Sejak sebulan yang lalu, Yoongi menyadari ada yang aneh dari adiknya itu. Dia suka berbicara sendiri di taman dan di sekolah, dan dia menghilang entah kemana saat malam ulangtahunnya.
Yoongi memang cuek, tapi dia care dengan caranya sendiri. Jadi di sinilah dia sekarang. Duduk di cafe sederhana bersama manusia lain di depannya. Matanya yang sayu karena lelah tidak bisa menghilangkan kesan tegasnya. Sementara bocah di depannya memasang muka mengejek sambil pura-pura membaca buku menunya.
"Jadi, bagaimana pengamatanmu minggu ini?"
"Seperti biasa, dia masih menjaga jarak dengan teman-temannya lalu saat pulang sekolah dia pergi ke rooftop dan berbicara sendiri."
"Kau yakin di sana memang tidak ada orang? Mungkin dia sedang berbicara lewat telefon."
"Tidak. Aku yakin. Bahkan dia pernah mengenalkan 'temannya' ini pada sahabat segengnya. Kebetulan aku juga pernah merekamnya, kalau kau sebegitunya tak percaya."
"..."
Pemuda daegu itu diam sejenak. Berusaha untuk mencerna apa yang terjadi pada sepupunya itu. Satu cangkir americano ia seruput perlahan untuk membunuh migrennya.
"Jadi, apa yang akan kau lakukan padanya? Ini bisa jadi serius."
"Maksudmu?"
"Entahlah, mungkin ia menjadi gila karena ditinggal temannya satu persatu?"
"Jaga bicaramu."
"Hei, aku serius. Kusarankan bawa dia secepatnya ke psikolog. Aku harus pergi sekarang. Jangan lupa transfer upahku ke rekeningku, agust d-ssi."
"sialan..."
.
.
.Esoknya sepulang sekolah
Kali ini Hanna dan Xiumin tidak ke rooftop. Mereka lebih memilih ke ruang musik karena diluar hujan deras. Alunan piano menjadi backsound mereka. Jari Xiumin dengan lincahnya berpindah dari satu tuts ke tuts yang lain.
"Lagunya Yiruma?"
"Hm. When the love falls."
Yang pernah nonton winter sonata pasti tau. Musiknya yang tenang namun bernuansa sendu dipadu dengan air muka Xiumin yang kelewat fokus saat memainkannya menambah kesan tersendiri.
"Bukannya sedih?"
"Menurut gue lebih sedih kiss the rain."
Dentingan piano itu perlahan berhenti menandakan lagu sudah selesai. Hanna bertepuk tangan kecil.
"Jadi keinget dulu. Waktu lo juga nyanyi make piano di sini."
"Hm."
"Lo kaya sedih banget waktu itu. Sampe nangis gitu. Sebenernya lagu itu untuk siapa? Mantan?"
Xiumin menoleh ke arah Hanna dan menjulurkan lidahnya.
"Rahasia."
"Ih -_-"
Kalo diinget-inget lagi, lagu itu lebih cocok dinyanyiin sama orang yang gagal move on. Berlagak pengen benci tapi dalam hati masih sayang.
I still love you
I wanted to tell you,
the one who couldn’t take it anymore and
gave up in the end."Untuk siapa sih?"
"Kepo lo kaya dora :p."
Bangsta -Hanna
"Inisialnya J."
Hanna yang tadinya ambil ancang-ancang mau noyor kepalanya Xiumin langsung diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul [ EXO Xiumin ] ✔️
Fanfic"And in the end, all I learned was how to be strong. ALONE. "