Chapter 4;

2.4K 267 21
                                    

PLAAAKKK!!!

Tamparan itu begitu keras sampai kepala Mark terlempar ke belakang, suara tamparan itu menggema di ruangan yang luas itu.

“Berani-beraninya Anda!!” Napas Jinyoung terengah-engah.

“Berani-beraninya Anda menawarkan sesuatu yang begitu menjijikkan kepada saya! Anda pikir saya orang macam apa? Saya bukan pria murahan dan saya bukan pelacur. Anda benar-benar sesuai dengan apa yang saya pikirkan, lelaki tak bermoral, bejat, menjijikkan dan...” Suara Jinyoung terhenti ketika melihat ekspresi Mark.

“Menjijikkan katamu?”

Jika tadi Mark tak marah karena tamparan Jinyoung, sekarang dia benar-benar marah.

“Jika memang menurutmu aku
menjijikkan...”

Lelaki itu mengepalkan kedua tangannya sampai buku-buku jarinya memutih.

“Jika memang menurutmu aku menjijikkan...”

Entah bagaimana Jinyoung mengetahui kapan kendali diri lelaki pucat itu lepas. Dengan panik dan takut Park Jinyoung setengah berlari menuju pintu. Tetapi terlambat, Mark bergerak secepat kilat menerjangnya, dan Jinyoung berhasil membuka pintu sedikit ketika dengan kasar Mark mendorongnya kembali tertutup.

Mark menghimpitnya di pintu, desah napas mereka bersahutan, yang satu ketakutan, yang lain bergairah.

“Le.... lepaskan saya!! Atau saya akan berteriak dan menuntut Anda atas pelecehan...”

Mark tidak peduli. Lagipula ruangan itu kedap suara, dengan gerakan impulsif di baliknya tubuh Jinyoung, lalu bibir Mark mencari-cari bibir Jinyoung, tubuhnya semakin menekan Jinyoung ke pintu.

Park Jinyoung menggelengkan kepalanya menghindar dengan membabi buta hingga bibir Mark hanya menempel di rahangnya. Ia mencoba meronta melepaskan diri tetapi tubuh berotot Mark  menghimpitnya ke pintu dan tangannya mencengkeram kedua tangan Jinyoung di kiri dan kanan kepalanya.

Mereka bergulat beberapa saat, tetapi Mark tak mau menyerah dari perlawanan Jinyoung. Sampai kemudian ketika Jinyoung membuka mulut untuk berteriak. Mark memagut bibir itu. Ciuman itu dari awal sudah sangat sensual karena bibir mereka terbuka, Mark melumat bibir penuh Jinyoung seolah sudah tidak ada lagi hari esok. Mulutnya sangat liar dan lapar mengecap. Mark melumat dan menikmati bibir penuh Jinyoung yang selembut madu.

Jinyoung terpana merasakan ciuman yang sangat intim ini, yang baru pertama kali ia di rasakan.

Dan hal itu memberi kesempatan Mark untuk mencium semakin dalam, seluruh tubuhnya menempel di tubuh Jinyoung, semakin mendorongnya ke pintu, dan setelah puas menjelajahi dan mencicipi seluruh rasa bibir Jinyoung, lidah Mark mulai mencecap dan mencoba-coba mulai membelai masuk ke dalam bibir Jinyoung.

Jinyoung mengerang mencoba menolak. Dia tidak pernah berciuman seperti itu! Tetapi Mark begitu lembut dan begitu lidahnya masuk ciumannya menjadi makin bergairah, lidah Mark menjelajah masuk,
menikmati seluruh rasa dan manisnya mulut Jinyoung, Mark
mengerang dalam ciumannya, oh ya Tuhan nikmat sekali! erangnya dalam hati, dan gairahnya naik begitu cepat bagaikan roket.

Lelaki manis itu terasa begitu nikmat, begitu manis dan begitu menggairahkan, sekujur tubuh Mark menginginkan lelaki itu, sangat menginginkannya!

Tangannya merayap naik dan menyelinap di antara jari-jari
Jinyoung sehingga jari-jari mereka saling bertautan. Mark mencengkeramnya erat-erat seolah itu pegangannya untuk hidup.

Sejenak Jinyoung merasakan matanya gelap, semua ini begitu aneh dan mengejutkan, dan ciuman ini begitu asing dan tak terduga, rasa ciuman ini....

Ya Tuhan. Jaebum bahkan tidak pernah menciumnya dengan cara sekurang ajar ini.

A Romantic Story About Jinyoung || MarkJin •Mark Tuan & Park Jinyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang