Bagian 4 : Bidadari Surga Ku

3.1K 202 3
                                    

Wahai Allah...
Jadikan dia sebagai ratu bidadari surga-ku kelak di jannah-Mu.

(Alhubbu Fillah)

••
Bagian 4 : Bidadari surga ku.

Entahlah, akhir-akhir ini, suasana pagi, siang dan malam sangat indah di pandangan Yunus. Pagi ini, setelahnya lelaki itu, melakukan salat shubuh, Yunus mengambil sebuah pena dan kertas. Entahlah, apa yang tengah dipikirkannya. Hanya saja, jari-jarinya terus bergerak menulis sesuatu.

Wahai Allah...
Jadikan Ia sebagai ratu bidadari surga-ku kelak di Jannah-Mu.
Sekiranya perempuan itu tidak mencintai hamba tetaplah cintai ia, Allah.
Sekiranya perempuan itu mencintai hamba jangan buat ia lupa mencintai-Mu, Allah.
Wahai Allah...
Sekiranya perempuan itu berhati mulia, jangan biarkan lisan hamba menyakitnya.
Sekiranya perempuan itu tidak berhati mulia, maka izinkan hamba untuk menuntunnya, walau hamba pun hanya seorang manusia yang hina.
Wahai Allah..
Izin hamba mencintainya karena-Mu.

"Yunus.-
       -Calon Suami mu."

Yunus terkekeh pelan. "Kenapa sekarang aku menjadi terlalu puitis?" gumam Yunus.

Ia menatap langit, "Allah... ada apa dengan hatiku?" lagi-lagi Yunus tersenyum, "Astaghfirullah..."

Yunus menadahkan kedua tangannya. "Wahai Allah... jika dia yang terbaik untukku dekatkanlah hati ini padanya," kata Yunus.

"Aamiin..."sahut suara lembut nan khas itu. Siapa lagi, kalau bukan Nurul, Umi tersayangnya.

"Umi..."lirih Yunus.

Nurul tersenyum hangat. Lalu ia berkata, "Ibnu Taimiyyah berkata, sejatinya Allah menciptakan hati hanyalah untuk menunjukkan cinta kepada-Nya."

Yunus menatap Nurul. "Lalu?"

Nurul menaikan sebelah alisnya. "Lalu, apa?" Nurul bertanya balik.

Yunus berjalan mendekati Nurul, ia berdiri tepat di hadapan Nurul, lagi-lagi ia menatap Nurul. "Yunus tidak boleh mencintai makhluk ciptaan Allah?" kata Yunus.

"Tentu saja, boleh, Putraku," kata Nurul.

"Tetapi..."

Yunus menyanggah, "Apa?"

"Libatkanlah Allah dalan mencintai seseorang, dan cukup, cintailah seseorang itu karena Allah," kata Nurul dengan lirihnya.

Alhubbu Fillah | New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang