"Setelah kepergianmu akankah aku bisa bertahan? Akankah semuanya terasa sama setelah kau pergi? Sungguh sulit melepasmu"
.
.
.
~DIA~Setelah beberapa menit berlalu, Glen meregangkan pelukannya
"Gue harus pergi"lirih Glen
Tak ada respon yang diberikan oleh Wulan. Ia tak bergeming hanya air mata yang terus mengalir
"Lo gak pantas nangisi gue Lan, lo gak pantas sedih hanya karna cowok kayak gue"kata Glen sambil menghapus air mata Wulan dengan tangannya
"Emang, emang gak pantas, gue juga gak pengen nangis, tapi gue gak bisa bohong hati gue sakit"balas Wulan dengan suara yang sudah serak
Glen terdiam, ia merasa hatinya seakan tertancap besi yang tajam, kata-kata yang diucapkan Wulan barusan berhasil membuatnya menitikkan air mata, namun segera ia hapus
"Lo boleh benci gue silahkan, asalkan elo bisa bahagia Lan, gue yakin elo bisa bahagia tanpa gue"
"Bahagia? Bahagia lo bilang? Lo gak mikir hah? Disaat gue sayang - sayangnya sama lo, elo ninggalin gue, dulu ajah gue ngelarang elo dekat ke gue, elo selalu maksa, lo brengsek Glen"kata Wulan sambil berlari kepelukan Glen
"Jangan pergi, aku janji... Aku janji bakalan ngelepas elo ke kak Luna, gue janji Glen, tapi jangan pergi! Jangan hilang dari pandangan gue, gue gak siap untuk itu gue belum siap kehilangan lagi, jangan tinggalin gue sendiri Glen tolong"kata Wulan lirih dibalik punggung Glen
"Lan, gue gak pernah cinta ke Luna, dia itu udah gue anggap kakak gue sendiri, lo salah paham jangan ngomong gitu lagi Lan, elo...elo.. cinta pertama gue dan sampai sekarang masih sama Lan elo yang menghiasi hati ini dan akan selalu begitu, maaf hanya bisa membuatmu menitikkan air mata"balas Glen melepas pelukan Wulan
Glen mengelus puncak kepala Wulan penuh sayang, sesaat ia mendaratkan kecupan di dahi Wulan, Wulan bisa merasakan benda yang begitu lembut menyentuh dahinya
"Maaf Lan, gue janji gue bakalan balik lagi kesini, dan kalo elo bersedia, tunggu gue dan kalo lo gak bersedia, lupain gue, lupain ajah, gue siap Lan, gue siap nerima semuanya"kata Glen penuh makna untuk terakhir kalinya
Lalu pergi berlalu meninggalkan rumah Wulan dengan motor kesayangannya. Sementara Wulan setelah kepergian Glen semakin menangis sejadinya
"Lo jahat Glen, lo jahat, gue benci, gue benci "teriak Wulan histeris
Mama Wulan yang mendengar putri satu-satunya itu berteriak, langsung berlari menemui Wulan dan memeluk putrinya
"Udah sayang, udah gak usah nangis, mama yakin mungkin dengan seperti ini kalian bisa lebih baik lagi, kalo jodoh gak bakalan kemana sayang, kamu harus bisa terima keputusannya sayang"nasehat mama Wulan menenangkan sambil mengelus puncak kepala putri kesayangannya itu
Tak berapa lama, entah karna sudah kelamaan menangis, mata Wulan yang sudah terlihat sembab itu pun menutup. Wulan masuk ke alam mimpi yang seakan menghapus pilu yang menerjangnya, ia tertidur dipelukan mama tersayang
"Kamu pasti kuat sayang"bisik mama Wulan lalu membenarkan tidur Wulan dan mengecup dahi Wulan sebelum keluar.
***
Setahun setelah kepergian Glen, Wulan tampak murung, semua seperti hambar baginya, tawa yang selalu muncul setelah kedatangan Glen hilang tersapu angin sejak kepergian lelaki itu pula. Seakan Glen berpengaruh besar dikehidupannya, bukan seakan namun memang kenyataan, kenyataan pahit yang harus diterima Wulan dengan penuh sesal, menyesal karna sudah dipertemukan lalu berpisah seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA (Completed)
Teen FictionNew Cover😀😀 COMPLETE Guys suer gak boong😀😂 Sebelumnya saya butuh banget VOTEMENT GUYS 💕💕💕 Karna bagi seorang penulis itu adalah penyemangat tersendiri😊😊😊 Lope you Readers😘 . . . Pagi ini mungkin cerah namun berbanding terbalik dengan dir...