Chapter 13;

2.2K 256 21
                                    

Park Jinyoung terbangun dengan rasa mual dan sakit di sekujur tubuhnya. Ketika dia membuka matanya, dia melihat lelaki yang sangat familiar duduk di ranjang sebelahnya.

“Choi Uisanim?”

Youngjae tersenyum.

“Yah. Mark memintaku datang memeriksamu. Dia dan Jackson sedang membicarakan masalah bisnis di ruang depan dan aku memutuskan menunggumu sadar di sini. Apa yang kau rasakan? Bagaimana kondisimu Jinyoung?”

Park Jinyoung berusaha keras mengeluarkan suaranya.

“Mual... dan pa-nas..” gumamnya serak.

Choi Youngjae memegang dahi Jinyoung, panasnya seperti api.

“Kemari, aku akan membantumu meminum obat.” Dengan cekatan Youngjae membantu Jinyoung meminumkan obatnya, dia lalu membaringkan Jinyoung lagi dan merapikan selimutnya.

Keduanya pun menyadari bahwa Park Jinyoung telanjang di balik selimutnya, wajah Park Jinyoung langsung memerah padam. Choi Youngjae menatapnya  penuh pengertian.

“Dia memang kadang-kadang sangat egois. Kau tahu, terbiasa menjadi bos sejak dia lahir. Dia bisa dibilang masih keturunan aristokrat dari keluarga kaya berpengaruh di Amerika, dan sejak dulu dia sudah terbiasa keinginannya dipenuhi....”

Youngjae mengedipkan sebelah matanya, “Kau tahu Jinyoung, saat pertama mengenalnya aku sangat tidak menyukainya.”

Jinyoung tersenyum malu-malu.

“Saya juga Uisanim.” jawabnya pelan.

Youngjae tertawa mendengarnya.

“Tapi walaupun begitu, kau tidak boleh menuruti kemauannya seperti itu. Kau berhak menolak, kau tahu itu yang kumaksud kan Jinyoung-ah?”

Sebelum Park Jinyoung sempat menjawab, Mark, yang entah kapan sudah berada di ruangan itu berdehem keras, dengan sengaja.

“Youngjae, bukannya kau harus segera membawa sample darah itu ke lab?” gumam Mark datar, tetapi matanya memperingatkan.

Choi Youngjae tersenyum miring, dia lalu mengangkat bahu dan tersenyum pada Park Jinyoung.

“Sepertinya aku sudah diusir, obatnya ada di meja, beserta cara pakai, akan kutinggalkan resep kalau-kalau obatnya habis, besok aku akan mengabarimu tentang hasil labnya, Hyung.”

Choi Youngjae mengangguk pada Jinyoung sambil mengangkat tasnya dan berjalan pergi, pada saat berhadapan dengan Mark di pintu keluar, dia menatap tajam.

“Ingat Mark, dia harus istirahat kalau mau sembuh.” gumamnya tegas sebelum melangkah pergi.

Mark Tuan menatap pintu yang tertutup di belakangnya itu lalu mengangkat bahu, dia tersenyum pada Jinyoung.

“Kadang-kadang aku merasa dia
masih membenciku sampai sekarang.”

Jinyoung tersenyum lemah pada Mark yang menuang segelas air dari teko di meja samping ranjang, “Apakah kau haus? Ayo, aku akan membantumu minum.”

Dengan cekatan Mark membantu Jinyoung duduk, beberapa kali selimut putih itu melorot dari dadanya, hingga Jinyoung harus mencengkeramnya, tetapi Mark mengabaikannya, sama sekali tidak melirik ketelanjangannya. Rupanya laki-laki itu bertekad untuk membiarkan Jinyoung beristirahat.

Setelah membantunya minum, Mark menyentuh dahi Jinyoung
dengan lembut, dan mengernyit karena badannya sangat panas.

“Maaf.”

Park Jinyoung tiba-tiba merasa bersalah, dia jarang sekali sakit, tetapi sekalinya sakit akan sangat parah hingga harus bergantung pada belas kasihan orang lain.

A Romantic Story About Jinyoung || MarkJin •Mark Tuan & Park Jinyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang