Aku posting semau aku ya, jangan nagih update cepet, soalnya masih revisi besar-besaran ini. Tapi terimakasih atas antusia membacanya ya.. Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan koment ya.. Kiss...
****
Banyak perlakuan tidak adil yang harus Diandra terima, baik itu secara materi maupun perhatian. Mama dan Papa sampai saat masih belum mau memaafkan Diandra, dan masih memperlakukan Diandra seperti orang lain yang tidak mereka kenal. Membuat Diandra harus menekan perasaannya sekuat hatinya.
Bagi Mama, anaknya hanya Daisy dan Daniel, Diandra hanya orang lain yang kebetulan ada di rumahnya
Kehadiran Diandra di rumah ini hanya dijadikan gangguan untuk keluarganya, mungkin kalau Papa dan Mama tidak takut pergunjingan sampai kepadanya, dan menganggu usahanya, Diandra yakin, Mama dan Papa akan tega menyingkirkan Diandra kemanapun, dan Diandra tahu alasan sebenarnya bila hal itu terjadi. Supaya Mama dan Papa tidak sering bertemu dengan Diandra.
Tidak ada kemewahan yang Diandra dapatkan di rumah mewah itu. Diandra tidak memiliki semua fasilitas yang dimiliki Daisy, dan Daniel, Mama dan Papanya tega, mereka menempatkan Diandra di dalam rumah mewah ini di gudang sempit dibelakang rumah ini untuk dijadikan kamar Diandra.
Dan entah sudah berapa ribu kali Diandra memohon kepada orang tuanya, supaya Diandra bisa diperlakukan sama seperti Daisy dan Daniel, tapi Mama dan Papa selalu menolak permintaan Diandra itu. Setelah sebelumnya ia dipaksa keluar dari kamarnya bersama Daisy yang selama ini mereka tempati.
Dan sebagai bukti lainnya,
Setiap hari Diandra harus berjalan kaki untuk bisa sampai ke sekolahnya, dari rumah ia berangkat setengah enam, untuk bisa sampai ke sekolahnya sekitar jam tujuh pagi kurang lima belas menit, begitupun pulangnya.
Tapi hal itu tidak pernah terjadi kepada Daisy, seberat apapun kesalahan yang dilakukan Daisy, Mama dan Papa selalu memaafkan Daisy.
Seperti kejadian beberapa hari yang lalu,
Daisy yang tengah belajar untuk mengendarai mobil mewah milik Papa, dan tidak sengaja menyerepet anak kecil yang tengah berjalan kaki, hingga anak itu luka-luka parah, dan mobilnya mengurangi kerasakan.
Tapi untuk Daisy, Papa dan Mama tidak memarahinya, apalagi menghukum dan menghina seperti yang selalu Mama dan Papa lakukan kepada Diandra. Melihat Daisy yang shock karena kejadian ini, Mama dan Papa menghela Daisy kedalam pelukannya yang hangat, dan memberikan ketenangan yang dibutuhkan.
Dan hal itu akan beda, bila yang melakukan kesalahan itu Diandra, Diandra tidak yakin Mama dan Papa akan mau datang menenangkannya, paling-paling yang akan Mama dan Papa perintahkan untuk menenangkan Diandra hanya Mbok Sumi, atau Ratmi.
Diandra sudah tahu itu yang akan terjadi.
Entah apa yang membuat Mama dan Papa berpikir bahwa Diandra merupakan anak pembawa sial? Mama dan Papa lebih mencintai Daisy, di bandingkan dengannya, mungkin karena Mama dan Papa menunggu 7 tahun untuk kelahiran Daisy. Atau ada sebab lain yang membuat orang tuanya berpikir, bahwa Diandra pembawa sial, dan sekarang ini predikatnya di tambah dengan sebutan pembunuh.
Diandra mengusap air matanya, yang tidak sengaja menetes di pipi.
Melihat pemandangan didepannya, dimana Papa mengantarkan Daisy kesekolah.
Setiap hari Papa yang akan mengantarkan Daisy, dengan lembut Papa akan mencium kening Daisy, dan dengan pandangan khawatir membiarkannya masuk kelingkungan sekolah. Papa akan terus menatap kepergian Daisy sampai bayangannya menghilang dari pandangan Papa.
Sedangkan untuknya, jangankan ciuman kening, diajak salaman saja, Papa menghindar, dan lebih memilih melengos pergi untuk mengabaikannya.
****
Handphone Diandra berdering nyaring, "halo..."
"Kakak Dek,"
"Kak Daisy, ada apa Kak?" tanyanya khawatir.
"Kamu dimana sekarang? Masih disekolah?"
"Iya Kak, Andra masih disekolah?"
"Ya sudah cepet pulang ya, ada yang mau Kakak tunjukan sama kamu,"
"Apa itu Kak? Andra penasaran nih?"
"Pulang aja dulu baru nanti Kakak kasih lihat,"
"Oke Kak,"
'Klik' telepon ditutup dari sana.
****
Kak Daisy menunjukan oleh-oleh dari Papa yang kemarin sore baru pulang melakukan perjalanan bisnis dari Amerika, sebuah kamera canggih type terbaru yang dibuat limited edition, dan hanya ada 1000 unit diseluruh dunia, sudah jelas harga yang harus dibayarpun pasti fantastic, Diandra hanya bisa meneguk ludahnya membayangkan berapa uang yang harus Papa keluarkan untuk membeli barang mahal tersebut.
Karena yang mendapatkan oleh-oleh itu bukan hanya Kak Daisy, Mama juga mendapatkannya, satu set perhiasan dari mutiara hitam langka Tahiti, yang sudah jelas pasti sangat mahal harganya, Daniel juga mendapatkan tambahan koleksi super heronya yang banyak, sedangkan untuk Diandra?
Mendapatkan sebuah stiker, dengan harga termurah saja sudah Alhamdulillah. Karena biasanya setiap keluarganya berkeliling dunia, mereka melupakan keberadaan Diandra ada diantara mereka.
Diandra ada tapi tidak kelihatan oleh mata kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Diandra
RandomDiandra, atau Andra. Hampir sepanjang hidupnya harus ikhlas menerima sebutan, "Pembunuh," dan anak, "Pembawa Sial," dan yang lebih menyakitkan, karena sebutan-sebutan itu ia dapatkan dari orang-orang terdekatnya, orang tua dan keluarganya. Dari keri...