I'm NOT the only one

22.9K 1.7K 594
                                    








***

"Aku pulang.."

Pria mungil yang mendengar seruan dari arah ruang utama segera berdiri, senyum terpatri di wajahnya saat wajah tampan milik suaminya tersuguh di sana.

"Selamat datang.." ujar si mungil dengan senyum manisnya.

Tangannya dengan cekatan mengambil alih tas kerja yang berada di tangan sang suami. "Kau lelah?"

Sang suami mengangguk, menarik istrinya untuk di dekap. Aroma yang menguar dari tubuh istrinya tersebut sangat ampuh menenangkannya–mengikis rasa lelah yang tertinggal akibat pekerjaan yang tiada habisnya.

Sang istri balas memeluk erat. Menghirup aroma maskulin sang suami yang tertinggal akibat bercampur dengan keringat dan ... Parfum wanita.

'Lagi' batinnya.

Bibir plumnya hanya bisa tersenyum getir di balik dada bidang sang suami. Sesuatu di dalam dadanya terasa di dekat dengan amat kuat.

"Makan lah, aku sudah memanaskan makanannya tadi." katanya seraya mendorong lembut dada sang suami agar sedikit menjauh.

"Mm.. Sayang, aku sudah makan di luar tadi." tolaknya seraya menggaruk tengkuk–yang sesungguhnya tak gatal– dengan senyum kikuk.

'Lagi?'

"Aah-begitu?"

Sang suami mengangguk mengiyakan.

"Baiklah kalau begitu.. tunggu lah sebentar, aku akan menyiapkan air hangat untukmu mandi."

Si mungil berlalu setelah mendapat anggukan dari suaminya. Kakinya melangkah menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamar mereka.

Tangannya dengan lihai mengatur suhu air sebelum memasukan sabun cair dengan aroma terapi ke dalam bathtub. Mendudukan bokongnya disisian bak sembari menunggu airnya terisi penuh.

'Parfum wanita, noda lipstik dan pulang larut setiap malam.'

Air mata tiba - tiba mengalir dari manik teduhnya. Bibirnya ia gigit kuat dengan kepala tertunduk dalam. Jari- jarinya meremas sisian bathtub dengan kuat. Dadanya amat sesak jika harus menggabungkan semua kemungkinan yang terus terjadi. Pikirannya menolak keras tapi hatinya meyakini ada yang tidak beres dengan sang suami.

"Sayang, kau tak apa?"

Suara sang suami menginterupsi, tangannya dengan segera menghapus lelehan bening yang sempat mengalir di pipinya. "Aku tak apa." katanya setelah berbalik menatap wajah sang suami dengan senyum manis yang di buat se-natural mungkin.

"Airnya sudah penuh, aku keluar dulu."

Kakinya sudah akan melangkah sebelum tangan besar sang suami menarik pinggangnya, memeluknya dari arah belakang seraya menyematkan kecupan-kecupan ringan di tengkuk lehernya.

"Aku merindukanmu.." ujarnya. Tangannya bergerak memutari area perut sang istri.

"Kookie, kau pasti lelah. Besok juga kau harus bangun pagi dan bekerja.." tangan mungilnya ikut bergerak mengelus tangan kekar sang suami di atas perutnya.

Kookie, nama panggilan kesayangan untuk suaminya Jeon Jungkook. Suami dari pria mungil Park Jimin yang sudah menjadi Jeong Jimin sejak setahun lalu. Pernikahan yang di dasari oleh cinta dari keduanya dan setelah melewati masa pacaran selama hampir 2 tahun.

Jeon Jungkook dan Park Jimin yang jika di satukan akan menjadi pasangan paling serasi. Jimin yang lembut dan Jungkook yang tegas meski terkadang suka keras kepala dan kekanakan. Jimin sangat mencintai Jungkook, begitupun sebaliknya.

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang