Chapter 6;

2.7K 251 34
                                    

Seorang pelacur sudah seharusnya diperlakukan seperti pelacur!!

Jinyoung masih terkejut ketika tiba-tiba saja tubuhnya di balik dan dicium habis-habisan, dia masih setengah tertidur tadi dan benar-benar tak berdaya.

Mark sudah melampiaskan hasratnya tanpa ditahan-tahan, ciuman-ciumannya tanpa jeda seolah-olah lelaki itu tak tahan sedetikpun tidak berciuman dengannya.

Ketika Mark Tuan mengangkat kepalanya, matanya berkabut, pupil matanya membesar terlihat kontras dengan iris matanya yang berubah menjadi cokelat pucat.

"Aku ingin bercinta, aku ingin memasukimu.... Ah kau tidak tahu betapa aku.." Suara Mark tersengal, lalu melumat bibir Jinyoung lagi dengan membabi buta.

Kata-kata vulgar Mark Tuan itu
membuat pipi Jinyoung merona malu.

Tidak terbayangkan, dia, yang tidak pernah intim dengan lelaki manapun. Sekarang terbaring dengan jubah mandi yang sudah acak-acakan, ditindih oleh lelaki yang mungkin sampai beberapa hari yang lalu tidak dikenalnya dengan baik.

Tangan Mark menelusup di balik jubah mandinya, menemukan dadanya yang sedikit berisi, lalu meremasnya. Sedikit terlalu bergairah sehingga Jinyoung mengerang. Mark menghentikan gerakannya, lalu menatap Park Jinyoung lembut.

"Sakitkah?" bisiknya parau.

Park Jinyoung terpaku, suaranya seakan tertelan di tenggorokan. Bagaimana dia harus menjawab itu?

Tetapi Mark tidak memerlukan jawaban. Lelaki itu tersenyum, lalu dengan ahli Mark Tuan menyingkirkan jubah mandi Jinyoung yang menghalangi, dan menemukan betapa putih dan mulusnya kulit Jinyoung di baliknya.

"Oh indahnya." bisik Mark serak.

Membiarkan Park Jinyoung memalingkan muka dengan malu di bawah tatapan tajam dan memuja lelaki itu.

Lalu bibir Mark yang panas menelungkupi puting lembutnya. Lidahnya bermain di sana terasa panas, membakar seluruh tubuh Jinyoung, membuatnya terpaksa merintih.

Bingung dengan gejolak yang menyebar di seluruh tubuhnya. Mark Tuan begitu ahli sedang Park Jinyoung sama sekali tidak berpengalaman, dan lelaki itu tampaknya tidak merasa perlu menahan dirinya.

Entah kapan, mereka sudah telanjang bersama di atas tempat tidur itu. Tubuh Mark yang keras melingkupi tubuh berisi Park Jinyoung di bawahnya. Mark Menggodanya, menggeseknya dengan kekuatannya, membawa gairah Jinyoung makin naik, sedikit demi sedikit hingga ke puncaknya.

Kemudian Jinyoung merasakan kejantanan Mark, yang tidak terhalang apa pun menyentuh holenya tanpa persiapan. Pelan, tetapi membuatnya terkesiap. Jinyoung membuka matanya yang terpejam, menatap Mark di atasnya.

Lelaki itu menatapnya dengan tajam, matanya berkabut. Napas Mark terengah, dan sejumput rambut tampak jatuh di dahinya, membuatnya tampak begitu liar.

"Ah... ya manis.... kau pasti akan sangat menyukainya," geram
Mark Tuan pelan. Mark lalu mulai mendorong, menekan dan menyentuh Jinyoung.

"Kau sudah siap." erang Mark.

"Kau sudah basah dan panas, siap untuk diriku.."

Jantung Jinyoung berdegup kencang, beriringan dengan detak jantung Mark yang bahkan lebih parah. Dengan perlahan, Jinyoung memejamkan matanya, melepaskan hatinya.

Demi Jaebum, bisiknya dalam hati bagaikan mantra yang menyelamatkan jiwanya.

Ini adalah sensasi baru bagi Jinyoung, merasakan kejantanan seseorang yang mencoba memasukinya. Ingin menyatu dengan dirinya.

A Romantic Story About Jinyoung || MarkJin •Mark Tuan & Park Jinyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang