Chapter 02

2.6K 176 3
                                    


Pagi ini ada hal yang tidak biasa terjadi di kediaman keluarga Park. Terlihat Tn Park sedang sarapan di rumah bersama kedua anaknya Chanyeol dan Se Hyun. Padahal setelah kematian istrinya beliau tidak pernah lagi sarapan ataupun makan malam di rumah. Dengan alasan, itu akan mengingatkannya kembali kepada mendiang istrinya.

Se Hyun sebenarnya merasa senang karena moment seperti ini adalah salah satu impiannya. Dimana Se Hyun bisa menikmati hidangan di meja makan bersama kakak dan juga ayahnya. Tapi sikap dingin Tn Park dan wajah arogannya selalu membuat Se Hyun ketakutan.

"Siapa yang memasak menu sarapan pagi ini?."
Tanya Tn Park di tengah kegiatan sarapan mereka.

Se Hyun yang sedang mengunyah makanan tiba-tiba tersedak. Chanyeol dengan segera menyodorkan segelas air putih.

"Kenapa kau sampai tersedak seperti itu Se Hyun?."
Tanya Tn Park yang merasa heran, kenapa tiba-tiba Se Hyun tersedak hanya karena mendengar pertanyaan darinya.

"Ma-maaf ayah emm itu-i-itu."
Ucap Se Hyun terbata-bata.

"Ucapkan dengan jelas Se Hyun."
Perintah Tn Park.

"Yang me-masak sarapan pa-pagi ini aku."
"Maaf ka-kalau masakannya tidak enak ayah."
Jawab Se Hyun dengan hati-hati.

Tn Park yang mendengar jawaban seperti itu langsung menatap tajam ke arah Se Hyun.

"Apa sungguh anak pembawa sial ini yang memasak semua hidangan di meja makan?."
"Kenapa bisa rasa masakannya sama persis dengan masakan mendiang istriku?."
Gumam Tn Park dalam hati.

Setelah menatap Se Hyun cukup lama, Tn Park bangkit dari duduknya dan berucap.

"Lain kali biarkan pelayan yang memasak."
Ucapnya lalu pergi meninggalkan Se Hyun dan Chanyeol di meja makan.

Se Hyun menunduk sedih, bahkan hanya masakannya saja Tn Park tidak suka. Sepertinya harapan untuk di akui oleh sang ayah semakin jauh dari jangkauan Se Hyun.

"Sudah, jangan di fikirkan tentang sikap ayah barusan."
"Ada kakak di sini, masakanmu sangat enak seperti masakan Ibu aku sangat menyukainya."
Ucap Chanyeol lalu membawa Se Hyun ke dalam pelukannya.

Se Hyun tidak bisa menahan kesedihanya, buliran bening itu akhirnya tidak terbendung, dia menangis sejadi-jadinya di pelukan Chanyeol.

Chanyeol merasa iba dengan keadaan adik tercintanya, selama ini sikap ayah mereka sudah sangat keterlaluan. Bagaimana bisa setelah 20 tahun ibu mereka meninggal, Tn Park masih saja membenci dan menyalahkan Se Hyun. Selama ini Chanyeol bukan tidak pernah melakukan sesuatu supaya ayahnya bisa menerima Se Hyun dan menyadari jika kematian Ny Park adalah kehendak Tuhan bukan kesalahan Se Hyun. Tapi semua usahanya sia-sia. Entah terbuat dari apa hati seorang Tn Park Jimin.

"Sudah kamu jangan menangis terus, nanti bisa terlambat kuliahnya."
"Aku juga bisa terlambat pergi ke kantor"
Ucap Chanyeol membujuk Se Hyun.

Se Hyun melepaskn pelukan Chanyeol, setidaknya setelah menangis perasaannya sedikit tenang.

"Maaf kak."
Sesal Se Hyun.

"Ya tidak apa-apa."
"Mana bekal makan siangku hari ini?kamu tidak lupa membuatkan pesananku bukan?."
Tanya Chanyeol pada adik tercintanya.

Semenjak Se Hyun tinggal bersamanya sebulan terakhir ini, Chanyeol memang selalu membawa bekal dari rumah. Karena menurut Chanyeol masakan Se Hyun rasanya sangat enak seperti masakan alm ibunya. Dan itu artinya setiap hari Se Hyun harus menyiapkan bekal untuk Chanyeol.

"Tidak, aku tidak lupa kak."
"Sebentar aku ambil ke dapur ya."
Pamit Se Hyun.

Setelah mengambilkan bekal untuk sang kakak, Se Hyun langsung berangkat ke kampus di antar Chanyeol. Sebenarnya Chanyeol sudah membelikan mobil untuk Se Hyun, tapi dia lebih suka di antar daripada harus menyetir mobil sendiri dengan alasan belum hapal jalanan di ibu kota.

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang