8

578 52 2
                                    

Juna kembali menatap layar handphone nya, ia baru saja akan memainkan sebuah game, hingga....

"Dor", Desyca mengagetkan Juna dari belakang. Juna yang kaget tak sengaja melempar handphone nya. Desyca dengan sigap menangkap handphone itu dan berhasil, walaupun dengan posisi jatuh tersungkur.

Desyca menatap handphone itu, "Ah, untung saja tertangkap", Ia menghela nafasnya. Ia menengok ke sebelah kanan, terdapat Juna yang berdiri dengan wajah kesal dan mata yang menatap tajam ke arahnya seakan bola mata itu akan keluar.

"Aih mati aku", Desyca berujar dalam hati. Ia kembali melirik ke arah Juna yang tak bergeser dari posisinya.

Desyca berdiri lalu menghampiri Juna. "Mas Juna ini handphone nya, gak lecet kok hehe", ucap Desyca cengengesan berusaha menutupi ketakutannya.

"Kayaknya asyik juga kalo gue ngerjain ni cewek", Juna berujar dalam hati.

"Eh cewek kusut, lu bisa gak si gak cari masalah? Kalo gini gue jadi ragu mau ngajarin lu", Juna menatap tajam Desyca.

"Yah mas Juna jangan gitu dong, maaf ya maaf banget, aku gak akan ulangin lagi kok", Desyca meminta maaf dengan menundukan kepala sambil merapatkan tangannya.

Juna mengerutkan keningnya menatap Desyca, ia menahan tawa melihat wajah memelas si cewek kusut.

"Mas Juna kok diem si? Maafin aku ya mas, tetep ajarin aku ya, please!!", ucap Desyca makin memelas.

Juna makin menahan tawanya melihat Desyca tapi tetap berusaha cool.

"Yaudah hari ini lu gue maafin, tapi lain kali jangan harap ya".

"Aah mas Juna thank you, ternyata mas Juna baik banget", saking senangnya Desyca tak sadar hampir memeluk Juna.

Juna menahan tangan Desyca. "Gak usah peluk gue, jangan ambil kesempatan dalam kesempitan ya cewek kusut", Juna ketus.

"Eh, maaf mas Juna, aku terlalu seneng sampe gak sadar, hehehe", Desyca cengengesan.

"Yaudah, kita duduk disana aja", Juna menunjuk kursi yang ada di bagian kiri loby.

Juna dan Desyca melangkah dan duduk di kursi yang Juna tunjuk tadi. Desyca segera mengeluarkan laptop dan membukanya untuk melihat tugas statistika.

"Apa apaan si lu cewek kusut masa dari segitu banyak soal lu cuma ngerjain satu, lu dengerin materi gak si?" Juna marah kepada Desyca. Desyca hanya cengar cengir mendengar omelan Juna.

"Jangan cengengesan gitu cewek kusut, jawab pertanyaan gue", Juna marah, matanya menatap tajam Desyca.

"Gleg", Desyca menelan salivanya. "Haduh, mati gue mas Juna ngamuk", ucapnya dalam hati.

"Mas Juna maaf, yang aku ngerti cuma bagian itu yang lainnya aku belum paham", Desyca memelas, matanya menyiratkan meminta simpati pada Juna.

Juna menghela nafasnya, mencoba menahan kesal kepada cewek kusut ini.

"Ok, ok, gue bantuin, tapi muka lu gak usah kaya anak kucing minta makan gitu, gak usah sok melas sama gue", jawab Juna Ketus.

Desyca segera mengubah ekspresinya dari memelas menjadi tersenyum lebar. "Mas Juna makasih ya".

"Iya, iya, yaudah lu dengerin penjelasan gue, kalo ada yg gak ngerti tanya aja". Desyca menganggukan kepalanya tanda mengiyakan ucapan Juna.

Juna mulai menjelaskan cara pengerjaan soal soal statistika. Desyca memperhatikan dengan seksama, sesekali ia bertanya kepada Juna tentang penjelasan Juna yang belum ia mengerti. Juna dengam sabar menjelaskannya kembali jika ada sesuatu yang belum di mengerti Desyca.

"Lain kali, kalo ada sesuatu yang gak ngerti, lu tanya gue aja", Juna mengingatkan.

"Beneran mas Juna?" Desyca memasang wajah takjub seakan tak percaya.

"Iya beneran", jawab Juna santai.

"Asyik, mas Juna baik deh", Desyca tertawa senang.

"Yang bilang gue jahat siapa?" Juna menyelidik.

"Gak ada si mas, abis pertama kali ketemu mas Juna keliatannya galak banget", Desyca tertawa saat mengingat pertama kali bertemu Juna.

"Ah masa?" Juna tak sadar. Desyca hanya menganggukan kepala.

Kemudian hening menyelimuti mereka, soal statistika juga sudah selesai. Mereka seakan tidak mempunyai bahan untuk memulai pembicaraan kembali.

Tiba tiba.........

"Kruk" terdengar bunyi suara dari perut Desyca, Juna langsung menengok mendengarnya. Desyca menahan malu karena Juna langsung sadar.

"Hahahahhahaha, lu laper cewek kusut?", Juna tertawa terbahak bahak. Desyca hanya mengangguk.

"Emang tadi lu gak makan?" ucap Juna dengan suara yang lebih halus. Desyca menjawabnya dengan menggelengkan kepala.

Juna membuka tas, ia mengambil sesuatu dari dalam tas nya.

"Ini buat lu cewek kusut", Juna memberikan roti kepada Desyca dan menatapnya.

Desyca yang kaget dengan perlakuan Juna akhirnya menatap Juna lekat. "Ternyata orang yang gue anggep galak bisa sebaik ini saat gue bisa mengenalnya lebih jauh", ucap Desyca dalam hati.

Cukup lama mereka berpandangan, saling menatap lekat satu sama lain, hingga....

"Tuk" Juna menghentakkan rotinya ke kening Deyca. Desyca tersadar dari lamunannya.

"Nih makan", Juna kembali menyodorkan roti itu ke Desyca.

Desyca menerima roti itu dan tersenyum kepada Juna.

Lost (304th Study Room)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang