Mang Beben datang tergesa-gesa menghampiri tuan mudanya. Dilihatnya Cemal sedang memoles roti. Mang Beben memberanikan diri mengutarakan maksud kedatangannya. Berharap semoga saja dia tidak dimarahi Cemal, karena telah lancang mengganggu sarapan paginya.
"M-maaf tuan muda, di luar ada tamu," ucap Mang Bejo hati-hati.
"Siapa?" tanya Cemal sembari melahap rotinya sampai habis.
"Teman sekolahnya Non Bie. Katanya dia mau menjemput Non Bie ke sekolah," jawab Mang Bejo.
"Cewek?"
"Cowok tuan."
Cemal yang sedang minum teh, tersedak mendengarnya. Masa sih ada pemuda yang mengajak Abiegaill berangkat sekolah bersama. Sejak kapan keponakan galaknya itu mempunyai teman cowok? Setahunya Abiegaill cukup anti jika menyangkut cowok.
"Mungkin Mamang salah. Itu temannya Ulan kali." Cemal meletakan gelas tehnya ke meja. Lalu mengambil tissu untuk mengelap bibirnya yang sedikit basah.
"Tidak tuan. Anak itu sendiri yang mengatakan. Lagian Mamang pernah liat sebelumnya, ia juga pernah mengantar Non Abiegaill pulang ke rumah."
"Kapan?"
"Beberapa hari yang lalu tuan."
"Baiklah, saya akan menemuinya."
Lengkap dengan seragam jas-nya, Cemal melangkah keluar dengan pergerakan pelan namun pasti. Dan diikiti oleh Mang Beben dibelakangnya.
Cemal masih tidak yakin kalau itu adalah teman Abiegaill.
Mang Beben mendahului langkah Cemal, cepat-cepat ia membuka pintu depan. Benar! Dilihatnya seorang laki-laki duduk santai di atas motornya, ia tersenyum sopan ke Cemal.
Laki-laki itu turun dari motor, hingga tubuhnya menjulang tinggi. "Selamat pagi, Om," disapanya Cemal dengan anggukan kepala serta badan yang setengah membungkuk.
"Pagi, mau apa kamu?" kata Cemal tanpa basa-basi.
"Perkenalkan nama saya Aga Danendra, Om. Saya kesini mau jemput Abiegaill. Kami satu sekolah."
Diamatinya Aga dengan intens karena ini kali pertama kedatangan laki-laki dengan embel teman Abiegaill. Cemal terlihat ragu, dipandangnya Aga dari Atas sampai bawah. Cemal mengangguk kecil.
"Mang tolong panggilkan Abiegaill kemari," perintah Cemal dingin.
"Baik tuan," Mang Bejo menggangguk patuh.
Selama menunggu Abiegaill muncul, tidak ada satu percakapan terlontar dari mulut mereka berdua. Cemal memilih diam saja. Aga sendiri merasa canggung, kalaupun dia bicara nanti, dia takut salah omong. Ini saja di mati-matian bersikap sopan santun, biar kedok aslinya tidak terbongkar didepan Cemal.
"Pagi," sapa Aga setelah melihat Abiegaill sudah ada didepannya dengan rasa keterkejutan.
Abiegaill tidak menjawab, karena kesadarannya masih sepenuhnya belum ada, ia mengerjap-ngerjap. Tidak percaya kalau ini adalah Aga, Anak brandalan yang menyebalkan.
Abiegaill memperhatikan penampilan Aga, dibalik jaket tak terkancing itu, ia tidak menemukan kebiasaan buruk Aga. Kemeja putihnya dimasukan kedalam, hingga terlihat rapi. Kancingnya pun terkait semua kecuali satu yang tidak, yaitu dibagian kerah. Sepatunya juga terlihat seperti baru dibeli. Kemeja yang selalu berkibar-kibar layaknya dedaunan kini tidak terlihat. Rambut hitamnya yang sedikit panjang, tersisir rapi kebelakang, biasanya berantakan tapi tidak untuk kali ini. Aga juga memakai Tas punggung yang agak besar bergambar tengkorak, tidak seperti biasanya yang memakai Tas kecil persis penagih utang. Semua atribut sekolah lengkap ia kenakan hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABC (Antara Benci dan Cinta) TAMAT ✔️
Ficção AdolescentePart lengkap! Ini Cerita pertama saya di watty. *** Bagaimana bisa sih, jika seorang yang terkenal Bad Boy! Tapi nyatanya takut berantem? Dan lelaki itu dipertemukan dengan sosok gadis yang galak, suka ngebentak orang, suka ngebogem orang tapi asli...