Chapter 23;

2.4K 251 35
                                    

Keep Reading'-')~~

Park Jinyoung membuka pintu apartemen dengan hati-hati dan menemukan Dokter Choi sedang duduk di ruang tamu sedang menyesap kopi dan menonton televisi.

Choi Youngjae tersenyum penuh pengertian ketika dia menatap Jinyoung.

Saat itu jam 8 pagi, Jinyoung sengaja meminta Mark Tuan mengantarkannya pulang pagi- pagi sehingga Jaebum belum bangun. Semalam pun dia berangkat setelah yakin Jaebum sudah tertidur pulas.

“Jaebum belum bangun.” jawab
Dokter Choi tenang, menjawab pertanyaan di mata Jinyoung.

Jinyoung menarik napas lega.

Uisanim menginap di sini?” tanyanya pelan.

Youngjae mengangguk, “Suster Dami memintaku menemaninya untuk berjaga-jaga, dan aku tidak keberatan. Toh aku tak ada acara apa-apa.”

Choi Youngjae tersenyum lembut kepada Jinyoung, “Kuharap semalam kau menyelesaikan segalanya.”

Pipi Jinyoung memerah saat mendengar ucapan Dokter Choi yang penuh arti itu.

“Dia agak marah tadi pagi saat saya buru-buru pulang demi
Jaebum Hyung.” bisik Jinyoung pelan.

Choi Youngjae terkekeh sambil meletakkan cangkir kopinya.

“Dia memang begitu, tak usah pedulikan, aku yakin sebenarnya dia bahagia kau memberinya kesempatan.”

Suara Dokter Choi berubah serius.

“Dan setelah semalam pun kau tetap pada keputusanmu?”

Jinyoung tercenung mendengar pertanyaan itu, sejenak ragu, tapi lalu menganggukkan kepalanya mantap.

“Saya harus terus bersama Jaebum Hyung, dia sangat membutuhkanku.” jawabnya lembut.

“Kau selalu memikirkan orang lain, bagaimana dengan dirimu
sendiri?” tanya Dokter Choi tiba-tiba.

Dengan masih tersenyum Park Jinyoung menjawab, “Saya tidak apa-apa Uisanim, saya merasa bahagia karena semua orang bahagia.”

Semua orang bahagia selain kau dan Mark. Pikir Youngjae miris
ketika Jinyoung berpamitan ke kamar untuk berganti pakaian.

Youngjae tahu kalau Jinyoung sama tersiksanya dengan Mark. Dan ia ingin berteriak marah kepada Jinyoung, memarahi ketidakegoisan namja manis itu, sekaligus bertanya sampai kapan Jinyoung mendedikasikan hidupnya untuk kepentingan orang lain?

Untuk kebahagiaan orang lain?

Choi Youngjae merasakan dorongan kuat untuk memaksa Park Jinyoung berbuat egois. Mementingkan kepentingannya sendiri, dan berusaha untuk meraih kebahagiaannya sendiri.

Tetapi ia tahu Jinyoung, dengan kebaikan hatinya yang luar biasa itu Jinyoung tidak akan mau melakukannya. Dan tiba-tiba Youngjae teringat pertemuannya dengan Mark ketika lelaki itu baru pulang dari Eropa beberapa hari yang lalu. Mata Mark Tuan saat itu tampak penuh tekad, setengah gila dan menyala-nyala.

“Kalau dia tidak bisa memilihku, maka aku akan memaksanya memilihku.”

Wajah Choi Youngjae memucat mendengar nada final dalam ucapan Mark Tuan waktu itu.

“Astaga Hyung, kau tidak sedang berencana melakukan tindakan
kasar dan pemaksaan untuk memiliki Jinyoung kan?”

Berbagai pikiran buruk melintas di pikirannya.... seperti kemungkinan Mark menculik
Jinyoung dan membawanya pergi, atau kemungkinan Mark akan menyingkirkan Jaebum dengan cara kasar. Itu semua bisa dilakukan Mark dengan kekejaman dan kekuasaannya.

A Romantic Story About Jinyoung || MarkJin •Mark Tuan & Park Jinyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang