3

977 65 3
                                    

Desyca berjalan dengan santai menuju parkiran mobil, namun tiba tiba “Dug” seseorang menabrak pundaknya, Desyca hampir terjatuh tapi untung saja dia masih bisa menyeimbangkan tubuhnya.

“Ups, sory” kata orang itu sambil merapatkan kedua tanganya. Belum sempat Desyca mengucap sepatah katapun, orang tersebut sudah kembali berlari.

“Ih, dasar gak sopan”. Desyca mengumpat karena kesal dengan kelakuan orang itu.

“Eh, tunggu dulu, Desyca memicingkan matanya melihat cowok yang tadi menabraknya memasuki mobil jazz putih yang merebut tempat parkirnya. “Ah sial, lagi lagi ternyata tu cowok”. Desyca merasa makin kesal dengan kejadian barusan ditambah kejadian tadi pagi.

    Desyca menghempaskan badannya saat memasuki mobilnya, ia mulai menyalakan mobilnya dan mempersiapkan mobilnya untuk melaju.

    Mobil toyota yaris merah melaju keluar dari kampus X. Desyca melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah, moodnya sedang kurang baik untuk saat ini. Mobil itu terus melaju sampai depan rumahnya. Desyca membunyikan klakson sebagai tanda ia telah pulang.

    Bi Inah dengan sigap segera membukakan pagar rumah Desyca yang awalnya terkunci rapat.

    Desyca menurunkan kaca mobilnya, “Makasih ya Bi Inah”, Desyca tersenyum ke arah bi Inah.

“Sama sama non”, bi Inah membalas senyum Desyca.

    Desyca kembali melajukan mobilnya menuju garasi rumahnya. Sesampainya disana, Desyca mematikan mesin mobil lalu turun dari mobil dengan wajah kusut.

    Mami Amelia yang mengetahui anaknya sudah pulang langsung menghampiri Desyca. Desyca langsung menyalami tangan maminya.

“Des, mukanya kenapa kusut banget?” Mami Amelia heran melihat anaknya.

“Gapapa mi, dedes cape aja, hehe”, Desyca tersenyum masam menjawab pertanyaan maminya.

“Yaudah, kamu istirahat sana des, jangan lupa mandi”.

“Iya mami. Oh iya mi, besok dedes nginep ya di rumah Irene, orang tuanya lagi ke luara kota, boleh kan mi?” muka Desyca memelas.

    Mami yang tak tahan melihat tampang melas Desyca akhirnya menganggukan kepalanya. “Tapi jangan lupa bilang papi ya des”. Mami mengingatkan.

“Mami aja ya yang bilang ke papi, mami kan jago tuh ngeloby papi”. Desyca memohon kepada maminya.

“Yaudah, nanti mami bilangin ke papi”. Mami menjawab dengan nada jengkel.

“Yeay, makasih mami, mami cantik deh”. Desyca memeluk dan mencium pipi maminya dengan gemas.

“Iya iya, udah sana mandi, kamu bau asem tau”. Mami menutup hidungnya meledek anak perempuannya itu.

“Ih mami ma”. Desyca kesal namun tetap berjalan menuju kamarnya.

---------------------

“Ah segernya udah mandi”. Desyca keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melilit di kepalanya.

Desyca mengambil hp nya yang ada di atas nakas, tangannya lihai membuka pola kunci dan mencari kontak bernama Irene.

Desyca: Irene :D

Irene: Iya des, gimana lu dibolehin ga?

Desyca: Boleh dong ren, hehehe

Irene: Yeay, peluk desyca

Desyca: Sini lu, peluk gue beneran, hahahaha

Irene: Udah malem kali des, segitu kangennya apa sama gue? Hahaha

Lost (304th Study Room)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang