Seorang cowok tampak berlarian menabrak apa saja yang menjadi penghalang jalannya. Kemeja kotak-kotak coklat yang dikenakannya berkibaran layaknya daun pisang yang ditiup oleh angin yang berhembus.
Sesekali ia menolehkan kepalanya ke belakang dengan cemas.
"Woi, Anjing!"
Gadis yang tengah menenteng tas punggungnya melotot tajam saat sebuah teriakan mengarah tepat di depannya.
"Lo?!" pekiknya mengetatkan rahang.
Cowok itu terpelonjak kaget. "Eh, bukan lo Anjingnya. Itu di belakang ada Anjing," ralatnya segera agar kesalah pahaman tak berlanjut ke jalur hukum.
Cewek itu menaikan satu alisnya, tak percaya begitu saja atas ucapan orang asing persis gembel jalanan dimatanya.
"Gue seriusan! Nggak percaya, lo nyesel sendirian."
Cowok itu terus berlarian meninggalkannya.
Gadis itu berusaha menyakinkan dirinya sendiri sebelum matanya kembali melotot kaget karena saat ia menoleh. Benar saja, seekor Anjing tengah berlarian seakan ingin mengejarnya.
Ia menghembuskan napas, rileks. Jika ada Anjing jangan berlarian, nanti malah akan dikejar juga. Diam saja, bak sebatang korek yang tak bernyawa. Kata, Om-nya itu adalah cara ampuh. Karena katanya dengan begitu si Anjing akan merasa menang, melihat si lawan tak bergerak. Sisi liar hewan itu tak akan terpancing untuk menyerang. Ia menyunggingkan senyumnya, merasa beruntung karena tau teori ini.
"Heh, hanya Anjing kok."
Gukk! Gukk...
Gadis itu tetap tak bergeming dari posisinya. Berdiri dengan penuh kesombongan. Detik berikutnya.
"Huaaaa.... Mamah!!!"
Gadis berambut cepol itu berlarian tunggang langgang. Tas yang tadinya ia pegang kini terlempar begitu saja.
Kalau Anjingnya lucu mah tidak masalah. Lah, ini. Mukanya lebih serem dari bapak-bapak galak mantan tetangganya dahulu. Bagaimana tidak panik.
Sedikit yang ia tahu Anjing ini adalah sejenis pitbull yang dikenal sebagai jenis anjing agresif. Anjing ini tak ragu menyerang hewan peliharaan lain, bahkan di kasus tertentu, juga secara fatal menyerang manusia. Pitbull memang bisa melompat, bahkan beberapa di antaranya bisa melompat hingga dua meter, tapi mereka tidak bisa memanjat. Maka saat melihat pohon besar yang tinggi. Ia memutuskan untuk memanjat. Ia mendongak, melihat sudah ada seoseorang yang ada di atas.
"Heh, naik sini!" ujar seseorang meneriakinya yang ngos-ngosan.
"Apa?"
"Manjat pohon, hayuk!"
"Gue bukan monyet," bentaknya sebal. Tadi Anjing sekarang Monyet. Apa wajahnya menyerupai dua hewan itu? Tidak kan. Dengan mudahnya lelaki itu yang menyuruhnya memanjat, padahal dia kan perempuan. Tidak semua jenis perempuan, bisa memanjat. Walau dia bisa manjat juga sih, tapi kan jaim dikit gitu. Astaga! Disaat seperti ini masih memikirkan imaje. Bisa-bisa keburu mati.
"Gue nyuruh lo manjat bukan ngatain lo Monyet!"
"Oh."
KAMU SEDANG MEMBACA
ABC (Antara Benci dan Cinta) TAMAT ✔️
Fiksi RemajaPart lengkap! Ini Cerita pertama saya di watty. *** Bagaimana bisa sih, jika seorang yang terkenal Bad Boy! Tapi nyatanya takut berantem? Dan lelaki itu dipertemukan dengan sosok gadis yang galak, suka ngebentak orang, suka ngebogem orang tapi asli...