Chapter 10;

2.6K 249 51
                                    

"Kau tampak senang."

Wang Jackson menatap Mark yang sedang memeriksa berkas kontrak kerja mereka dengan supplier baru.

Mark mengalihkan tatapannya dari berkas-berkas di mejanya dan menatap Jackson muram.

"Bukannya itu bagus? Tetapi kenapa aku mendengar ada nada mencela dari suaramu?"

Jackson mengangkat bahu acuh.

"Aku cuma tak ingin kau mabuk kepayang dan melakukan hal-hal yang akan kau sesali nanti."

Tatapan Mark berubah tajam.

"Aku?? Mabuk kepayang?? Apa kau sedang bercanda?!"

"Bukan begitu maksudku Mark. Tetapi sepertinya kau agak yah berubah, kau tahu.... agak tidak fokus. Bahkan kata sekretarismu tadi pagi kau terlambat, pertama kalinya, katanya...."

"Dan kau kira itu karna aku mabuk kepayang pada Jinyoung, begitu? Baik. Kuakui memang aku terlambat karena terlalu asyik bercinta dengannya, lalu kenapa? Perusahaan ini sebagian besar milikku!! Apakah seorang pemilik tidak diperbolehkan terlambat? Toh keterlambatanku tidak merugikan perusahaan ini!!"

"Mark Tuan." Jackson berusaha meredakan emosi Mark.

"Aku sama sekali tak bermaksud membuatmu marah, aku hanya mencemaskanmu."

Sejenak Mark tidak berkata-kata, tatapannya menyala-nyala, dan
matanya bagaikan api yang membakar.

Tetapi kemudian pria aristokrat itu berhasil mengendalikan emosinya. Dihelanya napasnya keras-keras.

"Kau benar, maafkan aku Jack."

Sebelum Wang Jackson dapat menjawab, ponsel Mark Tuan berdering, Mark meliriknya dan dahinya berkerut melihat siapa yang menelponnya.

"Ada apa Bambam?"

Mendengar nama Bambam disebut, Jackson langsung berdiri dan memberi isyarat berpamitan pada Mark.

Mengangguk mempersilakan dan Jackson berjalan keluar ruangan. Di seberang, suara Bambam yang lembut dan elegan terdengar
mengalun, "Aku bertanya-tanya, kenapa kau tak menghubungiku lagi sayang, sabtu kemarin kau mendadak membatalkan acara makan malam kita.... aku sama sekali tak bisa menemukanmu. Apakah ada pekerjaan mendadak yang menyulitkanmu?"

Wajah Mark berubah dingin, dia sama sekali tak pernah menjalin komitmen apa pun dengan lelaki Thailand itu. Mereka kebetulan diperkenalkan pada suatu acara makan malam, dan setelah itu Bambam menghubunginya, mengajak makan malam berdua karena ingin mengenalnya lebih dekat.

Mark tidak menolaknya, baginya Bambam cukup imut dan saat model itu mendekatinya, kenapa tidak?

Pertemuan mereka pun berlanjut ke pertemuan-pertemuan  berikutnya, tetapi di saat awal Mark sudah menegaskan kepada Bambam bahwa hubungan yang mereka jalin adalah hubungan tanpa ikatan.

Saat Bambam mengundangnya ke tempat tidurnya pun Mark sudah menegaskan kalau dia melakukannya tanpa ikatan dan tanpa cinta. Tetapi sekarang pria imut itu sepertinya besar kepala karena Mark Tuan saat itu tidak dekat dengan wanita dan pria manapun selain dengan dirinya. Dan Bambam mengira bahwa dia telah berhasil menaklukkan pria berhati sedingin es itu, membuat lelaki itu setia kepadanya.

Dia tidak tahu saja bahwa saat itu pikiran Mark Tuan sedang terpaku untuk mendapatkan pria lain, Park Jinyoung.

Dan sekarang Mark Tuan merasa muak dengan tingkah Bambam yang bertindak seolah-olah mereka sepasang kekasih, yang harus selalu mengetahui apa pun kegiatan Mark dan merasa paling berhak mengatur-atur dirinya.

A Romantic Story About Jinyoung || MarkJin •Mark Tuan & Park Jinyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang