BAB 4.4

3.3K 125 0
                                    

Awas typo !!!

Bryan POV

Menghembuskan nafas lelah, aku kembali duduk di sofa ruang tamu sambil memijit dahiku, setelah Aurora pergi ke kamarnya.
Aku tau ini pasti terjadi, Aurora tidak mungkin tidak membuat onar. Walaupun aku ikut andil dalam kemarahan nya. Aku benar benar hampir terkena serangan jantung ketika tadi pihak apartemen mengabari jika apartemenku kebakaran.

Dan di dalam apartemen sendiri dalam kondisi banyak sekali pecahan pecahan barang.
Pihak apartemen sempat akan memanggil polisi karna mereka mengira ini adalah kasus perampokan. Tapi aku melarang mereka melakukan itu. Tak perlu perfikir dua kali untuk tau siapa pelakunya, karna pelakunya sudah pasti Aurora. Siapa lagi?

Jika sampai pihak apartemen memanggil polisi, maka Aurora pasti akan jadi tersangkanya. Dan aku tidak akan segan segan membunuh siapa saja yang telah membuat Aurora masuk penjara. Dengan tanganku sendiri.

Bukan karna apartemen ku terbakar yang membuatku nyaris terkena serangan jantung, aku terlalu khawatir jika Aurora masih di dalam apartemen dan terjebak didalamnya. Dan untuk masalah apartemen aku bisa membeli lagi nanti, uangku tidak akan habis hanya untuk membeli sebuah apartemen. Ingat ! Aku ini orang kaya!.

"Ian, apa Aurora baik baik saja?" tanya kakek yang tak kusadari sudah duduk di sampingku. Aku menoleh ke Kakek, lalu menghela nafas lelah.

"Ya, cucumu itu baik baik saja Kek. Dia ada dikamarnya sekarang." jawabku.
"Kau harus bisa mengontrol Aurora, Ian. Aku tidak ingin Aurora atau pun Angela terluka." kata kakek, sambil menepuk nepuk pundak ku, seolah mentransfer energinya ke tubuh lelahku. Lelah memikirkan gadisku.
"Aku lebih tidak ingin Dia terluka Kek." jawabku.

"Lalu bagaimana dengan wanita yang tadi datang ke kantormu." pertanyaan Kakek yang membahas wanita jalang itu membuat amarahku lagi lagi ingin meledak. Andai saja wanita tak tau di untung itu tidak datang, Gadisku tidak akan murka.

"Aku akan menghancurkan nya." jawab ku enteng tanpa beban. Dan Kakek ku hanya tersenyum tipis. Kakek selalu mendukung ku.
"Aku akan ke kamarnya Kek." setelah mengatakan hal itu, aku beranjak menuju lantai 2. Kamar Gadisku.

•••••

Tanpa mengetuk pintu, Bryan melangkahkan kakinya memasuki teritorial gadisnya.
Bryan mengernyitkan keningnya ketika tidak melihat Aurora, tetapi kernyitan di keningnya langsung hilang begitu terdengar suara pintu terbuka dari arah walk in closet.

"What the hell." Bryan yang tiba tiba mengumpat membuat Aurora sadar bahwa Bryan ada di kamarnya saat ini.
"Kenapa kau mengumpat, Ian?" tanya Aurora santai. Berdiri didepan cermin riasnya sedangkan Bryan tepat berada di belakangnya. Aurora memoleskan lisptik merah darah dibibir indah nya. Pembalasan Aurora berikutnya!!

"Apa maksud mu memakai pakaian yang kekurangan bahan seperti itu sayang?" tanya Bryan sedikit menggeram, menahan emosinya. Pasalnya saat ini Aurora tengah menggunakan celana jeans navy ketat, dan atasan berwarna merah tanpa lengan. Atasan itu bahkan hanya mencapai bawah dada Aurora, memperlihatkan sebagian besar perut rata dan mulus milik Aurora.

Bryan semakin geram. Well, Bryan mengakui Aurora terlihat sangat cantik dan sexy. Tapi Bryan tidak akan membagi kecantikan dan kesexyan Aurora pada siapapun. Semua yang ada di diri Aurora milik Bryan. Hanya Bryan.

Aurora menyeringai mendengar perkataan Bryan. Membalikkan badan menghadap Bryan, setelah selesai dengan lisptik nya. Berjalan mendekati Bryan dengan senyum mengejeknya. Lalu mengalungkan kedua tangan nya ke leher Bryan, mempertipis jarak keduan nya.

"Apa kah aku terlihat cantik dan sexy Ian?" bisik Aurora di telinga Bryan. bukan nya menjawab pertanyaan Aurora, Bryan malah menghempaskan kedua tangan Aurora yang berada di lengannya.
"Apa kau waras Aurora? Memakai baju seterbuka ini. Yang benar saja." suara Bryan sedikit meninggi kali ini. Dan Aurora malah tersenyum manis, seolah kata kata yang di ucapkan Bryan adalah kata kata rayuan yang romantis.

Angela Aurora [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang