(Y/n), kenapa kamu masih bisa hidup sih? Kalo aku sih mendingan mati aja daripada hidup kayak kamu.
Anak sialan. Kenapa kamu ga mati aja sana. Bisanya cuman bawa sial.
Dada rata, pendek, miskin, jelek iya, kamu apa sih? Monster ya?
Woy bayar dong. Jangan bisanya cuman ngemis! Hutang belom lunas udah minta lagi. Ga tau diri.
Dikasih kelonggaran malah makin besar kepala ya? Nih makan tuh sampah!
Eomma, appa, lagi apa?
(Y/n), eomma dan appa mau pergi dulu ya.
Mau kemana? Koq aku ga diajak? Cepetan pulang ya.
Iya. *mereka tidak pernah kembali dan meninggalkanmu dengan hutang mereka*
"Eomma! Appa! Jangan tinggalkan aku!" teriakmu lalu terbangun. Kamu tertegun. Keringat dingin mengucur deras di pelipismu. "Lama-lama aku bisa gila."
"Ada apa? Mimpi buruk?" ucap Jin memecah kehiningan.
Kamu tidak sadar kalau mereka terbangun karena teriakkanmu.
"Ah mianhae. Aku hanya mimpi buruk," ucapmu menggaruk kepalamu yang sebenarnya tidak gatal.
"Tidak apa-apa. Kalo mau cerita, cerita aja. Kita siap mendengar koq," Namjoon menepuk kepalamu dan menenangkanmu.
"Ah lain kali jangan teriak. Menakutkan," ucap Yoongi yang sukses membuatmu terkekeh.
Maaf. Aku tidak bisa memberitahu kalian.
Esoknya kalian kembali beraktifitas seperti biasanya. Ya walaupun banyak haters menghujat dan berusaha menjatuhkan kalian, kalian tidak menyerah. Kalian terus maju.
Beberapa tahun kemudian, kalian membuktikan kalau kalian benar-benar pantas berada di panggung Billboard.
Selanjutnya kalian akan melakukan MV Spring Day.
"Jimin hyung, dingin..," keluhmu mengusap kedua telapak tanganmu.
"Ga ada yang nanya," Jimin merespon dan dipukuli olehmu.
"Sakit eoh!" seru Jimin lalu tertawa melihat reaksimu yang dikatakan lucu olehnya.
"Hey! Sudah waktunya shooting! Kalian mainnya nanti aja!" seru Namjoon berteriak di telinga kalian berdua.
"Telingaku!" rintihmu memegang telinga kirimu. "Harus banget teriak di telinga!"
"Mau aku teriaki lagi?" teriak Namjoon lagi-lagi di telinga kalian.
"Tamatlah telinga mulusku," ucap Jimin sudah pasrah.
Kalian tertawa tebahak-bahak mendengar Jimin ngelantur.
Tidak butuh lama Jimin dan kamu menjadi akrab setelah semua yang kalian lalui sebagai keluarga.
Namun sebuah kejadian yang tidak diinginkan mendatangimu. Ya. Kamu digosipkan '(y/n) member bangtan merupakan hasil dari hubungan gelap dengan seorang pasangan miskin.'
Jelas sekali gosip ini memancing banyak wartawan mendatangi Big Hit dengan berbagai macam pertanyaan. Belum ditambah haters merajalela dan menghujat Bangtan terutama dirimu.
Kamu tidak pernah terpikir untuk membalasnya. Kamu memilih meredamnya dalam hati.
"(Y/n)-ah, kamu yakin tidak apa-apa?" tanya Jimin pertama kali setiap kalian latihan.
"Ya tentu, aku jelas baik-baik saja. Hyung tidak perlu khawatir," jawabmu memasang senyum tipis.
"Tapi mukamu tidak menunjukan kalau kamu baik-baik saja," lanjutnya. "Kau bisa cerita pada members. Kita keluarga bukan?"
"Bukan. Kita bukan keluarga," gumammu kecil.
Aku bahkan membohongi kalian. Apa itu yang disebut keluarga? Membohongi anggota lainnya untuk keuntunganmu sendiri? That's why I hate being like this.
"Kamu anggota keluargaku. Jadi ayo kita berbagi beban!" lalu Jimin tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.
"Benarkah? Kalau benar, aku sangat berterima kasih," bisikmu lalu berlalu melewati Jimin yang masih menatap punggungmu menjauhinya.
Malamnya kalian berkumpul dan saling curhat.
"Hey (y/n)-ah," panggil Namjoon setelah melepaskan stressnya.
"Ne?"
"Apa gosip itu benar?" tanya Namjoon hati-hati. "Ah kalau itu terlalu menyinggung privasimu, kamu tidak perlu menjawabnya."
"Bagaimana ya. Sebenarnya, aku tidak pernah punya orang tua," jawabmu menengok ke langit-langit ruangan itu. "Dan aku ingin merasakan rasanya punya orang tua."
"Ah begitu ya. Pasti sedih tidak punya orang tua," bisik Namjoon yang tampaknya menyesal karena ucapannya.
"Tampaknya hyung salah paham," lanjutmu setelah mendengarnya mengucapkan itu.
"Aku tidak pernah MERASA memiliki orang tua," tegasmu menekan intonasimu.
"Kenapa? Apa kamu benar-benar hasil dari hubungan gelap?" tanya Suga langsung to the point.
"Engga sih. Gimana ya ngomongnya. Apa kalian pernah tinggal di kolong jembatan lalu dipungut seorang bapak yang menjadikanmu tempat pelampiasannya lalu akhirnya dibuang dan kembali dipungut seorang pasangan yang menurutmu kamu bisa percaya namun rasa 'percaya' itu dihancurkan di depan matamu?" jelasmu yang membuat semua member terdiam termasuk Yoongi.
"(Y/n)-ssi, kamu dendam dengan orang tuamu?" tanya Jungkook menatapmu lekat.
"Dendam? Tidak. Lebih tepatnya aku tidak peduli," jawabmu melihat ke atas lalu menatap Jungkook yang sudah menunduk memainkan ujung bajunya.
Keheningan meliputi ruangan. Kamu merasa bersalah karena membuat mood member jadi tidak enak.
"Ah lupakan. Ngomong soal orang tua, aku sudah merasakannya koq. Aku punya orang tua disini yaitu Jin hyung dan Hoseok hyung. Mereka pasti akan selalu mengomel seperti Ibu," jelasmu yang berhasil menaikan mood.
"Hey! Aku bukan ibu! Aku ini worldwide handsome tau!" Jin mengoceh tentang ketampanannya.
Setidaknya aku tau kalau kalian bisa kupercayai bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal || Park Jimin ✔
Fanfiction"Kamu telah memberiku keberanian menghadapi dan untuk hidup. Karena itu terima kasih dan maaf," -(y/n) "Aku akan mencarimu, aku ingin melihatmu sekali lagi, tolong jangan pergi," Park Jimin Kamu seorang yeoja yang bergabung dengan Bangtan karena mem...