Page 8: Such

1.5K 296 7
                                    

your night is like my day
we are so different from each other
and we decided not to know it

“your night is like my daywe are so different from each otherand we decided not to know it”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jisung-ah,”

Pemuda itu berbalik ketika mendengar suara sang Ibu yang memanggilnya. “Ya?”

“Usiamu sudah menginjak tujuh belas tahun,” Jisung merasakan jantungnya berdebar kencang. “Apa mungkin kau sudah tahu siapa soulmatemu?”

Pemuda itu terdiam. Haruskah ia memberitahukannya pada sang Ibu? Apa ia akan mengalami hal yang sama dengan apa yang kakaknya alami?

“Akhir-akhir ini kami sering melihatmu dengan seorang anak laki-laki dari sekolahmu.” Kami yang dimaksud tentu saja Ibu dan Ayahnya. “Apa mungkin kau sudah mengetahui siapa—”

“Tidak.” Potong Jisung cepat. “Belum. Aku belum mengetahuinya.”

“Lalu siapa pemuda yang sering pulang bersamamu?”

“Hanya teman.”

“Hanya sebatas teman?”

“Sebatas teman.”

Wanita paruh baya itu kemudia pergi tanpa berkata apapun. Jisung menghebuskan nafas lega, kemudian ia menunduk ketika merasakan handphonenya bergetar. Ada pesan dari Minho hyung.

Kata Felix kau mau pergi ke
toko buku di pinggir kota. Mau
kutemani?

Pemuda manis itu segera memasukkan handphonenya ke dalam ransel, lantas keluar dengan langkah cepat-cepat.

***

Seharian ini Minho tak sekalipun bertemu dengan Jisung. Tidak di koridor. Tidak di perpustakaan. Dan bahkan tidak ketika istirahat tiba. Yang dia dapati saat ini hanya Felix yang tengah mengobrol dengan seorang anak kelas lain.

“Oh, hai Minho hyung!” dan bocah itu menyapanya sebelum ia sempat membuka mulut.

“Hai Felix, apa kau melihat Jisung?”

“Ah, Jisung?” Felix memberi isyarat tunggu sebentar pada pemuda di depannya. “Dia sakit, jadi hari ini tidak masuk.”

“Sudah lama?”

Akhir-akhir ini Minho memang jarang melihat Jisung dimana pun. Bukan hanya hari ini, beberapa hari sebelumnya pun mereka jarang bertemu. Terkadang Minho mengirim pesan pada Jisung, seperti minggu lalu saat Minho mengantar Jisung ke toko buku.

Dan hari itu adalah hari terakhir mereka saling bertukar pesan karena Minho pikir mereka pasti akan bertemu setidaknya sekali di sekolah.

“Baru hari ini, kok.”

Felix mengatakan sesuatu pada temannya. Kemudian pemuda itu pergi setelah menyunggingkan seulas senyum pada mereka.

“Kudengar dia soulmate Hyunjin.” Felix mulai berbisik ketika pemuda itu pergi.

“Siapa Hyunjin?”

“Teman sekelasku.” Jawab Felix cepat. “Orangtua Hyunjin tidak mau anaknya berpasangan dengan sesama lelaki, jadi mereka memisahkannya. Aku kasihan pada Seungmin.”

Minho mengasumsikan Seungmin adalah pemuda yang tadi mengobrol dengan Felix. Seungmin terlihat lelah. Senyumannya memang terlihat manis, namun itu tak bisa menutupi keadaannya.

***

Jisung menatap kosong pintu gudang dihadapannya. Kedua tangannya terkulai lemah disamping tubuhnya. Ia tak tahu saat ini siang atau malam. Semuanya gelap. Dan ia lelah.

Suara pintu yang berderit pelan membuatnya mengerjap perlahan. Seorang wanita datang dengan langkah tergopoh.

“Jisung-ah,” isaknya, “maafkan aku.”

Namun ia tak memberikan balasan apapun walau tubuhnya ikut terguncang karena isak tangis kakaknya.

Sekarang ia mengerti.

Han Jisung benar-benar sadar
Ia dan Minho sama, dan itu bukan hal yang baik

Sama, namun berbeda di saat yang bersamaan

Terlalu berbeda.







TBC

Maaf aku lama banget updatenya huhuhuhu keselip-selip sama kegiatan di kampus dan aku agak sulit buat bagi waktunya :(
Makasih buat yang mau nunggu dan vomment walau kayaknya ff ini agak hilang feel karena neomu neomu neomu slow update :")

sonder || minsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang