Jihoon Point Of View

790 57 60
                                    

Namaku Lee Jihoon.

Biasanya orang-orang memanggilku Woozi setelah aku debut bersama boygroup Seventeen.

Hanya satu orang yang masih setia memanggil Jihoon, hanya dihadapan para penggemar sajalah ia memanggilku Woozi.

Perlakuan yang baik dan penuh perhatian membuatku merasa nyaman, tanpa kusadari perasaan yang seharusnya tidak ada, justru membumbung tinggi tanpa sempat aku cegah.

Perasaan ini menyakitkan, sungguh.

Banyak orang bicara tentang jatuh cinta itu indah, tapi tidak berlaku jika orang yang telah membuatmu jatuh hati telah ada yang memiliki.

Terlebih itu sahabatmu sendiri. Kami bersahabat dekat, kami seusia. Bayangkan seberapa menderitanya aku.

Kwon Soonyoung, pemuda lemah lembut tanpa pernah kehilangan senyum itu telah mencuri perhatianku. Perlakuan yang sangat baik dan kasih sayang yang diberikan sungguh membuatku terlena.

Caratduel, nama penggemar kami. Alasan kami memiliki skinship lebih, mereka sering kali menyebut kami HoWo untuk penggemar Korea, sedangkan SoonHoon lebih dikenal bagi penggemar internasional.

Kadang aku mengumpat dan bersyukur disaat bersamaan.

Pengumpat karena terus jatuh pada pemuda sipit itu, dan bersyukur banyak yang menerima kami.

Tapi kenyataan berkata lain, Soonyoung atau yang sering dikenal sebagai Hoshi itu, telah memiliki tambatan hati.

Bukan aku yang selalu disandingkan dengan dia, bahkan kami memiliki lagu duet, tapi kebersamaan kami tak pernah membuatnya melirik ku sedikit pun.

Justru Jeon Wonwoo, yang bisa melakukan itu dengan mudah. Padahal mereka sangat dikenal seperti musuh bebuyutan atau seperti film kartun kucing dan tikus yang sering ku tonton semasa aku kecil.

Dan mereka berdua kini ada di hadapanku, tengah duduk bersebelan di sofa depanku.

Tangan keduanya tidak pernah diam untuk bergerak, padahal mata mereka sedang tertuju pada laptop yang menyala dengan handset yang menyumpal telinga mereka.

Tangan Soonyoung terus saja melakukan hal-hal usil kepada Wonwoo, yang membuat pemuda emo itu terus saja menempeleng kepala Soonyoung.

Rasanya panas sekali, padahal aku yakin pendingin ruangan tengah bekerja.

"Woozi hyung, kemarilah."

Aku menoleh menemukan Dino tengah menenteng dua plastik jumbo, yang aku yakini berisi belanjaan.

"Kau belanja sendiri?"

Aku membawa salah satunya, mengintip isinya yang ternyata satu plastik full berisi cemilan.

"Tidak, aku bersama Mingyu hyung tapi dia masih di depan, tadi Eisaa hyung mencegatnya."

Aku mengangguk paham dan berjalan dibelakang sofa yang di duduki Soonyoung dan Wonwoo, ternyata keduanya tengah menonton sebuah video, aku menghela napas saat mendapati judul dari judul yang tengah mereka saksikan itu, WonYoung/SoonWoo.

Pantas saja mereka berdua tidak berhenti cekikikan dari mereka membuka laptop.

Satu jam berlalu yang aku habiskan untuk tidur-tidur ayam di sofa dan berusaha menulikan telinga dan membutakan kedua mataku, karena Soonyoung dan Wonwoo masih betah disana sampai akhirnya Mingyu meminta kami untuk segera makan malam.

"Ya Jihoonie? Kau mau makan tidak?"

Aku merasakan telapak tangan Soonyoung menyapa dahiku.

Aku hanya bergumam menanggapinya, tiba-tiba merasa serak.

HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang