Nyaman.

31 2 0
                                    

7.28 pm

Motor hitam yang dikendarai oleh Rafa  sudah berhenti tepat di depan rumah milik keluarga Fahreza.

Dengan wajah coolnya ia berjalan menuju pintu utama rumah tersebut,Tepat setelah ia menekan bel dan mengucapkan salam pintu pun terbuka.

"Eh,Raf mau ngapel?"Tanya Arga

''Lah,katanya mau maen Ps?"Tanya Rafa balik.

"Eh, iya lupa gw,kira gw mau ngapel soalnya kan"Ucap Arga menggantung.

"Kenapa?"Tanya Rafa  langsung

Arga tersenyun "Adek gw Dikamar"katanya menepuk pundak Rafa.

Rafa langsung berjalan menuju kamar Ahra.

Saat masuk kedalam kamarnya pandangannya tertuju kepada Ahra yang duduk di pinggir kasur miliknya.

"Heyy,kenapa?"Tanya Rafa yang sudah duduk disamling Ahra,tangan kanannya bergerak menarik Ahra kedalam pelukannya.

Ahra tak menjawab.

"Jangan diem aja dong, nanti tambah jelek"Canda Rafa.

Dengan spontan Ahra langsung menengok ke atas.
"Apaansih"kesal Ahra dan kembali memposisikan kepalanya di Dada Rafa.

"Dasar manja!,cerita coba kenapa tadi diem  aja? "Tanya Rafa.

"Tadi aku latihan di lapangan pas mau pulang Ada yang ngikutin aku pas aku lihat ternyata Zyan,dia bilang dia mau minta maaf aku udah maafin,terus dia meluk aku.. Maaf.."ucap Ahra jujur

Rafa terdiam dengan setia ia mendengarkan semua yanh Ahra ucapkan "Lanjutin aja"ucap Rafa  sambil mengelus rambut Ahra yang masih berada di dalam pelukannya.

"Tapi aku ga bales meluk Zyan"

"kamu aku peluk ge ga bales meluk aku"potong Rafa.

"Ihh,ngeselin"jawab Ahra dan langsung duduk menghadap Rafa.

"Emang iya kan?"canda Rafa lagi.

"Au ah, ga jadi cerita!"Kesal Ahra,dan memilih bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju balkon kamarnya.

Ia bahkan lebih tertarik berdiri dan bersandar di pagar yang ada dibalkonnya.

Rafa yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya dan terkekeh kecil.

"Ih ngambekan"Kata rafa yang menghampiri Ahra namun ia lebih memilih duduk di kursi santai yang ada di pojok balkon.

Ahra menengok "Biarin."

"Sini Ra."kata Rafa

"Apasih!"

"Sini dulu,ada Kuntilanak  mampus lo!"

"Ihh mama!!"Teriak Ahra.

"Heh!  Kok malah jerit,sini!"ucap Rafa yang bangkit menarik Ahra untuk duduk.

"Ih,apaan si! Kursinya tuh cuma satu!"oceh Ahra.

"Aku pangku,Ribet,Diem."kata Rafa dingin  yang membuat Ahra terdiam.

Dan sekarang Ahra berada di pangkuan Rafa.

"Di dinginin, baru nurut."Ucap Rafa  sambil memeluk Ahra walau Ahra membelakanginya.
"Sekarang,lanjutin ceritanya"

"Lupa."Jawab Ahra

"Kamu ga bales peluk Zyan"jawab Rafa.

"His,inget aja."gumam Ahra "Aku ga bales peluk Zyan,trus tiba-tiba Kak Rio  dateng nonjok Zyan,pas aku bilang dia tu apa-apa in sih asal nonjok dia malah bilang.."tepat pada kata terakhir mata Ahra kembali berkaca-kaca.

"Kalo,kamu ga mau lanjutin gapapa, Udah jangan nangis"Rafa mengeratkan pelukannya.

Ahra berbalik dan langsung memeluk Rafa.

"Kak Rio  bilang Dia yang buat gw koma ,terus lo masih mau dipeluk dia? Gila cewek apaan lo!  Udah punya pacar aja maen belakang apa lagi ga punya pacar ya dibayar berapa lo? Terus katanya Syukur gw dah putus ya sama lo"lanjut Ahra  tepat ditelinga Rafa "Apa aku sehina itu ya kak? Kakak jiji juga sama aku? Jauhin aku aja gapapa Hikss"

Tangan Rafa  terkepal, Ia menarik nafas.

"Ga kamu ga kaya gitu,Dia itu yang bodoh lebih memilih Sherly dari pada kamu yang jelas-jelas udah sabar ngehadapin dia,udah kamu lupain ya,ada aku"ucap Rafa menenangkan Ahra.

Rafa memeluk Ahra erat, kepalanya menelusup di leher Ahra.

Hembus angin malam yang menusuk takterasa bagi mereka.

Nyaman,itulah yang mereka rasakan.

Hingga suara dering dari ponsel Ahra membuat mereka mau tak mau melepas pelikan itu.

Ahra bangkit dan mengambil handphone miliknya.

Ryan.

🐯🐯
Jangan lupa Voment ya say:v wkwk.

The Story Ahra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang