20

98 10 0
                                    

"Rindu namun gengsi seakan menghambatku untuk sekedar menanyakan kabarmu, namun
Sangkin rindunya gengsi itu luntur seketika"
.
.
.
~DIA~

Kak Bram setelah mendengar kejadian tadi di kantin langsung melabrak kak Luna

"Lo apai Wulan?"katanya tegas

"Gue gakapapai sayang, dia ajah yang lemah, dia gak kenapa-napa kok"balas kak Luna dengan menggoda

Jengah dengan sikap kak Luna, kak Bram ingin sekali memusnahkan wanita ini, namun tetap saja ia lelaki sejati, tak akan melakukan kekerasan kepada wanita

"Sekali lagi gue bilangin yah, jauhi Wulan kalo lo gak mau hidup lo hancur"kata kak Bram dengan penuh penekanan lalu mendorong badan kak Luna kasar

Kak Bram pun langsung berjalan keluar, emosinya menggebu ia memutuskan tak mengikuti pelajaran saat itu

Kak Bram berjalan menuju lapangan basket, entah apa yang menuntunnya ke tempat itu, namun disitu kak Bram menemukan Wulan sedang memainkan bola basket

"Dapat darimana bolanya?"tanya kak Bram

"Astaga"kaget Wulan

"Bisa gak sih kak datang gak bikin gue spot jantung? Aku kira tadi pak Wisnu

kak Bram menaikkan sebelah alisnya "emang kenapa kalo pak Wisnu

"Aku minjem bolanya gak dari bapak itu, tadi aku nemu disini"

"Ohh"jawab kak Bram

"Kok kakak diluar?"tanya Wulan sambil memasukkan bola

"Yeah masuk"teriak Wulan

"Lo dah jago main basket Lan? Lagi males ajah belajar"

"Gak kok biasa ajah, masuk gih ntar kakak ketinggalan, udah kelas 3 berubah napa?"

"Berubah jadi apa jadi superman? Batman? Spiderman? Atau yang lainnya?"

"Iss kak aku serius, sekarang kakak masuk gih"kata Wulan sambi mendorong kak Bram dari belakang

"Stop Wulan, saya gak mau"kata kak Bram ia pun menahan sekuat tenaga dorongan Wulan

"Kamu sendiri kenapa diluar?"tanya kak Bram balik

"Ah anu..emm..

"Udah gak usah dijawab,pasti dikeluarinkan?"tebak kak Bram

"Hm iyah kak"

"Bolos aja yok?"

"Bolos ogah, aku ini siswa teladan eh masak iya bolos, gak mau ah"tolak Wulan

"Ahk iyah yah, yaudah gue aja"kata kak Bram dan langsung mendapat cekalan dari Wulan

Wulan pun langsung menggenggam tangan kak Bram begitu erat, takut nantinya kak Bram benaran kabur. Wulan pun menarik kak Bram untuk duduk di bangku panjang dekat lapangan basket, tempat biasa mereka

"Gak mau dilepas nih?"tanya kak Bram sambil melirik tangannya yang masih digenggam

"Gak bakalan, kalo kakak ntar kabur gimana?"

"Gak bakalan"jawab kak Bram sambil mengacak rambut Wulan dengan sebelah tangan lainnya

Mendapat respon seperti itu Wulan pun melepas pegangannya dari kak Bram, ia merasa malu saat ini.

Entah begitu terbawa suasana, sedari tadi ada yang memperhatikan mereka dengan wajah kesal tepatnya Glen, ia baru saja kembali dari toilet namun sudah mendapat pemandangan yang menyakitkan hatinya

DIA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang