Thank you Park Jimin

1.5K 157 14
                                    

Esoknya kamu bersiap naik ke panggung bersama member lain. Tampaknya mereka sedikit risih dengan kehadiranmu. Mereka tidak lagi mengobrol denganmu. Mereka hanya berdiam diri saja. Hanya Jiminlah yang mengajakmu ngobrol. Hanya dia. Ya. Menyedihkan.

"Hwaiting!" semangat Jimin pada setiap member sambil memeluk mereka satu persatu. "Aku tahu kalian tegang tapi berusahalah!"

"Ne, gomawo hyung," ucap Jungkook membalas pelukannya.

"Btw, (y/n)-ah! Hari ini aku akan menyanyikan lagumu lho! Kita duet kan?" ucapnya semangat sekali. Kamu hanya bisa mengangguk.

"Aku belum latihan sih tapi semoga lancar hehe."

"Iya ya."

Kamu hanya tersenyum kecil melihatnya melakukan hal seperti anak kecil. Namun perlahan senyuman itu berangsur hilang.

Tidak berapa lama seorang staff memanggil kalian menuju panggung dimana semua Army ada disana.

"Ayo," ajak staff mempersilahkan kalian tampil.

Kakimu kini sudah berada di panggung. Tubuhmu juga. Namun tidak dengan jiwamu. Jiwamu kini sedang ketakutan setengah mati. Ia mungkin berusaha untuk kabur dari raganya kini.

Kalian menari seperti biasanya dengan disertai teriakan para army. Namun sekarang tidak lagi kau dengar namamu. Hanya sedikit dari mereka yang masih memanggilmu. Mungkin mereka sudah membencimu begitulah pikirmu.

"... I'm Fine..," tutup Taehyung mengakhiri lagu yang kalian kenal.

Lalu tiba waktunya untukmu dan Jimin menyanyikan lagu baru yang telah dijanjikan sebelumnya.

Kamu mengambil nafas dalam-dalam. Gugup. Walaupun Jimin yang memulai pertama tetap saja rasa gugup terus menghantuimu. Karena lagu ini akan menjadi lagu perpisahan untukmu.

"Bunga bermekaran
Di taman yang indah
Bagaikan dirimu
Yang menjadi cerminan jiwaku

Wajahmu yang terlihat dalam mimpiku
Menolak lupa namamu
Aku ingin menjadi bagianmu
Namun aku hanyalah bayanganmu

Begitu dekat
Namun sangat jauh
Mengapa aku tidak tahu
Kalau aku menyakitimu
Kalau aku menjatuhkanmu

Waktu lalu kau pernah berkata
Jangan menangis
Namun apa dayaku
Menahan semua ini"

Lagu itu kemudian dilanjutkan olehmu.

"Mungkin benci menutupi hati
Aku hanya ingin berterima kasih
Sekali lagi
Sebelum aku menghilang

Setumpuk salju yang pernah kau tumpuk
Jauh didalam hatiku
Adalah keberanian untuk hidup
Keberanian untuk menyayangi
Keberanian untuk mencintaimu

Senyum kecilmu
Sedikit banyak melukaiku
Bolehkah tanganku mengusap rasa lelahmu?
Mengusap kekecewaanmu
Tapi semua itu menyelinap lewat ruas jariku

Walau semua hanyalah pura pura
Walau aku mengecewakanmu
Walau semua sudah berakhir"

Lalu kalian bernyanyi berdua. Jimin note tingginya dan kamu melengkapi sehingga menjadi lebih baik dari yang pertama kau kira.

"Kau selalu ada
Menjadi bagian nostalgiaku
Menjadi sebagian besar hidupku

Karena itu aku ingin
Senyummu selalu mengembang
Kakimu terus menari
Suaramu yang terus menyentuh

Ketika kita berpisah
Ketika kita berakhir
Teruslah berjuang
Karena aku pun akan melakukannya

Karena itu
Aku sungguh berterima kasih
Telah bersamaku
Sampai akhir"

Lagu itu berhenti saat Jimin dan kamu sama-sama menyanyikan note yang sangat tinggi. Kemudian perlahan suara tepuk tangan menggema di seluruh ruangan konser. Kamu menatap lautan army bomb yang terus bergerak. Jimin hanya tersenyum mengetahui semuanya berjalan lancar.

"Jeomal gomawoyo, army," ucapmu membungkuk terharu. Matamu kini berkaca-kaca. "Jeomal gomawo."

"Gwaenchana (y/n) eonni! Gwaenchana!" teriak seorang army yang memecah keheningan saat hanya ada suara tepuk tangan.

"Gwaenchana!" teriak mereka bersamaan. Lalu tanpa diduga mereka melakukan sebuah project.

Mereka menyalakan army bomb mereka dan itu bertulisan "Stay strong! We love u always"

Serta mereka menyanyikan 2!3!

Betapa manisnya mereka. Aku ternyata salah paham.

Tak kuasa menahan air matamu, kamu menangis tersedu-sedu. Jimin juga ikut terbawa suasana. Ia juga menangis dan memeluk dirimu yang kini sedang menangis keras.

Member lainnya pun ikut memelukmu. Mereka berbisik, "Mianhae (y/n)-ah. Nado saranghaeyo."

"Mianhae..! Army, saranghaeyo..!" teriakmu disela tangisanmu membuat semuanya terbawa susana. Hampir semuanya menangis. Hampir tidak ada yang berhasil menahan air matanya jatuh.

"Army, aku akan keluar dari group," ucapmu sesudah suasananya sedikit lebih baik.

"Wae?!?" teriak mereka kaget. "Jangan! Wae?! Jangan lakukan itu (y/n) eonni!"

"Kalian sudah tahu kalau aku seorang perempuan. Mengapa kalian bersikeras untuk menyuruhku tinggal? Aku bahkan tidak punya hak untuk memperlihatkan mukaku disini," ucapmu disambut tamparan keras dari Jimin.

"Apa masalahnya jika kamu perempuan hah?! Kenapa kau tega meninggalkan kami?! Jawab aku (y/n)-ah!!" bentaknya benar-benar marah.

"Kenapa kamu yang marah? Apa aku pernah menamparmu?"

"Bukan itu masalahnya! Kenapa kamu meninggalkan kami?? Setelah semuanya, kamu pergi seenak jidat?!" teriaknya kembali.

Air matamu jatuh.

"Kenapa? Aku membohongi kalian. Dan aku menjatuhkan nama kalian. Aku tahu diri Jimin. Aku tidak ingin kalian jatuh karena aku! Bisakah kalian mengerti?? Terutama kau Park Jimin!!"

Jimin hanya diam. Army menangis. Member lain mematung. Tidak memberi pembelaan sama sekali.

"Lalu kenapa? Apa salahnya?" tanyanya lagi.

"Aku hanya tahu diri. Dan lagi, aku juga ingin berterima kasih untuk semuanya yang telah kita lalui. Aku benar-benar bahagia. Terima kasih. Dan sehabis ini aku akan kembali ke tempatku yang seharusnya," ucapmu menutup pertengkaranmu.

Kamu membungkuk pada army dan hanya terdengar, "Jangan pergi (y/n) eonni."

"Aku belun siap melepaskanmu (y/n)," Jimin berkata dengan suara yang menyiratkan kesedihan.

Kamu menatapnya. Terlihat air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya. Sungguh. Ini hal yang paling tidak ingin kau lihat. Mengapa dia menangis?

Kamu membuang muka dan berjalan mendahuluinya. Setelah kembali ke dorm kamu membawa semua barangmu dan berpamitan pada setiap member, staff, periasmu, dan PD-nim.

Kamu juga tidak lupa memberika setiap member surat kecil dan menyelipkannya pada buku kesukaan setiap mereka. Kamu mengelus pinggiran ranjangmu dan tersenyum. Lalu kamu pergi ke luar negeri tanpa memberi tahu siapa pun kalau kamu akan pergi ke mana.

Terima kasih Korea. Terima kasih Bangtan. Terima kasih Park Jimin. Kamu telah memberiku keberanian menghadapi dan untuk hidup. Karena itu terima kasih dan maaf.

Crystal || Park Jimin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang