Siang yang panas, saat lobby Java Architect Engineering, And Design Project di hebohkan dengan kedatangan taipan kaya pemilik perusahaan multi nasional PT. Narendra Group. Perusahaan besar yang anak perusahaannya bergerak di bidang pertambangan, minyak, perkebunan, property, penyewaan alat berat, transportasi dan perhotelan juga parawisata, yang anak perusahaannya tersebar di hampir seluruh bagian Indonesia, dan beberapa kota di Benua Eropa dan Australia.
Semua orang was-was, karena ini kali pertama firma kecil ini kedatangan orang nomor satu di Narendra Group. Dan ini merupakan rekor pertama di firma kecil ini, dan hal itulah yang membuat kehebohan di lobby sampai ruang kerja di bangunan tiga lantai ini.
Bukan tanpa alasan Papa datang ke kantor ini, tujuan utamanya karena ingin meeting dan melanjutkan kontrak kerjasama atas pembangunan hotel yang akan dilakukan di Bandung Utara, tujuan yang lainnya karena Papa ingin mencari keberadaan Andra.
Meeting dengan owner Java Architect dilakukan selama hampir dua jam, dan disambung dengan obrolan ramah tamah, hingga akhirnya Papa mulai melakukan pembicaraan diluar urusan bisnis dua perusahaan itu.
Tapi ingin mencari tahu keberadaan Diandra, karena sejak kedatangannya ke perusahaan ini Papa tidak melihat bayangan Andra di manapun. Padahal harusnya yang memimpin meeting untuk pembangunan hotel di Bandung Utara, dengan Papa adalah Diandra, karena Diandra pemimpin projek untuk pembangunan hotel yang akan segera di bangun.
"Saya sepertinya belum melihat pemimpin proyek untuk pembangunan hotel saya?" tanya Papa.
Miko tersenyum, sebelum menjawab pertanyaan Papa. "Kami mohon maaf Pak Sebastian. Kebetulan Dee pemimpin proyek pembangunan hotel Anda, dan yang harusnya memimpin meeting kali ini sedang berhalangan hadir Pak,"
"Boleh saya ketemu dengan pimpinan proyek yang akan mengerjakan pembangunan hotel saya ini?" tanya Papa pada satu kesempatan kepada Miko.
"Mohon Maaf Pak Sebastian, tapi Dee sedang ijin pulang kampung halamannya di Malang, Dee baru akan pulang hari Senin nanti.."
"Malang?" tanya Papa memotong ucapan Miko.
Miko tanpa curiga menganggukan kepalanya, "iya Dee bilang, Ibunya memintanya untuk pulang ke Malang, ia pulang kemarin sore dan baru akan pulang lusa," jelasnya.
Papa menghembuskan napasnya.
'Malang?' entah sudah berapa kali Papa datang ke Malang untuk mencari keberadaan Diandra, tapi di Malang pun orang-orang bayarannya tidak melacak keberadaan Andra.
Papa tersenyum, dan menatap Miko,
Tapi sebelum Papa membuka mulutnya saat Papa dan Miko keluar dari ruang meeting, Papa melihat sosok yang ia kenal.
"Mbok Sumi?" tanya Papa.
Sosok itu membalikan tubuhnya, menatap Papa. Matanya melebar terkejut akan bertemu Papa disini.
"Mbok sedang apa disini?"
"Mbok Sumi setiap hari datang kesini, untuk mengantarkan makan siang untuk Dee Pak," bukan Mbok Sumi yang menjawab, tapi Miko. Membuat wajah Mbok Sumi yang pucat semakin pucat pasi.
Papa menatap Mbok Sumi lama, sebelum akhirnya pamit kembali ke kantor, dan mengajak serta Mbok Sumi pulang ke rumah bersamanya.
****
Diperjalanan,
"Mbok Sumi tahu Andra sudah kembali ke Bandung?" tanya Papa pelan, Papa sungguh tidak tega bila harus memarahi Mbok Sumi, apalagi Andra dengan sangat telah menitipkan Mbok Sumi ke Mama dan Papa untuk menyayanginya.
Ragu Mbok Sumi menganggukan kepalanya, "kenapa Mbok tidak bilang ke saya atau ke istri saya?" kata Papa, suaranya pelan menahan getaran sesal.
Mbok Sumi mengusap airmata yang menetes dipipinya, "karena Neng Andra tidak mau, Ibu dan Bapak tahu, kalau Neng Andra sudah kembali ke Bandung," jelas Mbok Sumi, membuat Papa lagi-lagi menarik napas berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Diandra
RandomDiandra, atau Andra. Hampir sepanjang hidupnya harus ikhlas menerima sebutan, "Pembunuh," dan anak, "Pembawa Sial," dan yang lebih menyakitkan, karena sebutan-sebutan itu ia dapatkan dari orang-orang terdekatnya, orang tua dan keluarganya. Dari keri...