Terlambat. Ia benar-benar terlambat. Jam sudah menunjukkan jam 7 lewat 15 menit, dan 15 menit lagi ia harus sudah sampai di kantornya. Suho benar-benar bablas. Semalaman ia mengerjakan pekerjaan kantornya, dan sekarang ia malah terlambat. Dengan waktu 10 menit, Suho mandi seadanya, memakai kemeja, celana dan jasnya, mengambil tas kerjanya—tanpa membereskan kamar, cukuran dan sarapan. Saat tangannya menyentuh gagang pintu keluar, ia ingat satu hal.
Astaga, Chaerin!
Buru-buru ia membuka kamar Chaerin. Gadis kecil itu masih terlelap dalam tidurnya. Dengan cepat, ia mengambil tas pink milik Chaerin, memasukkan beberapa baju, mainan dan jaket ke dalam situ, mengangkat Chaerin dari tempat tidurnya, dan buru-buru keluar dari apartement mereka.
Karena sudah benar-benar terlambat, ia memacu mobilnya dengan sangat cepat. Syukurlah lalu lintas Seoul kali ini cukup lancar. Ia membelokkan mobilnya ke arah distrik apartement, parkir seadanya, mengangkat Chaerin dan buru-buru naik ke lantai 12.
Ia memencet bel beberapa kali, panik. Ayolah, buka cepat cepat cepat, Kai! Batin Suho dan akhirnya trak! Pintu dibuka. Disana berdiri seorang pemuda awal 23 dengan wajah mengantuk. Ia menggosok matanya,
"O—oh? Su—Suho hyung?"
"Cepat buka matamu, bodoh, dan gendong Chaerin!" Seru Suho tidak sabar, membuat Kai, pemuda itu membuka lebar pintu apartementnya, menggendong Chaerin,
"H—hey! Hyung!"
"Aku sudah terlambat, demi tuhan, Kai! Ini! Ini ransel Chaerin! Ia belum sarapan dan mandi! Jaga yang benar, oke? Aku pergi dulu!"
Kai ditinggal dengan wajah bingung oleh kakak kelasnya itu. Setelah Suho pergi, Kai kini merasakan tubuh Chaerin yang bergerak. Anak itu sudah bangun.
"Oh... sudah bangun? Selamat pagi, Chaerin-ah!" Kai tersenyum. Chaerin mengerjap,
"Kai umma... Dad mana?"
Kai menurunkan Chaerin, "Sudah bekerja. Ia terlambat. Aish, ayahmu memang sering terlambat..."
Chaerin menggosok matanya, "Ng... begitu, ya... Kai umma, aku lapar..."
Kai tersenyum, "Kebetulan sekali! Sekarang Sehun sedang membuat pancake, kesukaanmu!"
Chaerin melompat senang, "Yay! Ayo masuk, Kai umma!" Tangan mungil Chaerin menarik ujung kaos biru Kai yang ia pakai. Kai pun mengambil tas pink milik Chaerin, dan menutup pintu.
Memang sudah dua tahun ini, Suho menjadikan Kai dan Sehun—dua adik kelasnya yang kini sedang kuliah semester akhir menjadi tempat penitipan Chaerin. Semenjak istrinya meninggal, di rumah benar-benar hanya ada Suho dan Chaerin. Suho orang yang sangat sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan Chaerin belum waktunya sekolah. Jadi, Suho mengandalkan dua mahasiswa yang mengganggur ini untuk menjaga Chaerin.
Itu tidak masalah bagi Kai dan Sehun, selama Suho memberi mereka uang saku. Chaerin membuat apartement mereka sedikit lebih terisi. Lagi pula, Sehun benar-benar suka dengan kehadiran Chaerin, mengingatkannya pada adiknya yang ia tinggalkan di kampung halamannya.
"Omaigat! Chaerin!" Sehun berseru dari balik kompornya, ia sedang membuat pancake. Chaerin tersenyum dan memeluk kaki Sehun,
"Sehun umma! Satu pancake untukku!" pintanya.
"Tenang saja, Chaerin! Satu pancake spesial~!"
"Yay!"
"Chaerin-ah, duduk disini, jangan dekat-dekat kompor!" Kai mengangkat tubuh mungil Chaerin dan menaruhnya di atas sofa kecil di depan TV. Kai menyalakan TV, dan tayangan Pororo menghiasi layar TV.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Again [Suho x Eunji] ✔️
Romance(DALAM PROSES EDITING) Disaat cinta sudah menjatuhkan mereka berkali-kali, apakah mereka bisa mencintai--lagi? Eunji, seorang penulis yang tidak bisa mencintai lagi karena calon suaminya lari di hari pernikahannya. Suho, seorang ayah satu anak yang...