13

556 48 2
                                    

Desyca telah sampai di cafe Andara, segera ia masuk dan mencari keberadaan temannya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru cafe untuk menemukan tempat temannya.

Dirga melambaikan tangan agar terlihat oleh Desyca. Desyca yang sadar segera berjalan menghampiri kesana.

“Loh, Irene mana?” Tanya Desyca sembari duduk dan memangku tas nya. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah namun tak menemukan Irene.

“Sst", Dirga mengangkat telunjuk ke hidungnya.

Desyca melihat raut wajah Reihan yang kusut dan kebingungan. Ia segera melirik Dirga dan melakukan kontak mata dengannya tapi Dirga hanya menggendikan bahu.

“Rei lu kenapa? Kok kusut banget?”, Tanya Desyca memastikan keadaan temannya.

Reihan hanya menghela nafas dan mengacak-acak rambut nya. Dirga yang sudah tau hanya bisa diam.

“Rei”, Desyca kembali memastikan keadaan temannya.

Reihan tetap diam tak menjawab.

“Lu lagi ada masalah sama Irene, kok dia gak ikut?” Tanyanya lagi.

“Udah Rei cerita aja, jangan lu pendem sendiri”, Dirga membujuk Reihan dengan wajah menahan tawa.

“Des, gue suka sama Irene bantuin gue buat dapetin dia, gue mau dia tau perasaan gue”, Reihan mulai membuka suara.

“Pffft”, Desyca menahan tawa tapi sangat sulit untuknya, seketika tawanya meledak.

“Hahahaha, ini Reihan Rizaski kan? Ga Kesambet lu Rei? Playboy kaya lu minta bantuan sama gue? Mantan lu kan banyak, dulu lu deketin mereka gimana?”.

Dirga hanya geleng-geleng kepala mendengar pertanyaan Desyca yang seperti kereta karena terlalu panjang.

“Ah sial, nanya satu satu kali Des", gerutu Reihan sambil menimpuk kening Desyca dengan kacang.

“Hahaha, sorry Rei”, Desyca masih cengengesan.

“Rei, kayanya lu salah minta bantuan sama si slebor, dia pacaran aja belum pernah, hahahaha”, Dirga puas menertawakan Desyca.

“Eh garong, lu punya mantan satu aja belagu”, Desyca kesal tak mau kalah.

“Biarin yang penting ada, lagipula banyak tu cewek cewek yang ngejar ngejar gue”, Dirga mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum.

“Huek, enek gue mau muntah”, Desyca muak dengan ke PD an Dirga.

“Lu harus mengakui Des", Dirga terkekeh melihat tampang Desyca.

“Heh, kalian kok ribut sendiri bukannya bantuin gue”, Reihan menggebrak meja dengan kesal.

Suara gebrakan meja itu cukup kencang sehingga seisi cafe melirik dan memperhatikan ke arah mereka. Mereka hanya bisa menunduk malu.

Mereka hanya saling melirik . Wajah Dirga mulai menahan tawa, Desyca mulai tak tahan begitupun dengan Reihan hingga akhirnya tawa mereka pecah.

“Hahahaha, lu si Rei”, Desyca menepuk dan mendorong sedikit bahu Reihan.

“Hahahaha, bodoh lu Rei”, Dirga menepuk nepuk meja saking semangat tertawa.

“Hahaha, lu berdua si, jadian aja lah lu berdua”, Reihan berkata seenaknya seakan tanpa dosa.

'Deg’ Dirga terdiam mendengar perkataan Reihan, ia sadar bahwa ia mulai menyukai Desyca si cewek slebor.

“Hahahaha, Rei, Rei, gue hampir nangis ni saking gak kuat ketawa terus, masa iya gue jadian sama si garong, cowok yang lebih licin daripada cewek”, Desyca terus tertawa dan menyeka sedikit air matanya yang keluar.

Lost (304th Study Room)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang