CHAPTER 04

561 72 5
                                    

Kali ini, Suho tidak bangun terlambat. Ia juga tidak merasa khawatir, seperti pagi-pagi biasanya. Kini ia bisa merasakan pagi yang tenang, dan yang terpenting... ia tidak kekhawatiran atas Chaerin. Tepat seperti perkiraannya, tepat jam 6.30 bel apartemen Suho berbunyi. Itu pasti dia.

Suho tersenyum saat melihat Eunji dengan mantel warna creamnya datang. Gadis itu tersenyum, lalu membungkuk,

"Selamat pagi, Suho-sshi!" sapanya, terlihat ceria.

"Oh, selamat pagi Eunji-sshi. Masuklah."

Suho memperhatikan gadis itu yang masuk, lalu menatapnya.

"Mau berangkat kerja, Suho-sshi?"

Suara gadis itu membuat Suho tersadar, "Ah! Iya. Uhm... kalau begitu... aku titip Chaerin, okay?"

"Okay."

Suho pun mengambil mantel hitamnya, tas, lalu meminum kopi pagi harinya. Saat mau meraih gagang pintu, ia mendengar suara gadis itu.

"A—anu, Suho-sshi."

Suho berbalik, "Ya?"

Perlahan, gadis itu mendekat dan membenarkan dasi yang dipakai oleh Suho. Tanpa sadar, Suho menahan napas. What the hell—

"Nah. Sudah rapi." Eunji tersenyum. Melihat wajah Suho yang menatapnya aneh, Eunji buru-buru mundur dan membungkuk berkali-kali.

"Maaf, maaf! Aku tidak bermaksud... aku hanya—"

Suho memotong, "Hey, tidak apa-apa. Thanks, by the way. Aku memang sedikit bermasalah dengan memakai dasi." Suho terkekeh. Eunji menggaruk belakang tengkuknya,

"Maaf, Suho-sshi. Aku memang gemas dengan sesuatu yang 'mengganjal'. So... uhm, sampai ketemu?"

Suho tersenyum lembut, "Sampai ketemu nanti malam."

Blam.

Suho menutup pintu, lalu menatap lagi dasi yang ia pakai. Awalnya terasa sangat... asing. Selama dua tahun ini... Suho menggeleng keras. Tapi...walaupun begitu... Suho merasa ada sepercik kebahagiaan disana. Sepercik. Tarik napas, Suho. Tarik napas. Tenang.


*


Eunji bernapas lega saat Suho sudah keluar dari apartemennya. Saat itu juga, Eunji mengutuk dirinya sendiri. Apa yang kau lakukan sih, Eunji?! Tangannya kini mengacak rambutnya. Eunji memang punya sedikit kebiasaan yang aneh. Ia tidak suka melihat segala sesuatu yang berantakkan... sesuatu yang mengganjal penglihatannya... dan dasi Suho yang tidak terikat dengan benar termasuk ke dalamnya.

Eunji bodoh, kau tahu betapa awkward situasi tadi? Eunji bisa mendengar hati nuraninya yang berbicara, memarahinya. Eunji mengacak lagi rambutnya, I know, I know, I just can't help it!

Kebiasaan. Eunji selalu membenarkan dasi milik... Cih! Lupakan si sialan itu, Eunji!

"Mom?"

Eunji membeku. Perlahan, ia menoleh. Chaerin berdiri disitu, dengan wajah yang masih mengantuk. Barusan dia bilang... Mom?

"Mom... Oh, kau bukan Mom. Maaf, Eunji eonni."

Eunji tersenyum pahit. Dia pasti memimpikan ibunya semalam. "Selamat pagi, Chaerin-ah!" Eunji melangkah dan mengelus pelan pipi Chaerin, "Sarapan?"

Chaerin mengangguk pelan. "Mm. Oh! Pororo!" matanya kini terbuka lebar sepenuhnya, melompat ke atas sofa dan menyalakan TV-nya. Eunji tersenyum kecil. Dengan satu tarikan napas, ia melangkah ke dapur dan mencari dimana kotak Honey Star. 

Love Again [Suho x Eunji] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang