Part X

99 9 0
                                    


Akankah kita bisa terus bersama mencipta bahagia?
Seperti angin dan air di hamparan pasir ditepi pantai ini
Samudra menenggelamkan semua beban penatku
Matahari senja membawaku sejenak melayang syahdu hingga diufuk merah
Jemari tanganku...
Kaki ku diatas butiran pasir putih
Hembusan angin menyentuh pipi
Aku berdiri di sini...
Dalam untaian takdir yang Allah ciptakan
Akankah kutemukan cinta yang sejati ?
Dimana gerangan ia?
Siapa sosok yang mampu memberikannya kepada insan sepertiku?
Aku yang sangat jauh dari sempurna
Tuhan..
Pintaku hanya satu untuk imamku kelak..
Biarkan ia berjalan kepadaku
Mudahkan ya Allah..
Hingga hanya dia yang perlu aku miliki di dunia ini.

...
(Tyas 080818)

Author POV

Panji mengajak Tias ke pantai yang hanya berjarak 10 km dari rumahnya. Cukup dekat. Mereka berjalan kaki.

Tias sangat diterima baik oleh orang tua Panji. Panji mengenalkan Tyas kepada orang tuanya.Ketika orang tua nya menanyakan siapakah gerangan yang dibawa bertandang kerumah ia menjawab
'"Jika Allah meridhoi dialah yang akan halal untukku "

Suasana memang sedikit tegang.Tias sedikit marah namun ia hanya menahannya. Tidak ada dalam benaknya akan secepat ini dan seperti ini.Namun ia ingat pesan mamanya supaya berhati hati dalam berkata dan menjaga sikap supaya tidak menyakiti orang lain.
Tias akhirnya hanya berkata
"Mmaaaff sekali bapak ibu. Ini diluar apa yang saya bayangkan.Jujur saya sedikit shock. Saya belum lulus masih banyak yang ingin saya capai untuk membahagiakan orang tua. "

Panji menatapnya pandangan yang tajam sambil memegang tangannya " Tenang kamu bisa mencapai semuanya dan aku akan selalu menemanimu mewujudkan harapanmu."

Orang tua Panjipun hanya tersenyum. Mereka meminta agar segera bertunangan dahulu. Namun Tias menolak karena ini masih terlalu awal dan ia pun mengakui belum sepenuhnya yakin terhadap anak semata wayang mereka. Akhirnya mereka hanya bisa mempercayakan semua kepada Panji dan Tias.

Tiaspun tersenyum lega.Ia menyadari mereka begitu mengerti dirinya. Mereka ikut tersenyum lalu ibu Panji memeluk Tias dengan penuh kasih sayang.

Di Pantai Bandengan Tirto Samudro

Suasana masih agak ramai.Pantai Bandengan memiliki waterspot yang menarik dan cukup lengkap. Pasir putih dengan air laut yang jernih.Perpaduan yang sempurna.
Tyas sangat antusias.Sudah lama kakinya tidak menyentuh pasir. Sakitnya tak dirasakan lagi. Panji pun memegang kepala Tias memastikan dia sudah tidak demam. Panji berlagak serius menempelkan tangannya ke dahi Tias.

"Ih apaan sih. Aku bukan anak kecil tauk. "

"Iya. Cuma mastiin demammu sudah turun.udah sembuh? "Senyumnya agak menggoda.

"Alhamdulilah. Tadi dibikinin ibu bang. salad.fresh..Tau aja aku suka salad plus keju yang buanyak." jawabnya seperti anak kecil yang habis dikasih permen.

"Makannya jangan makan mie goreng terus .Ngirit amat. "

"Idih. Enggaklah. Aku makan bergizi yo empat sehat satu kurang sempurna heee.. "

Mereka mulai akrab. Merekapun bermain banana boat dan jet ski. Karena Panji anak pantai tentunya ia sangat ahli mengendarai jet ski itu.
"Udah siap? "

"Siap????waitttt.. Memang mau ngapain? "

"Kita naik jet ski ya. Udah gatel tangan abang. Udah lama gak pegang. "

PanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang