memohon.

"Tolongin aja Nat". Rossie. Salah satu sahabatku berbisik ditelingaku. Rossie terbiasa memanggilku dengan 'Nat' mengambil dari nama belakangku. Karna katanya itu lebih mudah di ucapkan ketimbang memanggilku dengan Angela.

"Di bully sama siapa kamu?". Tanya ku pada adik kelas ku yang ku tau namanya bella dari name tag di baju seragam nya yang sempat ku lihat sekilas tadi.

"Sama Kak Leo, kak". Jawabnya masih dengan wajah ketakutan.

"Terus di mana Leo nya?". Aku melihat ke belakang Bella tapi tak kulihat sosok Leo. Si brandalan sekolah ini. Orang yang paling di takuti oleh adik kelas. Karna Leo suka membully adik adik kelas. Tak perduli itu laki laki atau perempuan.

"Dia masih dibelakang kak, tadi aku kabur kesini. Karna aku terlalu kenceng larinya, aku kesandung kaki ku sendiri tadi". Jelasnya dan aku hanya ber Oh ria. Sampai terdengar celetukan si Biang Onar Leo.

"Hai Angel, hai Rossie". Sapa Leo dengan wajah tanpa dosa nya itu.

"Gak usah sok sok an nyapa lo". Kata Rossie dengan ketusnya.

"Lo apain nih adik kelas, hah!? ". Mendengar perkataanku dia langsung merubah wajahnya menjadi serius dan angkuh. Oke, seperti nya masalah ini akan menjadi serius

"Gue tadi suruh dia ngerjain PR Fisika gue, karna gue denger dia orang paling pinter dikelas nya. Eh, tapi dia malah gak mau.  Trus gue juga palak uang saku nya. Dia juga gak mau kasih. Ya gue kesel lah. Kenapa Angel, apa lo mau bela in dia?  Lo mau jadi pahlawan di depan nih bocah?". Perkataan Leo langsung membuatku mendidih, ditambah dia berkata dengan wajah angkuh nya. Dia pikir dia ini siapa.

Biarkan aku yang ngambil alih tubuh ini Angel. Dan akan ku beri pelajaran Leo...

aku memejamkan mataku mendengar bisikan itu. Baiklah sepertinya akan ku biarkan Dia yang memberi pelajaran kepada Leo.

Membuka mata, lalu aku memberikan senyum tersinis ku.

"Hati - hati Leo". Kata Rossie sambil tersenyum meremehkan.

"Rasain nih". Tanpa aba aba, aku langsung melayangkan tinjuku ke wajah Leo, yang sialan nya harus ku akui memang tampan. Tetapi Bryan ku lebih tampan dari nya.
Darah segar langsung keluar dari hidungnya. Bella dan beberapa murid yang kebetulan ada di lorong sekolah menjerit melihat tindakan ku. Wajah mereka lucu saat kaget. Kulihat Rossie tertawa terbahak bahak melihat Leo yang terjungkal ke belakang karna kaget dengan seranganku.

"Rasain lo Leo. Lo salah milih lawan kali ini. Hahaha". Rossie berkata sambil memberikan tatapan merendahkan pada Leo. Yang ku dengar hanyalah ringisan Leo.

"sekali lagi lo nge bully adik kelas. Habis lo sama gue". Kata ku sambil menunjuk dirinya yang tengah menahan sakit.

"Ayo Ross, kita ke kelas. Andrew udah nunggu kita". Ajak ku sambil menyeretnya menuju kelas karna Andrew. Sahabatku yang lain, tengah menunggu ku dan Rossie. Dan dibalas anggukan oleh Rossie dan kita berjalan beriringan, membelah kerumuman para murid yang melihat aksi ku tadi.

"Gue bakalan bilangin lo ke BP, Angel". Teriak Leo, karna aku mulai menjauh dari nya.

"Gue tunggu lo di ruang BP". Ku balas dengan teriakan pula.

"Ross, gue ketoilet bentar ya. Lo duluan aja. Andrew udah nunggu soalnya". Kata ku pada Rossie, ketika kita sampai dipersimpangan jalan. Ke kiri itu ke toilet, sedang lurus itu menuju kelas ku.

"Oke, Aurora". Mendengar perkataan Rossie, aku lalu menatap nya sambil tersenyum.

"Kok lo tau kalo gue bukan Angel?". Tanyaku pada Rossie.

"Angela mana bisa nonjok orang kayak gitu.. ". Jawabnya sambil terkekeh. Sahabatku ini memang sangat mengenalku dan beruntungnya dia menerima kondisiku ini.

"Gue duluan ya Rora" kata Rossie sambil melambaikan tangan padaku. Kemudia aku masuk ke toilet, untuk Angela mengambil alih tubuh ini. Karna aku butuh ketenangan.

🍂🍂🍂

Bryan POV

"Kali ini apalagi yang dilakukan gadis nakal itu". Gerutuku sambil terus berjalan menuju ruang BP. Ya, tadi guru BP menelfon ku untuk datang ke sekolah Angel. Karna sekarang aku menjadi wali nya, menggantikan Kakek yang sedang berada di luar negeri.

"selamat siang, Bu". Sapa ku tanpa senyuman, ketika aku sudah duduk didepan guru BP yang ku tau namanya Bu Melani. Kulihat guru ini terpesona pada ketampanan ku. Well, aku memang tampan.

Kualihkan pandanganku ke arah gadisku yang tengah duduk tepat disamping ku dengan wajah memberengut kesal dan tertunduk.

"Selamat siang Pak Bryan, bapak saya panggil kesini karna Angel telah melakukan kekerasan pada teman laki laki nya Pak". Jelas Bu Melani padaku. Aku lalu menyipitkan mataku pada Angel yang dia balas dengan dengusan.

"Saya selaku wali Angel meminta maaf untuk itu Bu Melani. Tapi saya yakin Angel melakukan itu karna ada alasan nya". Belaku dengan nada dingin. Setelah tadi aku sempat melihat seorang lelaki tengah duduk di sofa yang disediakan diruangan itu yang letaknya di belakang ku dan  Angel sambil menahan risingin karna hidungnya memar.

"Memang benar Pak, Angel melakukan itu ada alasanya. Tapi tetap saja itu tidak benar". Jawab Bu Melani, rahangku mengeras mendengar nya menyalahkan Angel ku.

"Saya melakukan itu karna Leo sudah membully adik kelas, Bu. Masak iya saya diam saja. Kasihan adik kelas Bu". Kali ini Angel yang menjawab. Mungkin orang lain berfikir itu Angel. Tapi aku tau dia adalah Aurora.
Sisi lain dari Angel.

"Ya sudah Angel, lain kali jangan lakukan ini lagi ya. Dan ibuk juga sudah memberikan hukuman untuk Leo. Kamu tidak ibu berikan hukuman".

Setelah Bu Melani berkata seperti itu aku dan Aurora berjalan keluar ruangan. Dan aku menyempatkan untuk memberikan tatapan bengisku untuk laki laki kurang ajar itu, yang tengah duduk lemas di sofa ruangan Bu Melani.

Aku membawa Aurora ke parkiran mobil dan mengajaknya untuk pulang kerumah kami. Karna memang saat aku datang kesekolah ini, jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah.

"Tumben Angel gak gantiin posisi kamu. Masalah kan udah selesai". Kataku heran, ketika kami sudah berada di dalam mobil. Di parkirana sekolah.
Biasanya ketika masalah yang mereka -Angel Aurora- hadapi sudah selesai biasanya Aurora akan membiarkan Angel menguasai tubuh itu lagi.

"Aku tadi udah coba, tapi Angel gak mau karna dia takut kamu bakal marah marah". Aurora menjelaskan, dan kubalas dengan senyum miringku.

"Jelas aku marah sama kalian berdua. Kenapa kalian berdua gak bisa berhenti bikin gara gara hah!". Semburku dengan nada tinggi dan Aurora hanya memejamkan matanya mendengar suaraku yang tinggi. Amarahku meluap, setelah tadi ku tahan ketika berada di ruang BP.

Aku lalu menariknya kepangkuanku. Walaupun ada setir mobil tapi itu tidak membuatku kesulitan. Lalu ku peluk Aurora. Mencium bibirnya dengan rakus dan di balas dengan sama rakusnya oleh Aurora. Setelah kurasa pasokan oksigen kami menipis, kulepas tautan bibir kami. Karna posisinya yang berada di pangkuanku, membuatnya lebih tinggi dari pada diriku. Dia menunduk menatapku.

"Berhenti bikin aku kawatir, oke". Mohonku pada Aurora sambil mengusap bibirnya yang mengkilap karna ciuman kami tadi.
Dan di balas anggukan oleh nya, dan itu cukup membuatku puas. Walau aku tau dia tak akan pernah berhenti membuatku kawatir.



























Kritik dan Saran nya ditunggu :)
30 Juni 2018

Angela Aurora [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang