Part VIII

110 9 2
                                    

Cerita ini tak lagi sama
Meski hatimu selalu dsni
Mengertilah bahwa ku tak berubah
Lihat aku dari sisi yang lain

Bersandar padaku
Rasakan hatiku

Dan diriku bukanlah aku
Tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapi
Kau sempurnakan aku

Dan diriku bukanlah aku
Tanpa kamu menemaniku
Kau menenangkan ku
Kau melegakan aku

Waktu yang telah kita lalui
Buatmu jadi lebih berarti
Luluhkan kerasnya dinding hati
Engkaulah satu yang aku cari

*Tak Lagi Sama - NOAH*

Author POV

Panji datang tanpa ada yang menjemputnya di bandara. Ia pun sudah terbiasa. Setelah menelepon tyas dia pun memutuskan untuk langsung pulang ke Jepara.Sepanjang perjalanan dia terdiam dengan penuh tatapan kosong. Tyas sangat meremuk hatinya. Dari sekian banyak perempuan yang mengejarnya tak satupun ia pedulikan. Hanya karena ada satu nama dalam hati kecilnya.

Kini ia dirumah orang tuanya sendiri karena meskipun dia cuti ternyata orang tuanya masih di Bali untuk urusan pekerjaan. Ya orang tuanya sangat sibuk memang. Mereka mempunyai homeindustri yang produknya sudah melalangbuana hingga keluar pulau. Maklumlah Panji memang sering kesepian apalagi dia anak semata wayang. Namun itu menjadikan dia laki laki yang mandiri dan dewasa bahkan ketika anak anak lain masih bermain main dan merengek minta uang kepada orang tuanya. Panji semenjak kecil sudah sering membantu ayah ibunya untuk membuat pesanan kaligrafi bersama puluhan karyawan ayah ibunya.

Tyas masih bimbang.Terhadap Bang Panji ia merasa agak bersalah akan sikapnya. Sedangkan Mas Bhakti laki laki yang selama ini sering menemani hari harinya tidak pernah menghubunginya sejak dinas luarnya di Jakarta. Dia berusaha sekeras kerasnya dan sekuat apa yang dia mampu untuk menghilangkan semua perasaaan yang ada dalam hatinya. Namun ada satu nama yang selalu mengisi harinya dalam hati kecilnya tanpa ia sadari . Meski ia tak sadar pula bahwa dia sebenarnya tidak mampu menghapusnya dari dalam hati kecilnya itu.

Panji menunaikan sholat di mushala rumahnya. Cukup lama dia berdzikir lalu terdiam.Handphonenya berdering , orang tuanya menelepon mengabarkan bahwa mereka akan tiba esok pagi.Panji pun semakin bingung karena orang tuanya semakin mendesak untuk minta dikenalkan seorang menantu. Orang tuanya kawatir karena Panji selama ini tidak pernah dekat dengan wanita.

Panjipun mengunjungi homeindustri disamping rumahnya. Karyawan ayah ibunya menyapa hangat Panji yang dulu sering berlari larian bermain dan sering membuat potongan potongan kayu yang sudah tertata rapi ambruk seketika.Ya dia dulu sangat usil dan aktif tapi tidak pernah lupa akan shalat lima waktu sedari kecil. Panji yang dulu dengan rajin  bersholawat merdu di mushala rumahnya.

"Ji' Sudah sangat besar kamu sekarang ya.Badanmu udah gak kurus seperti dulu."

"Iya wong sudah jadi tentara pasti kamu sering olahraga. Makin ganteng tenan kamu Ji'"

"Lhah. Mana pacarmu Ji' kok tidak pernah kamu kenalkan sama pakde bude ?"

Berbagai macam pertanyaan Panji jawab dengan keramahan.Canda tawa mereka sama halnya saudara Panji sendiri. Mereka sudah agak berumur sekarang. Sudah sekitar 22 tahun berlalu dan Panji tersadar dia bukan remaja apalagi anak kecil lagi.

Handphone Panji berdering dan terlihat 1 pemberitahuan sms masuk.

"Assalamualaikum mas. Ini Tika teman kuliah Tias. Tias sekarang ada di Pondok Umbul Sidomukti Bandungan.Kami sedang liburan. Barangkali bisa ketemu sama Tiasnya ya. See you mas. Semangat! ".Panji menelepon balik memastikan.

PanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang