Abiegaill berubah menjadi sosok yang seakan tak mengenali Aga, layaknya orang asing. Aga merasakan itu, dari sikapnya, tingkah lakunya, semuanya beda.
Seperti saat berpapasan di kantin sekolah. Gadis itu berlalu saja. Aga memanggil namanya tapi dia menulikan telinga. Kali ini tidak akan dibiarkannya. Dia harus bicara dengan gadis itu. Apa ada yang salah dengannya?
Aga menahan pergelangan tangan Abiegaill membuat gadis itu menatapnya sengit.
Abiegaill menghentakan tangannya. Ekspresinya datar.
"Lo kenapa sih?" Akhirnya Aga bertanya. Dia sudah tidak bisa menahannya lagi.
"Gue?"
"Iya."
"Lo liat aja sendiri."
"Kondisi lo baik-baik aja. Tapi sikap lo, nggak kayak biasanya."
"Lo lupa? Gue memang kayak gini."
"Nggak. Lo berubah."
Abiegaill tak menyahutinya dia berlalu sembari membawa tumpukan novel di tangan.
"Kita perlu bicara." lelaki itu tidak menyerah dia menahan Abiegaill, menatapnya.
Abiegailll memutar mata, menghela napas.
"Apa?"
Tidak mau menjadi tontonan gratis anak SMA Garuda, Aga membawa Abiegaill ke taman belakang sekolah.
Abiegaill mendengkus kesal diseret Aga seperti ini. Ingin rasanya menendang tulang kering lelaki ini.
"Duduk."
Aga maupun Abiegaill saling berdiam diri setelah mendudukan diri di bangku kosong.
Abiegailll mulai bicara saat dirasakannya tujuh menit hanya dihabiskan saling diam. Sekarang ini bukan saat mengheningkan cipta.
"Mau lo apa sih ngajakin gue ke sini?"
"Ngg---"
"Cepet ngomong."
"Gue bukan mbah dukun yang akan ngerti apa yang lo mau."
Abiegaill mengernyit, memiringkan kepala. "Maksudnya?"
"Maksud gue lo kenapa kayak gini? Gue ada salah sama lo? Bilang. Jangan cuma diem aja."
Abiegaill memutar mata.
"Kenapa lo nggak dateng ke pesta gue?" tanya Aga kemudian membuat Abiegaill beringasan. Apa katanya tadi? Dia tidak datang. Cih, situ matanya kecolok kabel ya? Jelas-jelas tubuh bongsornya ada diantara orang-orang di sana.
"Gue dateng. Lo sibuk sama cewek lo sih makanya nggak liat gue," jawabnya lalu kembali merapatkan bibir.
"Ha?"
"Ha ho ha ho. Aja lo!" bentak Abiegaill kesal.
"Kok gue nggak liat lo sih?"
"Kan udah gue bilang lo sibuk ngurusin cewek lain!"
"Ha? Cewek yang mana?"
"Cewek yang kursi roda itu!" balasnya geram bahkan Abiegaill menendang kursi yang di duduki cowok itu saking kesalnya dia.
Aga manggut-manggut mengerti. "Oh, dia Kanaya."
"Nggak nanya!" sahut Abiegaill jutek.
"Gue cuma mau ngasih tau aja kok." Aga tersenyum manis. "Dia sahabat gue," lanjutnya.
"Sahabat apa pacar? Ngaku aja kali."
Aga mengulum senyum melihat ekspresi gadis ini. Oke, dia mengerti. Aga menarik kursinya mendekat ke Abiegaill. Membuat gadis berkacamata itu refleks mengernyit dan memundurkan kursinya sedikit ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABC (Antara Benci dan Cinta) TAMAT ✔️
Fiksi RemajaPart lengkap! Ini Cerita pertama saya di watty. *** Bagaimana bisa sih, jika seorang yang terkenal Bad Boy! Tapi nyatanya takut berantem? Dan lelaki itu dipertemukan dengan sosok gadis yang galak, suka ngebentak orang, suka ngebogem orang tapi asli...