Enam

140 11 0
                                    

Wulan bingung kenapa ia jadi sampe kepikiran gini kemana ilangnya si Glen,soalnya semalam mereka baru saja lari pagi bersama.Gak tau apa yang terjadi gara-gara Wulan menghayal,sesuatu mendarat di pundaknya

"Woi sakit"teriak Wulan tersadar

Semuanya tertawa melihat Wulan kecuali Andin sebangku Wulan yang kini menunjukkan wajah prihatinnya

"Mampus"kata Wulan pelan sambil membekap mulutnya

"WulanDari ambil penghapus itu kesini"kata pak killer dengan setiap penekanan disetiap katanya

"Em..e.. ma..maaf pak"kata Wulan sambil berjalan menghadap pak killer

"Heh apa? Kamu pikir saya mau dengar! Sekarang keluar dari sini! Masuk setelah jam saya berakhir alias waktu pulang"kata pak killer garang

"Si bapak sok gaul"desis Wulan pelan

"Ta..tapi..pak"

"Keluar atau.."

Wulan pun langsung berlari keluar.Ia tau apa yang akan dikatakan bapak itu nantinya.Pastinya sebuah ancaman untuk nilai Fisika

"Apes gue mah"gerutu Wulan sambil menendang kaleng minuman yang ada di depannya

Setelah menendang tanpa rasa berdosa sedikitpun,Wulan duduk di bangku panjang di dekat lapangan basket

"Loh yang nendang?"tanya seseorang dari belakang Wulan

"Ehh..eng.. "kata Wulan kaget

"Mati gue kenapa kak Bram bisa kenak" batin Wulan ketakutan

"Gak tuh"jawab Wulan bohong

Dia tersenyum miring sambil meremukkan kaleng yang ada di tangannya dan terus mempelototi Wulan

"Masih gak ngaku"katanya sinis

"Sial nih orang pinter amat mojokin gue.Untung gue.."gerutu Wulan dalam hati

"Woy gue ngomong di jawab dong"katanya naik satu oktaf

"Dasar kejam"kata Wulan pelan

"Apa?Apa loh bilang? Kalo ngomong kuat"katanya sambil mencekal tangan Wulan

"Ehh enggak kak maksud aku itu..Aku yang nendang gak sengaja atuh"jawab Wulan dengan wajah tak bersalah

"Trus gue peduli? "kata kak Bram tersenyum miring

"Yaudah kalo gitu lepasin tanganku"jawab Wulan sambil menarik tangannya dan menggoyang-goyangkan kakinya untuk  mengurangi rasa jantungnya yang berdegub kencang

"Iss lo cewek apaan sih resek banget"

"Ih sih kakak mah! Aku yah aku cewek biasa yang pernah suka sama kakak"jawab Wulan nyengir

"Gak tau malu loh!"desisnya

"Ngapain malu aku makek baju kok"jawab Wulan lagi dengan entengnya

"Iss untung loh cewek"Kata kak Bram melotot dan ingin pergi meninggalkan Wulan.Namun secepatnya Wulan mencekal tangan kak Bram

"Jangan pergi"kata Wulan memohon

Dia pun melirik Wulam. Entah apa yang merasuki kak Bram yang begitu dingin menjadi duduk disamping Wulan

"Eehh"kataWulan terkejut sambil berdiri dan duduk kembali di bangku itu.

Wulan pun ditemani oleh kak Bram selama masa hukuman,walaupun kak Bram hanya berdiam diri sambil memainkan game yang ada di hpnya. Wulan merasa begitu bahagia dengan kak Bram yang cueknya berlebihan namun bisa seperhatian ini.

DIA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang