Sore di Pondok Umbul Sidomukti.
Kurentangkan kedua tanganku menghadap hamparan bukit luas. Aku bersama teman temanku menikmati suasana balkon dan taman depan pondok kami. Udaranya sangat dingin dan suasana masih sangat ramai. Kamipun duduk dan memesan minuman dan makanan ringan sekedar menghangatkan badan sambil menikmati udara yang sangat syahdu.Ehemm..
Mataharipun mulai tenggelam keperaduannya. Aku melihatnya di ujung ufuk barat dan sepertinya mataharipun enggan turun ke peraduannya seakan tau perasaanku yang bimbang dan enggan juga untuk beranjak dari tempat ini.Ya sekedar melupakan sejenak semua kebimbangan dalam hatiku akan mas bhakti dan bang panji.Pelayan pun datang menyuguhkan pesanan kami.2 cangkir vanila latte dan 2 tiramisu ditemani roti bakar coklat kejupun tersaji dimeja.
Tak lama handphone ku berdering. Ternyata dari bang panji.
Tiba tiba saja hatiku jadi gundah ada rasa senang sekaligus ragu. Jantungku berdetak memberi arti seakan memberi tanda bahwa raga ini semakin ingin melihat sosoknya yang sudah sekitar 3 tahun ini tidak pernah bersua.Dulu ..
3 tahun yang lalu
ia begitu imut dan manis. Badannya kecil agak kurus rambutnya cepak. Agak hitam dan menurutku kurang perawatan karena wajahnya kusam waktu itu. Ya maklumlah dikurung selama kurang lebih 7 bulan dalam tempaan kawah candra dimuka. Terakhir kali aku melihatnya dia hanya tersenyum saat dia dipanggil oleh alm. kakakku. Keringatnya bercucuran tapi segera ia mengisyaratkan akan segera pergi waktu itu. Akupun dulu tak menghiraukannya. Ah sekarang ada apa gerangan yang membuatku bimbang dan galau seperti ini. Masihkah dia seperti yang dulu ataukah ia sudah banyak berubah??Ish.Aku malah melamun. Temanku Tika membuyarkan lamunanku.
"Beibs.. Ada telepon tu. Beibss...eh ni orang dipanggil juga malah bengong."
"Hmmmhmm. Eehhh ya ya.. " jawabku dengan terbata.
Kulihat handphoneku. Telepon dari bang panji pun sudah terputus. Ah kamu ini mikiran apa sih .Tu kan terputus telefonnya. Batinku.
Teman temanku pun semakin menggodaku.
"Duh yang lagi kasmaran. "
"Hmm.. Iya nih jinak jinak merpati"
"Asyekk yang otw gak jomblo kalau udah berhasil nih tembakannya wajib syukuran pokoknya"Ih. Apaan sih. Tika. Esti dan Dian silih berganti menggodaku.Suasanapun ramai dan aku terhibur dengan candaan mereka. Ah mereka sahabat terbaikku. Unch.. Unch..
Tak berapa lama kemudian bang panji kembali meneleponku.
"Dari siapa tuh yachhh. Hmmmhh Telpon melulu... " Esti dengan nada alaynya.
"Bang Panji nih. " galauku.
"Udah aku yang angkat aja wes teleponnya. Kasihan dari tadi kok gak dipeduliin. " Tika sambil mengambil handphone milikku.
"Eh... Janganlahhh plisss balikin. Iya aku angkat deh. " rajukku.
Kutekan tombol yes sambil beranjak menjauh dari keriuhan teman temanku dan panggilan kamipun tersambung.
Deg.. Deg... Deg.. Jantungku sedang tak bisa aku kondisikan."Assalamualaikum. Dek" suara bang panji dengan merdu.
"Walaikumsalam bang panji. " aduh kaku banget yah ini.
"Dek. Maaf. Ini abang sudah sampai dijawa. Abang sudah dirumah. Abang mau ketemu adek sebentar saja karena waktu abang gak banyak. Bisa abang datang kerumah adek? " hhmmmm duh halusss banget nih pak tentara ngomongnya. Bikin melelehhhh..
"Ehmm.. Ehmmmm.. Kerumah??" jawabku agak lama dan tentunya agak bingung.
"Iyaaa mau kerumah adek ni abang. Masa iya abang mau nemuin adek dijalan. "Bang Panji menegaskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Panji
RomancePerfect blend of true story and imajinasi author tentang cinta yang sejati.. Dua insan seorang prajurit dan gadis belia yang terpisah karena perjodohan. Kesabaran dn ketulusan harus mengalah demi kepatuhan pada orang tua. Akankah cinta sejati merek...