Chapter 12

136 9 4
                                    

"Dia menunggumu di gerai lain?"

"Bukan?"

"Lalu?"

"Dia sedang berciuman dengan laki-laki lain"

"APA?!?!"

Setelah mendengar itu, kebencian pada Jira pun muncul dibenak dan pikiranku. Bahkan kebencian itu menjadi kebiasaan bagiku. Parahnya lagi, setelah putus, Jira masih mengakui bahwa yang mengakhiri hubungan mereka adalah Jira, bukan Yoon.

Sekarang, kedudukan gadis itu masih sama dimataku. Menjijikkan.

Ah iya, diawal kujelaskan bahwa Jira terlahir tanpa kasih sayang orang tuakan? Yang satu itu juga benar. Ayah Jira adalah Kepala Direktur yang juga memegang saham dibeberapa perusahaan ternama di Seoul. Aku tidak tau apa-apa tentang ibunya, tapi sudah banyak yang tau kalau Jira memang diasuh oleh neneknya sejak kecil karena sering ditinggalkan oleh ayahnya.

Sampai detik ini, hubungan Yoon dan Jira tidak pernah membaik. Yoon sudah move on semenjak dia mulai menceritakan semuanya kepadaku. Tapi Jira, dia menyesal karena telah mengakhiri hubungannya dengan Yoon.

Karena itu, tingkahnya kadang bisa seperti wanita jalang yang buas. Selalu menggoda Yoon walaupun dia tau bahwa Yoon juga sudah membencinya.

Jira juga tau kalau aku adalah sahabat karib Yoon. Karena itu pula dia juga sering menunjukkan kebenciannya padaku dengan cara mengganggu SeungYoon.


***


Setelah keperpustakaan, sesuai rencana awalku, aku akan sarapan terlebih dahulu. Aku tidak tau apa yang membawa Jira sampai datang sepagi ini. Entah ini hanya kebetulan, atau... Ah, anggap saja memang hanya kebetulan.

Sembari berjalan menuju kantin, aku melihat-lihat isi ponselku. Tidak ada pesan atau telpon dari siapapun. Jam juga sudah menunjukkan pukul segini, seharusnya Yoon dan Jiho sudah datang kesekolahkan? 

Kalau mereka sudah datang ke sekolah seharusnya mereka juga mencarikukan? Apa mereka tidak peduli lagi padaku?

Sesampainya di kantin, benar saja, baru beberapa murid yang ada disini. Biasanya, walaupun pagi hari, banyak juga siswa-siswi datang ke kantin untuk sarapan pagi.

Seperti biasa, aku berjalan menuju ke tempat bibi penjual sup favoritku.

Aku sedikit terkejut saat melihat Yoon dan Jiho sedang sarapan bersama sambil tertawa bersama juga.

"Iya, kau taukan waktu dia jatuh dari tangga? Bahkan dia menahan rasa sakitnya... Wajahnya pucat sekali seperti orang ingin muntah hahaha", kata Yoon pada Jiho sambil tertawa terbahak-bahak.

Loh? Tumben sekali mereka kesini berdua saja. Tidak bersama yang lain.

Cih, pantas saja mereka berdua tidak ada yang mencariku. Jadi sepertinya sekarang Yoon sudah menerima perasaan Jiho ya? Dari awal bertemu Jiho, Jiho pernah bilang padaku kalau dia memendam perasaan terhadap Yoon. Entah kenapa, dulu itu terdengar sangat lucu. 

Tapi sekarang, setelah kejadian yang kualami dua hari yang lalu, kenapa ada rasa mengganjal di dadaku setelah melihat mereka berdua tertawa bersama?

Segera saja aku pergi meninggalkan kantin tanpa membeli makanan apapun untuk sarapanku. Aku tidak peduli harus sarapan atau tidak. Lebih baik aku kembali kekelas sekarang. Kuharap mereka berdua terlambat.

Sesampainya di kelas, kulempar tasku ke meja dan langsung menidurkan kepalaku diatas tasku. Kenapa aku marah setelah melihat Jiho dan Yoon berdua seperti itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Changed [SeungYoon FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang