Holaaaaaaa :D aku kembaliii guys !!!
"Duduk dan diam. Oke." Perintah Bryan pada Angel, sambil mengelus lembut kepala gadis yang sangat disayanginya itu. Tak lupa memberikan sebuah kecupan kecil disana. Angel yang diperlakukan seperti itu tentu saja senang. Terbukti dengan pipi nya yang memerah.
Dengan gugup Angel mengangguk mengiyakan perintah Bryan, sambil menyamankan duduknya di sofa ruangan Bryan. Ya, saat ini mereka berdua tengah berada di kantor Bryan.
"Kau masih saja bersemu saat Ian memperlakukanmu seperti itu? Menjijikkan"
Suara itu membuat rona merah dipipi Angel sedikit demi sedikit memudar. Digantikan oleh lipatan yang terbentuk beberapa garis didahi cantik gadis itu. Oh, jangan lupakan wajah kesalnya. Diam kau Rora, batin Angel.
"Kenapa dengan wajahmu?" tanya Bryan sambil mengelus lembut dahi Angel yang berlipat, berharap lipatan itu dapat menghilang hanya dengan usapan lembut darinya.
"Tak apa Ian." Jawab Angel, memberikan senyum manisnya pada Bryan. "Dan mulailah bekerja. Lihat, pekerjaanmu sudah seperti gunung." Tunjuk Angel pada setumpuk kertas yang terlihat menggunung dimeja kerja Bryan.
"Ya, itu semua karna kalian berdua sering membuat ulah akhir akhir ini. Dan membuatku mau tak mau mengabaikan pekerjaanku." Jawab Bryan dengan santainya. Tersenyum miring sambil berjalan menuju meja kebesaran nya.
Angel menatap tajam Bryan, tau maksud dari kata kata Bryan yang menekankan kata pada kalimat kalian berdua. "Jadi kau menyalahkan aku dan Aurora, Ian?" tanya Angel dengan alis terangkat satu. Merasa tidak terima dengan kalimat Bryan tadi. Well, jangan salahkan dia ataupun Aurora jika sampai mereka berbuat ulah. Jangan membangunkan singa betina yang sedang tidur!
"Nope. Tapi aku mencintai kalian. Sangat." Jawaban Bryan membuat Angel tersenyum miring. Tau jika Bryan tidak akan pernah berani untuk benar benar menyalahkan nya.
"Dia terlalu mencintai kita, Angel."
"Aku tau Ian." Senyum kemenangan terbit dibibir merah Angel. Juga membenarkan kata kata Aurora. Betapa beruntung nya dia sangat dicintai oleh Bryan.
Beranjak dari tempat duduknya, Angel melangkah mendekati meja Bryan. Sampai disamping Bryan, Angel sedikit membungkukkan badan nya. Lalu mengecup lama pipi kanan Bryan. "Kami juga sangat mencintaimu Ian." Angel memberikan senyum termanisnya pada Bryan.
"Dan aku akan turun sebentar, membeli sarapan di cafe seberang jalan. Oke?" sebenarnya tanpa harus meminta izin pada Bryan pun Ia akan tetap pergi. Tapi karena suasana hatinya dan Bryan sedang sangat baik sekarang, maka Ia tidak ingin merusaknya dengan perdebatan mereka. Yang bisa dipastikan akan berakhir dengan tidak baik.
"Dengan Rudolf atau tidak sama sekali?" tawaran yang Bryan lontarkan membuat Angel cemberut. Dia bukan anak kecil lagi, Yang kemana mana harus ditemani seorang pengawal. Menyebalkan !!
"Whatever." Kata Angel seraya mengibaskan tangan nya. Tak habis fikir dengan tingkah laku Bryan. Lalu melenggang pergi begitu saja keluar dari ruangam Bryan.
Braakkk !!!
Suara pintu tertutup dengan kasarnya. Siapa lagi jika bukan Angel yang tengah kesal. Bryan hanya dapat menghela nafas, melihat kekesalan Angel. Mau bagaimana lagi, salahkan lah sifat posesif yang ada dalam dirinya.
"Temani Nonamu!" perintah Bryan ditelfon pada Rudolf. Tanpa basa basi. Dan tanpa mengindahkan sopan santun langsung menutup sambungan telfon nya pada Rudolf. Well, disini Dia Bos nya.
••••••
"Menyebalkan. Aku ini sudah besar. Bukan anak kecil lagi." Angel terus saja menggerutu meski ia telah duduk di kursi cafe bersama Rudolf yang duduk dengan tenang didepan nya. Tak lupa sambil sesekali menyesap kopi yang telah dipesan nya.
"Heiii, kau bisa lihat sendiri kan. Aku ini sudah besar?" tanya Angel pada Rudolf sambil menyereput jus melon kesukaan nya. Rudolf yang mendengar pertanyaan Nona nya hanya bisa tersenyum. Sudah besar pun jika orangnya secantik Nona nya ini, pasti tetap akan tetap dikawal, batin Rudolf.
"Jawab aku Rudolf. Kau ini malah tersenyum seperti itu." Wajah cantik Angel semakin tertekuk sebal karna tak mendapat jawaban dari pengawalnya.
"Ya Nona, tapi Anda harus tetap dijaga." Angel memandang sini Rudolf ketika mendengar jawaban Rudolf yg seperti itu.
"Sama saja." Gumam Angel, yang masih bisa didengar oleh Rudolf. Well, Rudolf ini pria bertelinga tajam. Salah satu dari sekian banyak kelebihan nya, sehingga ia ditunjuk Bryan sebagai pengawal Angel juga sebagai orang kepercayaan Bryan tentunya. Rudolf tersenyum kecil mendengar gumaman Angel.
Saat Angel asyik fokus dengan minumanya, tak lupa dengan wajah sedikit cemberutnya ia melihat Bryan masuk kedalam cafe ini. Berjalan dengan gagahnya sambil matanya mencari Angel. Dan ketika menemukan apa yang ia cari, Bryan tersenyum.
Bryan menuju meja Angel dan Rudolf, begitu sampai Bryan berdiri disisi Angel. Menepuk nepuk pelan puncak kepala Angel, lalu mengecupnya. "Sayang." Panggil Bryan. Tanpa disuruh atau menerima kode dari Bos nya, Rudolf menyingkir dengan sendirinya. Memberikan waktu pada Tuan nya berdua dengan Nona nya.
"Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Bryan setelah duduk ditempat duduk yang Rudolf pakai tadi. Mengelus lembut pipi Angel. Mencoba menghilangkan wajah masam Angel.
"Tanyakan pada dirimu." Angel menjawab ketus, mendengus, lalu meminum minuman nya lagi hingga tandas.
"Oke, maaf kan aku sayang." Bryan mengangkat kedua tangan nya menyerah. Tidak mau bertengkar dengan gadisnya. Dan Angel hanya melirik sinis Bryan.
"Kita jalan jalan? Kepantai mungkin?" bujuk Bryan, masih mencoba menghilangkan kekesalan Angel padanya. Angel tampak menimang nimang terlihat dari ekspresi berfikirnya. Bryan sangat tahu Angel tidak akan menolak, dia tahu seperti apa maniaknya gadisnya itu pada Pantai.
"Oke, kita kepantai." Bryan tersenyum mendengar jawaban Angel. Mengambil sebelah tangan Angel, lalu mengecupnya.
"Tapi nt sore, tidak sekarang. Oke." Angel mengangguk mengiyakan. Yes! Dia akan kepantai, batin Angel bersorak senang. Angel juga bisa merasakan kesenangan Aurora disana.
"Good girl." Bryan mengacak lembut puncak kepala Angel. Well, dia berhasil meluluhkan Angel.TBC:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angela Aurora [On Hold]
General FictionBryan Jasper. seorang CEO di perusahaan milik keluarganya sendiri. Berumur 25 tahun, kaya raya yang kekayaan nya tidak akan habis bahkan sampai sepuluh turunan sekalipun. Tampan. Dingin kepada siapapun dan hanya akan bersikap hangat kepada gadisnya...