36

248 27 8
                                    

Dua minggu berselang, Juna menengadahkan kepalanya menatap mentari yang baru menapaki bumi. Senyum terbit dari bibirnya, 'terima kasih Tuhan karena sudah membuatku seperti sedia kala, walaupun belum sepenuhnya tapi kaki ini sudah dapat berpijak dan berjalan mengelilingi alam-Mu' batin Juna.

"Desyca, aku merindukanmu. Kamu masih menungguku kan?" Tanya Juna entah pada siapa, hanya hembusan angin yang menyahutinya.

"Mas Juna!" Panggil Bejo membuat Juna menoleh. Senyum yang tak luntur dari wajah Juna membuat Bejo ikut tersenyum.

"Mas sudah siap-siap?" Tanya Bejo memastikan.

"Udah dong Jo, gue harus segera kesana buat jelasin semuanya," jawab Juna mantap. "Jo, bunda beneran gak mau ikut?" Suara Juna memelas.

Bejo menggeleng, "bunda mau disini aja mas, katanya dia nunggu Desyca dibawa kesini sama mas Juna."

Juna menganggukkan kepalanya, Juna dan Bejo berjalan menemui bunda yang sedang duduk dan tersenyum saat melihatnya.

"Bunda beneran gak mau ikut?" Tanya Juna.

"Enggak Jun, bunda mau nunggu kamu disini, bawa dia kesini ya buat temuin bunda," jawab bunda dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.

"Yaudah kalo gitu Bun, Juna sama Bejo berangkat ya, doain Juna ya Bun." Juna dan Bejo mencium punggung tangan bunda kemudian melangkah mendekati mobil yang sudah menunggunya.

"Hati-hati di jalan sayang, kabarin bunda kalau kalian sudah sampai!" Seru bunda yang dijawab anggukan oleh Juna dan Bejo.

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya mereka sampai di rumah Bejo. Bejo dan Juna merebahkan tubuhnya pada kasur yang berukuran besar itu. 

"Andai rumah gue gak dijual bunda,gue pasti minta dianter ke rumah gue Jo," ujar Juna dengan suara parau.

"Ya mau bagaimana lagi mas, itu kan untuk biaya pengobatan mas Juna juga," jawab Bejo.

"Mas, aku tidur bentar ya, mas Juna juga tidur ya istirahat dulu pasti cape," lanjut Bejo hingga akhirnya terlelap.

Juna berusaha memejamkan matanya, tapi ia tak bisa terlelap, pikirannya terus tertuju pada Desyca. Ia akhirnya mengambil jaket dan menuliskan pesan untuk Bejo.

'Jo, gue pergi nemuin Desyca, gue harus jelasin semuanya sekarang!'

Juna berjalan keluar, ia mengehentikan taksi dan menaikinya.

"Mau kemana pak?" Tanya supir taksi itu ramah.

"Komplek Arcadia pak," jawab Juna, ia merapalkan doa dalam hati di sepanjang perjalanan, semoga Desyca tetap menunggunya.

------------

"Hahahaha, akhirnya kalian mau nyusul kita juga," ucap Reihan sambil memainkan alisnya.

"Kita gak mau kalah lah Rei, ya kan Des?" Tanya Dirga mengkode Desyca. Desyca pun menganggukan kepalanya.

"Iyalah, bentar lg gue jadi ibu, kalian harus cepet ya biar anak gue ada temennya, hehe," kekeh Irene.

"Ren, kamu udah minum vitaminnya?" Tanya Reihan sambil mengusap lembut rambut Irene.

"Oiya,aku lupa, hehehe," jawab Irene cengengesan, yang langsung mendapat tatapan tajam Reihan.

"Hehehe, aku bawa kok vitaminnya," ujar Irene sambil mengeluarkan vitamin dari dalam tas nya dan segera meminumnya.

"Haduh bumil, jangan lupa dong diminum vitaminnya." Desyca menggelengkan kepalanya.

Lost (304th Study Room)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang