4

2.4K 333 28
                                    

Sekarang aku sedang disini, ya di lantai dua tempat kelas anak IPA belajar. Hm udah sepi sih, lagian bisa-bisanya aku dengan gampangnya percaya gitu aja kalo Andra bakal menghampiriku. Yaampun Naura, sadar!

Pas aku membalikan badan sambil main ponselku tiba-tiba-

DUGH

"Aduh! Siapa sih yang ngalingin jalan kalan tuh leb-ar." Ucapku yang kaget karena yang gua tabrak itu Andra.

"Hai, maaf ya saya buat kamu nunggu lama disini."

"Hmm."

"Kamu marah sama saya karna saya telat."

"Hah? Enggaklah, siapa gua siapa lo."

"Tuhkan jadi galak kamu nya."

"YA MIKIR DONG BEL UDAH SETENGAH JAM YANG LALU."

"Ngaku juga kan kamu."

"Ini bukan waktunya ngomongin itu ya Andra."

"Oke maaf hehe." kata Andra sambil memamerkan giginya.

"Kamu naik motor sama saya gapapa kan?"

"Hah???"

"Iyaa."

"Berdua sama gua?" kataku sambil nunjuk diri sendiri.

"Emang disini ada siapa lagi? Lagipula mana boleh bertiga naik motor, lucu kamu." kata Andra sambil ngacak rambutku.

"Ayo ke parkiran." Katanya lalu jalan mendahuluiku.

Lalu aku diam membisu dengan mulut terbuka.

ANDRA!

"Kamu beruntung Naura." Ucap Andra ketika sampai di tujuan. Kita udah sampe disuatu mall besar di kota, gila sih rakyat sepertimu kayaknya tidak bisa relate.

"Apaan sih lo? Mau ngatain kalo gua ga mampu gitu karna gua gapernah kesini?" iya soalnya aku noraknya keliatan sekali.

"Naura, kayaknya saya udah paham salah satu kebiasaan kamu."

"Apa?"

"Memotong pembicaraan orang, saya belom selesai bicara."

"Serah lah."

Aku jalan duluan di mall besar ini, banyak produk yang dijual disini mulai dari makanan, baju, macam fashion, sampai make up dan skincare.

Tapi itu semua belum bisa mengambil alih fokusku, aku justru sekarang tertuju sama salah satu toko buku yang berada di lantai dua.

"Kenapa, kamu mau kesana?"

"Um, iya."

"Yaudah saya temani." Andra sekarang yang justru jalan duluan dan udah naik di eskalator.














"WAW! Vampire flower!!!" Aku hampir menjerit di toko buku itu gegara liat novel yang selama ini gua cari cuma selalu kosong.

"Jangan teriak-teriak ditoko buku, ganggu orang lain." kata Andra yang tiba-tiba udah disampingku sambil megang buku 'Negeri Para Bedebah' karya Tere Liye.

"Lo aja sok baca buku begituan, emang ngerti." Kataku sambil mengejek.

"Saya nasehatin kamu malah dibales begitu." Ucap Andra datar.

"Diem deh." Ucapku sambil mengambil novelnya dan buka dompet.

"Duh kurang dua puluh ribu, kampret!." batinku.

"Buku kamu sekalian sama saya aja." Andra udah ngambil alih bukunya.

"Ih udah ndra gausah, lain kali aja belinya. Gua tuh baru kenalan sama lu, gasopan kalo langsung minta tolong sesuatu." Ucapku sambil berusaha mengambil buku dari tangan Andra.

"Saya kok yang mau, kenapa kamu yang ribet."

"ANDRA!" Pekik ku, sudah tidak peduli mau dilihat orang juga. Dia udah nyelonong begitu saja ke kasir.






"Kamu gamau mesan makanan?" Sekarang kita berada disalah satu restoran yang lumayan bergengsi, duh makin repot aja diajak makan kesini.

"Enggak." Jawabku singkat.

"Kalo kamu gak makan karna alasan gacukup budget saya marah."

"Gaada hak buat marah sama gua." Kataku sambil memainkan tali ujung tas.

Andra cuma gelengin kepala terus mesen dua pasta.

"Andra kan gua bilang g-"

"Saya yang mau, kamu gausah ribet."

"And-"

"Sama-sama, Naura."

"Andra, kayaknya sekarang lo deh yang suka motong omongan gua." Sindirku.

"Kesel kan kamu? Barusan tadi saya balas. Tidak enak kan kalo sedang berbicara dipotong?"

Aku memilih diam, karena dia ngomong mulu, kayak cewek. Heran.



Pulangnya Andra mengantarku dengan motor kawasakinya. Aku udah komat-kamit aja semoga gak ada abangku tercinta di rumah, males jawabin pertanyaannya yang udah kayak nyalonin DPR.

"Oh iya ini buku kamu."

"Punya lo, bukan punya gua."

"Loh kenapa?"

"Kan pake duit lo."

"Yaudah sekarang saya kasih ke kamu."

"Gua ga minta, udahlah gua gamau berantem sama lo."

"Kamu mau saya jadi orang yang buang-buang uang?"

Aku samber aja itu buku terus langsung buka pager mau masuk.

"Hey kamu lupa bilang sesuatu sama saya."

"Pamrih?" Terus abis itu aku langsung masuk ke dalam rumah sambil ngebanting pintu.






















"Saya harap kamu besok tidak galak dan marah seperti hari ini. Tidak membuat saya takut, tapi saya justru khawatir dan ingin menjadi alasan kamu tersenyum."



















--

Dangdut banget ahelah

[i] who ㅡkim seungmin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang