Sehun yang baru saja keluar dari kamar mandi bisa mendengar isakan tangis gadisnya. Dia mulai mendekat ke arah Se Hyun. Entah kenapa saat mendapati gadis yang di cintainya itu menangis ada rasa kecewa bahkan kesal di benak Sehun. Dia sudah bisa mengetahui bahwa Se Hyun menangis pastilah karena ulahnya semalam.
"Kenapa kau menangis?" tanya Sehun lalu duduk tepat di sebelah Se Hyun.
Gadis itu hanya terdiam tanpa menjawab. Sehun yang tidak suka di abaikan akhirnya mulai meradang.
"Aku sedang bicara denganmu sayang, beraninya kau mengabaikanku" ucapnya sambil mencengkram wajah Se Hyun.
"Tanpa aku berkata apa pun, kau tentu paham kenapa aku menangis" jawab Se Hyun memberanikan diri lalu membalas tatapan Sehun.
"Jika kau tidak banyak tingkah dan menyerahkan dirimu secara baik-baik tentu aku tidak akan bermain kasar seperti semalam"
"Apa hanya untuk hal ini kau menginginkanku hemm?" tanya Se Hyun dengan derai air mata.
"Tentu saja tidak, tapi untuk hal yang lebih dari ini. Kenapa?kau tidak suka?" tanya Sehun dengan smirk liciknya.
"Ya, aku tidak suka. Kau laki-laki yang benar-benar jahat"
"Aku jahat? Seharusnya kau merasa beruntung karena bisa menikmati kejantananku, banyak wanita di luar sana yang ingin aku gagahi"
"Kenapa tidak dengan mereka saja yang menginginkanmu? Kenapa harus aku?"
"Karena aku mengingankanmu dan kau calon istriku"
"Jika aku calon istrimu, kenapa kau tega mengambil kesucianku sebelum saatnya?"
Sehun terdiam lalu melepaskan cengkramannya. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Jujur saja setiap inci dari tubuh Se Hyun membuat Sehun seakan gila di buatnya. Hanya dengan melihat wajah gadisnya itu Lexi miliknya pasti selalu menegang.
"Mandilah, aku tunggu kau di meja makan" ucap Sehun lalu pergi ke sebuah ruangan di samping kamar mandi. Dia hendak berganti baju untuk siap-siap pergi ke kantor, namun langkahnya terhenti saat mendengar rintihan Se Hyun.
"Awwhh"
Sehun langsung menghampiri, gadis itu sepertinya kesulitan untuk berjalan karena ulahnya semalam.
"Apa itu sangat sakit?" tanya Sehun.
Se Hyun mendongakan kepalanya sambil tersenyum kecut. Bagaimana bisa laki-laki di depannya saat ini bertanya seperti itu? Bukankah sudah jelas jika Se Hyun kesulitan berjalan akibat ulah Sehun?
Melihat ekspresi yang di berikan gadis itu ternyata Sehun mengerti jika gadisnya itu kesakitan dan sangat marah padanya. Tanpa aba-aba Sehun langsung mengangkat tubuh Se Hyun dengan niat hati membantunya pergi ke kamar mandi.
"Apa-apaan ini? Lepaskan aku !!! Lepaskan !!! Aku bisa berjalan sendiri"
Sehun sama sekali tidak menghiraukan ocehan Se Hyun, dia terus menggendong Se Hyun menuju ke kamar mandi.
"Diam !!! Aku hanya mempermudah kau sampai ke kamar mandi" bentak Sehun.
Sesampainya di kamar mandi Sehun bukannya menurunkan Se Hyun tapi dia memandangi kemolekan tubuh Se Hyun, dengan cepat gadis itu turun dari pangkuan Sehun lalu mendorongnya keluar.
Sehun berusaha membuang pikiran kotor yang mulai merambat di otaknya. Saat ini gadis itu marah padanya jangan sampai dia bertambah marah bisa berabe urusan. Apa lagi siang ini mereka akan pergi ke Amerika untuk bertemu kedua orang tua Sehun.
.
.
Sehun dan Se Hyun sekarang sedang berada di meja makan, namun bukannya menyantap makanan Sehun hanya memandangi makanannya dengan wajah kesal, Se Hyun yang melihatnya cukup heran sebelum akhirnya laki-laki itu marah dan melempar piring di depannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM
Fanfiction>>Tidak pernah sekalipun terbayangkan oleh Se Hyun untuk menikah dengan seseorang yang sama sekali tidak dia kenal sebelumnya, apa lagi usianya terpaut sangat jauh. Dia lebih pantas jadi seorang kakak bahkan mungkin lebih pantas jadi paman Se Hyun...